Gaya Hidup Komunitas

Komunitas

Mereka Terus memuji-muji Allah dan disenangi oleh semua orang. Setiap hari jumlah mereka terus bertambah” (KPR 2 : 47)

 

Gaya hidup berkomunitas ternyata sudah dimulai sejak zaman murid-murid Tuhan hidup setelah kenaikan Yesus. Orang-orang yang bertobat di bawah pelayanan mereka di Yerusalem berjumlah ribuan orang, tidak ada gedung gereja yang sanggup menampung mereka semua. Sementara itu mereka membutuhkan sebuah forum untuk berkomunitas. Akhirnya mereka berkumpul baik di bait suci, di rumah-rumah tertentu setiap hari untuk memuji Tuhan, mendengarkan pengajaran para rasul, saling berbagi kasih, saling mengadakan mujizat. Ternyata gaya hidup seperti itu menarik perhatian orang-orang lain di sekitar mereka, sehingga dengan sukarela mereka mau bergabung untuk menerima keselamatan.

Dalam kehidupan setiap hari, kita banyak berjumpa dengan komunitas-komunitas, contohnya: komunitas kantor, komunitas sekolah, komunitas lingkungan rumah, dan lain-lain. Tapi pertanyaannya apakah kita yang memberi pengaruh positif atau mereka yang memberi pengaruh negatif? Komunitas dalam zaman rasul-rasul memberi kepada semua anggotanya rasa aman, nyaman tanpa ada rasa curiga atau mencari keuntungan sendiri. Mereka bertumbuh bersama dan dibangun kearah kedewasaan rohani yang semakin lama semakin kuat dan berpengaruh.

Saudara, komunitas seperti itulah yang sedang kita usahakan dan doakan. Dimana setiap anggota jemaat dapat bertumbuh dalam hidup rohaninya dan semakin diberkati dan menjadi berkat. Dan tak kalah pentingnya, memiliki etos Rajawali yang unggul, yaitu: rajin, andalkan Tuhan, jujur, antusias, wawasan luas, akur, luwes, dan inovatif.

 

Bangunlah gaya hidup komunitas yang baik, positif, dan rohani, sehingga mampu berpengaruh bagi banyak orang untuk datang kepada Kristus.

 

Artikel oleh: June 23, 2016   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Acts (Renungan Alkitabiah dari Kitab Kisah Para Rasul)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda