Bersedia Dihancurkan

Bersedia Dihancurkan

“Ucapan ilahi tentang Moab. Sungguh, dalam suatu malam Ar-Moab sudah dirusakkan, dibinasakan; sungguh, dalam suatu malam Kir-Moab sudah dirusakkan, dibinasakan!” (Yesaya 15:1)

 

Pertobatan sejati adalah meninggalkan tuntas dosa-dosa, dan bersedia mulai dari awal. Bila masih ada dosa yang digenggam erat-erat dan enggan untuk dilepaskan, itu berarti orang tersebut belum sungguh-sungguh bertobat. Ucapan ilahi terhadap Moab membuktikan bahwa Tuhan masih memperhatikan bangsa-bangsa lain. Tuhan tidak ingin hanya menghukum mereka, tapi juga ingin mereka bertobat. Berita penghukuman yang akan menimpa Moab (ay.1) membawa kepada perkabungan nasional secara besar-besaran (ay.2-6), dan disertai ratapan yang memilukan (ay.5-9). Semua itu agar bangsa Moab bertobat dan meninggalkan segala hal yang jahat dimata Tuhan.

Apa yang harus mereka lakukan? Mereka harus berpaling dan meminta petunjuk kepada Tuhan yang dikenal sebagai Tuhan bangsa Israel. Hal ini tentu, tidak mudah bagi Moab untuk berharap kepada Tuhan, karena mereka “tinggi hati” (ay16: 6), untuk mengakui bahwa mereka membutuhkan pertolongan Tuhan. Justru itulah pengakuan itu yang dituntut TUHAN. Pertobatan sejati dimulai dari mengaku diri tidak ada apa-apanya, hanya mencari dan menantikan uluran belas kasih Tuhan (ay.13-14).

Seperti Moab, seringkali yang menghalangi kita untuk bertobat adalah kita terlalu sombong untuk mengakui bahwa kita tidak berdaya terhadap dosa. Jadi kita harus bersedia dihancurkan dan bersedia untuk mulai dari awal, supaya Tuhan bisa membentuk kita menjadi baru, tak bercacat, dan sempurna.

Yang merintangi kita dari pembaruan hidup yang berarti, bukan karena Tuhan tidak bersedia, tetapi karena kita tidak terbuka kepada-Nya.

 

Artikel oleh: May 19, 2016   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Isaiah (Renungan Alkitab dari Kitab Yesaya)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda