Tanda 666

666

Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam. (Wahyu 13 : 18)

 

Tanda 666 pernah ditafsirkan sebagai “Internet”. Karena dalam bahasa Ibrani w = 6, www = 666 dan pengguna internet tangannya di keyboard  dan dahinya menghadap monitor.  Internet adalah sebuah sarana yang netral  baik atau buruknya ditentukan oleh penggunanya. Jika penggunanya baik, internet bisa dipakai sebagai sarana Allah untuk membangun dan menyelamatkan banyak orang.  Jika penggunanya jahat, internet bisa dipakai  sebagai sarana Iblis untuk menyesatkan dan membinasakan banyak orang. Tanda 666 pernah ditafsirkan sebagai barrcode. Sekarang ini, tanda 666 sedang ditafsirkan sebagai pemberian chip yang dipaksakan di tanam di tangan dan dahi manusia.   Menafsirkan tanda 666 sebagai internet, barrcode dan chip bukanlah “eksegesis” – menarik keluar arti asli sebagaimana dimaksudkan oleh penulis dan penerima mula-mula  tapi “eisegesis” – memasukkan pemikiran sendiri ke dalam teks Alkitab.

Di Perjanjian Baru, mengenai orang percaya yang sungguh milik Kristus , maka tandanya bersifat rohani yaitu kehadiran Roh Kudus di dalam hati orang percaya (2 Kor 1:21-22).  Oleh karena itu, sangatlah Alkitabiah untuk meyakini bahwa tanda seseorang milik antikristus juga bersifat rohani, bukan sesuatu yg lahiriah dan mudah terlihat.  Di Perjanjian Lama, mengenai mereka yang sungguh-sungguh umat Tuhan, maka tanda di hati dan dahinya bersifat rohani yaitu pikiran yang selalu bertaut kepada TUHAN dan tangan yang menaati ketetapan-ketetapan TUHAN (Kel 13:8-9 ; Ul 6:8 ; 11:18).

Makna Alkitabiah tanda 666 untuk masa kini adalah kecintaan berlebihan kepada mamon, sehingga pikiran dan tangannya menjadi sangat materialistik.  Secara lahiriah tidak terlihat, tetapi secara rohaniah sangat merusak.  Tuhan Yesus menasihatkan: “Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan mamon, maka kumpulkanlah harta Sorgawi bukan harta duniawi’ (Mat 6:21-24).  Paulus mengingatkan:  Cinta akan uang adalah akar segala kejahatan (1 Tim 6:9-10), tetapi manusia Allah harus menjauhinya dan mengejar kebajikan illahi.

 

Pada akhir zaman, orang percaya harus lebih waspada karena manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang (2 Tim 3:1-3)

Artikel oleh: December 12, 2015   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Revelation (Renungan Alkitab dari Kitab Wahyu)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda