SETIAP ORANG ADALAH SESEORANG

1 Korintus 12: 12-31

Seseorang

By. Pdt. Rudy Suwardi

 

Di sebuah kota kecil, di daerah pegunungan di Eropa, pada beberapa abad yang lalu, seorang bangsawan sedang memikirkan warisan apa yang akan ditinggalkannya bagi penduduk kota itu. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk membangun sebuah gereja sebagai warisan. Gambar rencana bangunan gereja yang lengkap dirahasiakan kepada masyarakat karena sang bangsawan ingin memberikan kejutan kepada mereka.

Ketika penduduk kota berkumpul untuk melihat gedung gereja yang sudah siap diresmikan, mereka sangat kagum akan keindahan dan kelengkapan fasilitas gedung itu. Semua orang memuji kemegahan bangunan tersebut. Namun ada satu pertanyaan yang diajukan oleh seorang yang hadir,  “Tetapi, mana lampunya? Apa yang akan dipakai untuk penerangan di dalam gedung gereja?”

Tanpa menjawab, sang bangsawan menunjuk pada gantungan-gantungan yang tertanam di dinding. Ia lalu membagikan lampu kepada setiap keluarga dengan pesan agar dibawa pada saat ibadah dan digantungkan di dinding. “Setiap kali kalian hadir, wilayah di mana kalian duduk akan menjadi terang,” demikian penjelasan sang bangsawan. “Setiap kali kalian tidak hadir, tempat itu akan menjadi gelap. Apabila banyak diantara kalian yang tidak datang ke gereja, maka banyak bagian dari rumah Tuhan akan menjadi gelap.”

Bp/Ibu, illustrasi tersebut menggambarkan betapa pentingnya kehadiran setiap jemaat di dalam ibadah di gereja itu. Bayangkan kalau hanya sedikit jemaat yang hadir, gedung gereja itu akan menjadi gelap.

Hari ini saya ingin menekankan betapa pentingnya peran setiap jemaat bagi gereja, bukan sekedar kehadirannya di gereja. Lebih dari itu adalah keterlibatannya dalam semua apek kegiatan gereja. Karena itu kotbah hari ini saya beri judul “Setiap Orang Adalah Seseorang.” Maksudnya, setiap orang yang hadir dalam ruangan ini adalah seorang yang sangat berarti di dalam tubuh Kristus.

Bp/Ibu, Tuhan merancang gereja-Nya atau Tubuh Kristus agar dapat melaksanakan rencana Tuhan di bumi ini sesuai dengan cara yang dikehendaki-Nya. Tuhan ingin membangun setiap otot di dalam tubuh Kristus.  Ia tidak menginginkan ada bagian atau anggota tubuh yang superior atau lebih unggul. Tetapi Tuhan juga tidak menginginkan keadaan sebaliknya, Ia tidak ingin ada anggota tubuh yang dianggap rendah. Tuhan ingin agar setiap orang atau segala sesuatu berada dalam proporsi yang seimbang atau simetris. Tidak ada anggota tubuh yang tidak berkembang. Tuhan menginginkan setiap anggota tubuh berkembang dan menjalankan fungsinya.

Dalam bacaan kita, Paulus sedang membahas tentang pentingnya kerjasama atau teamwork dalam gereja. Kita memang menjadi Kristen secara perseorangan, tetapi setelah menjadi orang Kristen, kita harus berfokus  pada kesehatan, kesatuan dan kesejahteraan bersama sebagai tubuh Kristus.

Dalam perikop bacaan kita, Paulus menjelaskan kepada kita bahwa setiap orang adalah seseorang, karena kita ada bersama-sama di dalam tubuh Kristus.  Mari kita simak beberapa prinsip berikut ini.

1.   Hargai Solidaritas di dalam Tubuh Kristus.

Ayat 12-13 merupakan dasar teologis dari perumpamaan yang digunakan dalam perikop ini. Paulus menjelaskan bahwa setiap anggota tubuh sangatlah penting karena setiap orang percaya adalah anggota Tubuh Kristus.  Ayat 12 menyatakan: Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.

Istilah “tubuh” diperkenalkan pada ayat 12, lalu digunakan berulang kali sebanyak 18 kali di dalam perikop ini. Sedangkan istilah “satu” disebut sebanyak 5 kali dalam ayat 12-13. Karena itu penekanannya adalah pada kesatuan. Tubuh kita yang terdiri dari banyak anggota dipersatukan dalam satu tubuh.

Pada ayat 12 semua orang percaya secara kolektif disebut “Kristus.” Paulus sudah mendapat pencerahan tentang kebenaran ini di jalan menuju Damsyik ketika ia rebah ke tanah dan kedengaran olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?” (KPR 9:4). Ia telah menganiaya orang-orang Kristen dan tidak menyadari bahwa dengan demikian sebenarnya ia sedang menganiaya Kristus.

Saulus, yang kemudian bernama Paulus, akhirnya belajar bahwa setiap orang percaya adalah anggota dari tubuh Kristus. Karena itu, Saudara dan saya adalah anggota dari tubuh Kristus …… dan kita adalah satu tubuh.

Pada ayat 13, Paulus menjelaskan alasan untuk kesatuan gereja, yaitu bahwa kita semua sudah di tempatkan di dalam tubuh Kristus. Ayat 13: Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.

Dengan menggunakan analogi antara tubuh manusia dan tubuh Kristus, kita menghadapi dua masalah pokok yang secara terus menerus mengganggu gereja dan membuat kita tidak dapat menikmati kesatuan di dalam keberagaman.

Ada dua kecenderungan dalam jemaat. Pertama adalah inferiority complex atau memandang rendah diri sendiri. Sedangkan kecenderungan kedua adalah sebaliknya yaitu  superiority complex atau memandang tinggi diri sendiri. Kita harus ingat bahwa Setiap orang adalah seseorang karena kita ada bersama-sama di dalam tubuh Kristus.

2.   Jangan memandang rendah dirimu di dalam Tubuh Kristus.

Pada ayat 14-20 Paulus ingin menekankan bahwa setiap anggota tubuh memiliki peran yang berbeda-beda, tetapi semua bagian itu dibutuhkan supaya tubuh dapat berfungsi sebagai satu unit.

Paulus memperbandingkan dua anggota tubuh yang berbeda, dalam hal ini kaki dan telinga. Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh.” “Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh.” Pada bagian ini, beberapa anggota tertentu mengalami inferiority complex, yakni memandang rendah dirinya.

Ayat 14 menyatakan, “Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.”  Paulus sedang membuat pernyataan yang sederhana tentang suatu kenyataan bahwa setiap bagian tubuh, setiap organ tubuh adalah berharga. Setiap orang adalah seseorang karena kita ada bersama-sama di dalam tubuh Kristus.

Ayat 15-16: (15) Andaikata kaki berkata: “Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh”, jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? (16) Dan andaikata telinga berkata: “Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh”, jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?

Ungkapan “aku tidak termasuk tubuh” muncul, baik pada ayat 15 maupun ayat 16. Hal ini merupakan indikasi dari perasaan tidak berarti. Mereka yang mengalami inferiority complex mungkin berkta: “Tidak ada seorangpun yang memandang aku penting atau bermakna. Aku hanya memberikan kontribusi yang kecil pada pelayanan. Aku tidak benar-benar berarti bagi gereja ini.”

Kaki merasa iri kepada tangan, karena kaki ingin memiliki keunggulan dari tangan. Tangan terlihat secara terbuka oleh orang banyak, sedangkan kaki tersembunyi di dalam sepatu. Kita memakai perhiasan di tangan, tapi tidak di kaki. Tangan bisa main piano atau biola. Tidak heran jika kaki merasa lebih rendah. Ketika voting dalam rapat, tidak ada seorangpun yang mengatakan “angkat kakimu!”, pada umumnya orang mengatakan “angkat tanganmu!” Kaki berpikir, “tangan lebih cekatan, ia bisa mengambil barang-barang dengan mudah.” Kaki memiliki rasa rendah diri karena tangan selalu menjadi pusat perhatian.

Namun, tubuh manusia menjadi tidak menarik jika tidak memiliki kaki. Bp/Ibu, kita menggunakan 200 jenis otot untuk berjalan. Jika kaki anda dan otot-ototnya tidak berfungsi dengan baik, anda tidak dapat bepergian ke tempat yang jauh. Selain itu, jika kaki anda terkilir, seluruh tubuh anda terasa tidak nyaman. Kaki betul-betul sangat penting. Jadi mengapa kaki harus berkata, “Aku tidak masuk hitungan; aku tidak penting; tidak ada seorangpun yang memperhatikan aku, tidak ada seorangpun yang peduli padaku. Ketika aku melakukan apapun, tidak ada seorangpun yang melihat atau peduli kepadaku. Lebih baik aku menyerah.”

Bp/Ibu, Tuhan akan memberi reward atau ganjaran kepada kaki sesuai dengan keberadaannya sebagai kaki. Jika anda mendapat karunia sebagai kaki, anda akan sangat mudah tergoda untuk melihat orang lain yang memiliki karunia seperti tangan dan iri kepada mereka, betapa pintar dan terampilnya mereka, lalu anda merasa tidak berarti sama sekali. Tetapi, Bp/Ibu, Tuhan berharap agar anda mengerjakan bagian anda sesuai dengan karunia yang anda miliki. Ingatlah bahwa setiap bagian tubuh adalah penting. Setiap orang adalah seseorang karena kita berada bersama-sama di dalam tubuh Kristus.

Beberapa jemaat di Korintus yang merasa tidak memiliki karunia yang spektakuler merasa kecil hati dan mulai bertanya, apakah diri mereka mempunyai tempat atau peran di gereja. Karena itu Paulus bertanya pada ayat 17: Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman?” Tubuh tergantung pada kesatuan dari seluruh anggota untuk berfungsi. Sangat lucu jadinya jika tubuh hanya terdiri dari satu jenis anggota.

Jika gereja hanya memiliki jemaat yang seluruhnya adalah gembala atau pengajar, apa jadinya? Intinya adalah bahwa kita memerlukan setiap karunia agar tubuh Kristus dapat berfungsi.

Pada ayat 18-20 Paulus menekankan bahwa Tuhan dengan kedaulatan-Nya menempatkan karunia di gereja sesuai dengan kehendak-Nya. Mari kita simak, ayat (18) Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya. (19) Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh? (20) Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.

Paulus menjelaskan bahwa Tuhanlah yang memberikan karunia kepada setiap gereja dengan cara-nya sendiri. Perhatikan ayat 18, bahwa “Tuhan memberikan anggota suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.”  Gereja adalah tentang kedaulatan Tuhan. Kita menjadi satu karena pekerjaan Tuhan. Setiap orang adalah seseorang karena kita ada bersama-sama di dalam tubuh Kristus.

Selanjutnya, mulai dari ayat 21, kita akan beralih dari masalah rendah diri karena karunia rohaninya, ke masalah tinggi hati. Pada bagian selanjutnya kita akan melihat anggota-anggota yang menderita superiority complex.

3.   Jangan memandang tinggi dirimu di dalam Tubuh Kristus.

Paulus menjelaskan bahwa kita perlu membuang kesombongan rohani karena kita semua saling membutuhkan satu sama lain. Pada ayat 21 Paulus menulis, Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: “Aku tidak membutuhkan engkau.” Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: “Aku tidak membutuhkan engkau.”

Melalui pernyataan ini, Paulus semakin dekat dengan masalah pelik yang sedang dihadapi oleh jemaat di Korintus. Seperti telah kita lihat pada banyak bagian dari surat kepada jemaat di Korintus ini, tinggi hati memang merupakan suatu masalah di antara orang-orang Korintus. Paulus perlu menjelaskan bahwa semua jemaat di Korintus saling memerlukan satu sama lain, dan tidak ada seorangpun yang tidak dapat digantikan.

Bp/Ibu, saya ingin mengingatkan Bp/Ibu pada peristiwa yang dialami nabi Elia di gunung Horeb dalam 1 Raja-Raja 19:18. Elia berpikir bahwa ia adalah satu-satunya orang yang tertinggal yang tidak pernah meninggalkan Tuhan. Tetapi Tuhan memberitahukan kepada Elia bahwa ada 7.000 orang yang tidak pernah sujud menyembah Baal. Tuhan mengganti Elia dengan Elisa. Tuhan juga mengganti Musa dengan Yosua. Tuhan membuktikan bahwa tidak ada seorangpun yang tidak tergantikan.

Pada ayat 22-25, Paulus melanjutkan tegurannya: (22) Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan. (23) Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus. (24) Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, (25) supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.

Paulus menjelaskan bahwa setiap anggota tubuh diperlukan. Tidak ada perkecualian. Anggota-anggota tubuh yang dinilai lebih lemah, kurang terhormat, atau kurang dalam penampilan, semuanya juga sangat penting. Tujuan satu-satunya dari macam-macam karunia adalah untuk membangun tubuh Kristus. Karena itu kriteria yang benar tentang hebatnya karunia apapun adalah manfaatnya bagi tubuh Kristus.

Bagaimanakah aplikasinya bagi gereja? Setiap gereja memiliki orang-orang yang selalu ingin berada di garis depan dan menyukai sorotan publik. Namun sama pentingnya bagi kelangsungan hidup gereja adalah orang-orang yang berada di belakang layar, yaitu mereka yang melayani dengan diam-diam dan setia.

Ayat 26: Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita. Jika anda menderita flu, anda tentu tahu bahwa selesma, batuk atau sakit leher dapat mempengaruhi seluruh tubuh anda.

Sebagai anggota dari tubuh yang sama, kita juga terikat bersama-sama sehingga sebenarnya kita dapat berbagi perasaan yang sama. Apa yang menimbulkan sukacita bagi satu anggota, menimbulkan sukacita bagi seluruh tubuh. Ketika seorang anggota menderita, seluruh tubuh akan terluka.

Kebanyakan dari kita lebih dapat ber-empati pada mereka yang menderita daripada bersukacita dengan mereka yang mendapat penghargaan. Apabila kita yakin, bahwa kita adalah benar-benar satu keluarga, maka seharusnya  terjadi banyak perubahan dalam sikap kita terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain di gereja.

Jika kita bersaudara, mengapa kita begitu sulit melihat seorang jemaat menerima penghargaan? Ukuran kita untuk mengevaluasi citra diri kita sebagai seorang yang memiliki karunia rohani bukanlah anggota jemaat yang lain, tetapi kesetiaan kita untuk memakai karunia rohani tersebut untuk kebaikan keluarga kita sendiri. Kita harus bersukacita atas keberhasilan orang lain, jangan iri atas kesuksesan mereka.

Setelah kita dapat mengatasi masalah rendah diri dan kesombongan rohani, maka sekarang tiba saatnya untuk ………………….

4.   Rayakan keberagaman di dalam Tubuh Kristus.

Ayat 27-28: (27) Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. (28) Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh.

Mari kita renungkan sejenak, apa jadinya Rajawali Family Ministry tanpa orang-orang yang mau melayani,

  • Jika tidak ada yang mau mengajar di Sekolah Minggu, pertumbuhan rohani anak-anak akan terhambat.
  • Jika tidak ada yang mau menjadi WL atau singer, tidak aka nada keteraturan dalam pujian. Masing-masing jemaat akan menyanyikan pujian yang berbeda.
  • Jika tidak ada yang mengurus video dan sound system, mungkin Bp/Ibu tidak dapat mendengar suara saya dan tidak dapat melihat tayangan kotbah.
  • Jika tidak ada tim pemerhati, persembahan tidak dapat dikumpulkan.
  • Jika tidak ada yang memperhatikan maintenance gedung, akan ada atap yang bocor, ruangan dan toilet yang kotor, lampu yang mati dsb.

Masih panjang lagi daftarnya dan tidak akan cukup waktunya jika saya bahas seluruhnya satu persatu. Tetapi kesimpulannya adalah, bahwa tanpa pengerja-pengerja yang setia, kita akan berada dalam kondisi yang kacau.

Selanjutnya kita lihat ayat 29-31 (29) Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, (30) atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh? (31) Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi.

Paulus ingin menekankan, bahwa tidak masuk akal jika setiap orang memiliki karunia yang sama. Keberagaman adalah suatu hal yang sangat penting. Kalau semua jemaat ingin menjadi pembawa Firman, maka hari ini tidak ada yang duduk di ruangan ini untuk mendengarkan Firman yang saya sampaikan.

Saya ingin agar Bp/Ibu membayangkan sedang menyusun suatu puzzle yang besar, yang terdiri dari 500 keping. Setiap keping memiliki bentuk dan warna yang berbeda.  Setiap keping dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan puzzle tersebut. Setiap keping harus berada pada posisi yang tepat. Kalau tidak tepat, akan  ada keping-keping yang letaknya miring dan ada keping-keping yang tidak mendapat tempat yang tepat.

GSJA CWS Rajawali dapat  kita bayangkan seperti sebuah puzzle. Ada beberapa ratus orang yang menjadi keping-keping pada puzzle tersebut. Setiap orang memiliki talenta, kemampuan dan karunia rohani masing-masing. Setiap orang sangatlah vital di dalam gambar puzzle yang besar. Setiap orang sangat penting artinya bagi pelaksanaan fungsi gereja ini. Jika seseorang berusaha melakukan sesuatu yang yang sebenarnya lebih tepat dilakukan oleh orang lain, maka ada dua orang yang tidak berada pada posisi yang tepat. Karena itu, kita semua perlu menemukan karunia rohani kita dan melayani dengan cara yang paling produktif.

Penutup

Bp/Ibu sekalian, Setiap orang adalah seseorang karena kita ada bersama-sama di dalam tubuh Kristus. Apabila Bp/Ibu yakin akan pernyataan tersebut, saya ingin mengajak Bp/Ibu untuk mengaplikasikan 4 prinsip yang kita pelajari hari ini:

 

  1. Hargai Solidaritas di dalam Tubuh Kristus
  2. Jangan memandang rendah dirimu di dalam Tubuh Kristus
  3. Jangan memandang tinggi dirimu di dalam Tubuh Kristus
  4. Rayakan keberagaman di dalam Tubuh Kristus

 

 

Artikel oleh: June 30, 2015   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from 1 Corinthians (Renungan Alkitabiah dari Kitab 1 Korintus)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda