Fokus Pada Tuhan

Fokus Pada Tuhan

“Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya”.

(Pengkhotbah 5 : 10)

 

Tidakkah menyenangkan jika kita benar-benar kaya raya? Masih muda, sudah menjadi milyarder dan mempekerjakan lebih dari dua ribu karyawan di banyak kota. Bertualang dengan kapal pribadi dan mampu melakukan apa saja yang Anda inginkan. Alangkah bahagianya!  Tetapi tahukah Saudara, bahwa Pengkhotbah menjawab semua mimpi itu dengan perkataan tajam, “Tidak!”  Dengan tegas ia katakan bahwa uang atau kekayaan tidak membuat seseorang berbahagia.  Pengalaman Pengkhotbah ini membuktikan sendiri bahwa memang benar segala kekayaan dan kekuasaan tidak menjamin kebahagiaan hidup seseorang.  Jadi apa yang diperbuat oleh kekayaan itu sendiri?

Uang meningkatkan selera, bukan kepuasan (ay 9).  Siapa saja mencintai uang tidak pernah merasa cukup. Memang, seleranya akan bertambah banyak—ia akan mengingini lebih banyak lagi, tetapi tidak akan puas dengan apa yang dia dapatkan.  Ini merupakan teka teki kehidupan yang membingungkan. Kehausan yang tak terpuaskan itu, nyata secara menyolok dalam diri para penjudi, orang yang kaya raya dan orang yang materialistis, yang walaupun banyak uang namun tidak pernah merasa cukup. Dengan demikian, maka uang atau kekayaan bisa menjadi tuan dan memperbudak kita. Tuhan Yesus memperingatkan kita untuk waspada terhadap mammon (Mat 6:19-14).

Kekayaan meningkatkan kekuatiran, bukan ketenangan (ay 11), Alasannya sangat jelas kenapa orang kaya tidak dapat tidur, karena dia kuatir akan semua kekayaannya.  Memang di zaman sekarang ini,  sudah ada alarm tanda pencurian, kotak penyimpanan khusus dan bank.  Jadi, mungkin orang kaya itu tidak dapat tidur karena dia terbaring dalam suasana yang gelisah memikirkan investasinya. Mungkin tingkat bunga naik atau turun mempengaruhi pikiran dan hatinya. Mungkin bursa saham sedang suram atau investasi yang gagal dan banyak hal lain.  Jadi, orang kaya tak bisa tidur nyenyak karena kelimpahannya.

Intinya adalah bukan uangnya yang salah tetapi kita yang mengelolanya. Uang akan menjadi berkat bagi kita jika  diperlakukan sebagai berkat Allah, diterima dengan ucapan syukur dan dipergunakan bagi kemuliaan Tuhan.

 

Seharusnya pusat pujian dan sembah kita hanya terfokus kepada Allah sebagai sumbernya!

 

Artikel oleh: May 22, 2015   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Ecclesiastes (Renungan Alkitabiah dari Kitab Pengkhotbah)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda