A NEW HEART

Yehezkiel 36: 16 – 28

A New Heart

By: Inawaty Suwardi

Bp/Ibu/Sdr sekalian tentunya sudah mendengar tentang mukjizat yang saya alami pada bulan yang lalu. Seperti telah saya sampaikan melalui kesaksian, saya mengalami serangan jantung pada tanggal 27 Maret 2015 sehingga harus dirawat di rumah sakit selama 3 hari. Namun karena penjelasan dokter mengenai penyakit saya kurang informatif, saya mencari second opinion ke dokter spesialis jantung di Singapura. Berdasarkan hasil CT Scan dari rumah sakit di Jakarta, dokter di Singapura menyatakan adanya “total blocking” atau penyumbatan 100% pada pembuluh darah jantung saya.  Karena itu dokter memutuskan untuk memasang sten/ring pada pembuluh jantung saya pada sore hari itu juga.  Tetapi Bp/Ibu, pada proses kateterisasi, dokter tidak menemukan penyumbatan. Dokter mengatakan: “Good news, Mam. No more blocking. It has dissolved.” (Kabar baik Ibu, tidak ada lagi penyumbatan, sudah larut). Karena itu pemasangan sten dibatalkan.

Saya merasa bingung saat itu, kok bisa? Serta merta Tuhan memberitahukan kepada saya bahwa Dialah yang sudah menyembuhkan saya. Hari itu saya belum meminta penyembuhan. Saya hanya berdoa agar proses pemasangan ring berjalan dengan lancer. Karena itu Tuhan mengingatkan saya akan satu ayat: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” (1 Kor 2: 9)

Bp/Ibu, mukjizat yang saya alami menginspirasi saya dalam memilih topik renungan pagi ini, yang saya beri judul A NEW HEART.

Jantung adalah heart dalam Bahasa Inggris.  Namun secara rohani kita menerjemahkan heart sebagai hati, sehingga terjemahannya tentu saja “Hati Yang Baru.”

Ayat 26 dalam bacaan kita pagi ini mengatakan: “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.”

Bp/Ibu, melalui mukjizat saya sepertinya  sudah memperoleh jantung yang baru  atau a new heart. Tetapi Bp/Ibu, dalam dunia kedokteran, untuk memperoleh jantung yang baru orang harus mengalami proses transplantasi jantung. Dalam ayat 26 tersebut, Tuhan  berjanji untuk melakukan transplantasi hati secara rohani kepada manusia, Artinya janji itu diberikan Tuhan 2500 tahun yang lalu.

Dalam suatu proses transplantasi untuk mendapatkan heart/jantung/hati yang baru, diperlukan adanya tiga hal, yaitu: (1) kita memerlukan diagnosa, (2) kita memerlukan dokter dan (3) kita memerlukan donor.

Marilah kita bedah satu persatu.

DIAGNOSA

Pertama untuk menjalani transplantasi jantung, kita memerlukan diagnosa. Alkitab pada ayat 26 sudah memberikan diagnosa bahwa manusia mempunyai masalah yang serius, yaitu hati kita keras.

Heart atau jantung, dalam pengertian jasmani adalah organ berotot yang terletak dalam rongga dada agak sebelah kiri, yang fungsinya memompa darah ke seluruh tubuh melalui  pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang.

Tetapi Bp/Ibu, yang akan kita bahas pagi ini bukanlah heart dalam pengertian organ tubuh, meskipun pengertian jasmani itu kita pakai sebagai analogi. Yang akan kita bicarakan adalah heart atau hati menurut Bahasa Alkitab.

Istilah “hati” dalam Alkitab memiliki pengertian yang jauh lebih luas. Hati dihubungkan dengan roh, dan seringkali di dalam Alkitab istilah hati dan roh sering dipakai untuk pengertian yang sama.

Pada Mzm 51:12, Daud berdoa: “ Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh.” Dalam ayat ini Daud sebenarnya tidak meminta dua hal – hati yang tahir dan roh yang teguh. Daud hanya meminta satu hal, yakni untuk memiliki batin yang  benar-benar bersih. Hati seorang manusia dan roh seorang manusia pada intinya adalah hal yang sama.

Ketika Alkitab berbicara tentang hati, yang dimaksud adalah keseluruhan “batin manusia”. Menurut Alkitab, hati adalah tempat kedudukan dari kepribadian kita, tempat kedudukan dari keadaan emosional kita, tempat kedudukan dari kegiatan intelektual atau pikiran kita, tempat kedudukan dari hasrat, kehendak, kemauan atau keinginan kita. Jadi hatimu adalah siapa kamu. “Your heart is who you are.”  Amsal 4:23 mengatakan: “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.”

Kadang-kadang penggunaan istilah hati dalam zaman modern telah merefleksikan pengertian yang alkitabiah. Kita mengatakan tentang “hasrat hati” – sesuatu yang amat sangat dirindukan oleh seseorang dengan seluruh keberadaannya. Atau kita mengatakan tentang memberikan kepada seseorang “dukungan yang sepenuh hati”, artinya kita mendukung seseorang tanpa pamrih. Atau kita menggambarkan seseorang yang telah memiliki “hati yang berubah” ketika ia berhenti dari suatu kebiasaan atau suatu  sikap tertentu dan memilih cara yang lain.

Jadi, ketika Alkitab mendiagnosa bahwa hati kita keras, kita dapat melihat bahwa kita memiliki masalah yang serius. Tuhan melihat hati kita seperti sebongkah batu. Hati kita tidak melakukan tugasnya; hati kita tidak mengambil inti kehidupan dari Tuhan dan memompanya ke dalam seluruh batin kita.

Jika secara jasmani, hati kita terbuat dari batu, tentunya kita sudah mati, bukan? Itulah gambarannya, bagi Tuhan kita adalah orang yang mati seperti batu. Kita tidak mengasihi Dia. Kita tidak percaya kepada Dia, kita tidak bersuka cita di dalam Dia. Kita tidak taat kepadaNya. Dalam pandangan Tuhan batin kita tampak seperti batu.

Itu adalah keadaan ketika kita lahir. Tidak ada seorangpun diantara kita yang dilahirkan dengan hati yang hidup terhadap Tuhan. Sejak kejatuhan Adam dan Hawa, kita mewarisi suatu cacat pada hati, hati kita keras, terbuat dari batu; batin kita mati terhadap Tuhan.

Nabi Yeremia pada Yer 17:9 mengatakan “Betapa liciknya hati, lebih licik dari segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?

Kita sendiri tidak dapat menyembuhkan hati yang keras seperti batu, betapapun kita berupaya sekuat tenaga, betapapun kita sudah banyak berdoa.

Masalah kita sudah sangat serius dan hanya ada satu harapan. Kita memerlukan transplantasi hati. Kita perlu mengganti hati kita yang sakit dengan hati yang baru dan hidup, hati yang taat.

Pembaharuan itu dijanjikan Tuhan melalui Yehezkiel: “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.”

DOKTER

Diagnosanya adalah kita memerlukan transplantasi hati. Bagaimana kita dapat menjalani proses transplantasi itu?  Tentu saja kita memerlukan elemen ke dua, yaitu dokter.

Transplantasi hati/jantung tidak dapat kita lakukan sendiri. Diperlukan dokter ahli jantung untuk melakukannya.

Demikian juga transplantasi hati secara rohani tidak dapat kita lakukan sendiri. Saya tidak akan memperoleh hati yang baru apabila Tuhan tidak mengoperasi hati saya. Apabila Tuhan tidak melakukan operasi hati itu maka hati saya akan tetap keras dan mati seperti batu.

Kita memerlukan seorang dokter untuk melakukan transplantasi. Tuhan sudah menyatakan, bahwa Dia mampu melakukannya: “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.”

Sebenarnya, janji ini datang pada akhir dari suatu daftar pernyataan “Aku akan”  yang dimulai pada ayat 24. Mari kita lihat ayat 24: “Aku akan menjemput kamu dari antara bangsa-bangsa dan mengumpulkan kamu.” Ayat 25: ”Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih yang akan mentahirkan kamu,” ayat 26 “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.”  Ayat 27 “Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu.”

Itu semua adalah janji-janji Tuhan kepada bangsa Israel. Bangsa Israel sedang berada pada titik terendah di dalam sejarah Perjanjian Lama. Tuhan  menghukum mereka karena ketidaktaatan mereka dan penyembahan berhala yang terus menerus. Mereka telah dibuang dari negeri mereka. Mereka telah dijauhkan dari kuil-kuil berhala mereka. Tuhan sudah menyerahkan mereka kepada bangsa kafir. Mereka tidak dapat berbuat apa-apa untuk menyelamatkan diri mereka.

Tetapi akhirnya, kepada bangsa yang sudah rusak, Tuhan menjanjikan pemulihan. Lebih daripada itu Tuhan menjanjikan pembaharuan. Ia akan memulai awal yang baru dengan bangsa-Nya. Dengan hati yang baru, hati yang taat, dan Roh Tuhan sendiri di dalam diri mereka, mereka akan mampu untuk memulai suatu hubungan yang dalam dan sejati dengan Tuhan. Hubungan itu tidak akan diganggu oleh masalah-masalah lama, tetapi akan menjadi suatu hubungan kasih dan ketaatan. Pada ayat 28, Tuhan mengatakan: “Kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah-Mu.”

Hubungan seperti itulah yang akan terjadi antara manusia dengan Tuhan jika manusia memiliki hati yang baru. Tuhan sudah menjauhkan hati yang keras dan memberikan hati yang taat. Manusia tidak memberi kontribusi apapun dalam proses ini, kecuali hati yang keras. Sang dokter telah melaksanakan seluruh proses transplantasi itu sendiri.

DONOR

Kita sudah membahas dua elemen yang diperlukan untuk transplantasi, yaitu diagnosa dan dokter. Satu elemen lagi yang akan kita bahas yaitu donor. Dari mana kita bisa memperoleh hati yang taat, hati yang hidup dan hati yang berdenyut? Dari siapakah hati itu berasal?

Hanya ada seorang manusia di dunia ini yang tidak mewarisi cacat lahir hati yang keras. Siapa Dia? Anak Allah. Hanya Yesus yang mempunyai hati yang pada dasarnya hangat kepada Tuhan, Yesus memiliki hati yang taat kepada Tuhan.

Pada saat transplantasi hati/jantung  secara medis dilakukan, kita tahu telah terjadi suatu kematian. Pendonor memberikan hidupnya kepada orang lain dengan membayar harga yaitu hidupnya sendiri, biasanya melalui kejadian yang tragis.

Demikian juga dengan transplantasi hati secara rohani. Donornya harus mati. Yesus secara sukarela mati agar kita memperoleh hidup. Hati-Nya yang taat sangatlah baik, sangat memadai sehingga cukup untuk ratusan juta orang di dunia untuk mengganti hati mereka yang keras.

Itu adalah salah satu gambaran yang diberikan oleh Alkitab untuk apa yang terjadi di kayu salib. Karena kematian Yesus, Dia sekarang dapat hidup di dalam kita. Yesus menjadi donor hati untuk kita dan memberikan pengharapan dalam hidup.

Aplikasi

Ijinkan saya bertanya, apakah Bp/Ibu secara rohani sudah mengalami proses transplantasi hati? Kapan?

 

Betul! Ketika Bp/Ibu dan saya memutuskan untuk bertobat dan menaruh iman percaya kepada Yesus Kristus, serta menjadikan Yesus sebagai Juru Selamat pribadi, maka kita mengalami trasplantasi hati secara rohani.

Ketika Bp/Ibu dan saya  lahir baru, kita mengalami transplantasi hati.

Ketika Bp/Ibu dan saya menjadi Kristen, kita memperoleh a new heart, hati yang baru.

Tuhan membersihkan Bp/Ibu dan saya dari dosa-dosa dan masa lalu kita. Dia membuang hati kita yang keras dan memberikan hati baru yang lembut:  hati yang memiliki ciri-ciri pertobatan, ketaatan dan kesetiaan.  Ayat 27 menyatakan Roh Kudus juga diberikan diam di dalam batin/hati kita.  Dengan hati yang baru kita memiliki pengharapan akan hidup yang kekal di Surga.

Selanjutnya, tugas Bp/Ibu adalah menjaga hati yang baru. Secara jasmani jantung baru yang diperoleh melalui transplantasi perlu dijaga supaya tetap sehat dengan konsumsi makanan yang sehat dan tentu saja dengan menjalankan gaya hidup yang sehat.

Demikian juga dengan hati yang baru, kita harus menjaganya. Roh Kudus sudah ada di dalam hati kita. Kita harus peka terhadap pimpinan dan teguran Roh Kudus dalam hidup kita. Kita perlu meminta pengurapan yang baru setiap hari.

 

 

 

Artikel oleh: May 20, 2015   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Ezekiel (Renungan Alkitabiah dari Kitab Yehezkiel)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda