Jagalah Ucapanmu!

Jagalah Ucapanmu

“Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barang siapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat mengendalikan seluruh tubuhnya”. (Yakobus 3 : 2)

 

Berpuluh tahun lalu, seorang pengajar di sebuah sekolah pendidikan guru di Jakarta menasihati para muridnya agar memutar lidah tiga kali dalam mulut sebelum mengucapkan sesuatu jika sedang marah. Maka, akan terjadi sesuatu yang lucu di mulutnya, sehingga ia terhindar dari berkata-kata kasar. Menurut si pengajar, itu adalah pengalaman pribadinya. Dulu sebelum mempraktikkannya berulang kali, ia mengaku sebagai orang yang pemarah.

Ketika kita sedang marah, mulut kita dapat mengeluarkan perkataan yang kasar hanya demi melampiaskan kemarahan tersebut. Padahal sesungguhnya perkataan kasar tak meredakan kemarahan, tetapi justru menyulut api kemarahan itu lebih besar lagi. Itu sebabnya Yakobus dengan tegas meminta supaya kita mengendalikan setiap perkataan yang diucapkan oleh lidah. Memasangkan “kekang” pada lidah—sebagaimana kuda (ayat 3), agar khususnya ketika sedang marah, kita tetap mengawasi setiap hal yang terucap. Apalagi, siapa pun kita, sesungguhnya merupakan “guru” atas orang-orang di sekeliling kita (ayat 1). Panutan bagi orang lain.

Sebuah pesan praktis pernah saya dapatkan dari seorang hamba Tuhan yang mengajarkan tentang think (berpikirlah), setiap kali berbicara.  Yakni sebuah rangkaian langkah untuk menguji perkataan kita: Is it True? (apakah benar?); Honorable? (apakah patut dihargai?); Inspiring? (apakah menginspirasi orang lain?); Necessary? (apakah perlu?); dan Kind? (apakah baik?). Biarlah setiap perkataan kita berkenan kepada Tuhan dan tidak mengucapkan apa yang tak perlu tidak kita ucapkan.

 

Waspadalah dengan setiap ucapan sebab ia berkuasa menghidupkan atau mematikan.

 

Artikel oleh: April 6, 2015   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from James (Renungan Alkitabiah dar Kitab Yakobus)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda