Bersaksi Tentang Allah

“Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar.” (Kis 4 : 20)

Bersaksi

       Seseorang berkata bahwa Injil pada abad pertama disebarkan melalui media yang sangat baik.  Media tersebut adalah teleperson dan hasilnya jauh lebih baik daripada media-media kontemporer seperti telepon, televisi, dll.

Wanita Samaria membawa Injil ke kampung halamannya melalui teleperson.  Dikatakan bahwa, “banyak orang Samaria menjadi percaya kepada Kristus karena perkataan perempuan itu” (Yoh 4:39).  Ketika Petrus dan Yohanes diancam oleh mahkamah agama untuk tidak lagi berbicara di dalam nama Yesus, mereka menjawab,

Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.  Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar” (KPR 4:19-20)

Entah apa yang terjadi?  Gereja Tuhan pada masa kini sepertinya luput membaca kata “tidak” dalam ayat tersebut, sehingga banyak yang justru berkata:

Mustahil bagi kami untuk bersaksi tentang Injil

– kami terlalu sibuk

– kami terlalu capek

– kami terlalu muda

– kami terlalu tua, dlsbg.

Mengapa demikian?  Mungkinkah karena kita lebih takut kepada manusia daripada kepada Allah?  Sebaiknya, saya dan Saudara lebih sering berdoa,

“Ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan Firman-Mu!” (ay 29).

 

Lihatlah betapa cepatnya kabar buruk menyebar sekarang ini! Itu berarti, saya dan Saudara harus lebih bergiat lagi untuk menyebarkan kabar baik. 

 

Artikel oleh: March 13, 2015   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Acts (Renungan Alkitabiah dari Kitab Kisah Para Rasul)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda