Berkat dari Konferensi Misi Se-Dunia Ke-4 Di Bangkok

Spirit Empowered – Mission Today

Pdt. Mamusha Fenta – Ethiopia

4th WAGF World Mission Congress – Bangkok 2015

 

Bacaan: Zakharia 4: 1 – 3

Arif & Mamusha

Pdt. Mamusha Fenta adalah seorang hamba Tuhan dari Etiopia yang dilahirkan dalam keluarga Kristen Orthodox yang sangat kuat. Mereka tidak menyukai aliran Kristen lain khususnya Kristen Injili. Bagi mereka orang Kristen Injili, khususnya Pentakosta adalah orang-orang yang tidak menyenangkan. Oleh sebab itu, ia dan keluarganya sering melempari rumah-rumah ibadah orang Kristen Injili dengan batu. Mereka juga pernah merusak rumah salah seorang pemimpin Kristen Injili. Ia juga menyaksikan bahwa sejak kecil ia selalu diajar untuk menghindari orang yang datang membawa nama Yesus dan Alkitab. Seperti itulah latar belakangnya.

 

Sampai satu saat ketika Pdt. Mamusha berusia 16 tahun, ia bertemu dengan seorang asing yang berkunjung ke negaranya. Ia menjadi sahabat baik dalam waktu dua minggu. Orang tersebut sangat ramah, baik dan menjadi sahabatnya. Namun orang tersebut belum pernah mengatakan tentang Yesus dan Alkitab. Setelah dua minggu masa kunjungannya habis, ia harus meninggalkan Etiopia. Namun, satu hari sebelum mereka berpisah, Mamusha muda mendatangi temannya ini untuk mengucapkan selamat tinggal. Tapi ketika mereka bertemu, satu pertanyaan temannya yang mengejutkan dirinya, “apakah engkau pernah membaca Alkitab?” Ia sangat terkejut dengan pertanyaan itu. Ia tidak dapat berpikir bagaimana harus menghindari pertanyaan itu. Mereka berteman baik, dan selama 2 minggu bersama-sama, temannya tidak pernah bicara sama sekali tentang Alkitab dan Yesus. Lalu dengan perasaan malu (sebagai orang Kristen Orthodoks), ia berbohong bahwa ia sering membaca Alkitab.

 

Lalu temannya ini mulai membacakan beberapa ayat-ayat Alkitab yang sebenarnya belum pernah ia dengar seumur hidupnya. Temannya ini membaca, hanya membaca dari Alkitab bahwa Allah mengasihi dunia sehingga Ia menyerahkan AnakNya yang tunggal, Yesus Kristus untuk menyelamatkan dunia ini. Lalu dibaca juga bahwa semua orang sudah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Dan dengan banyak ayat-ayat lain, temannya terus membaca dan Mamusha muda ini hanya mendengar saja. Setelah semua selesai, Mamusha pulang ke rumahnya. Dan sepanjang malam itu ia tidak dapat tidur. Ini adalah kejadian pertama seumur hidupnya. Suara temannya dengan semua perkataan Firman Tuhan terus terdengar di telinganya sepanjang malam itu. Dan itu mengganggu dirinya sehingga dia tidak dapat tidur dan gelisah.

 

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali ia berlari kembali untuk menemui temannya sebelum pulang ke negaranya. Dan ketika mereka bertemu kembali, temannya bertanya, “Apa yang terjadi dengan dirinya?” Ia kelihatan sangat “kacau.” Dan ia bertanya balik kepada temannya, “Justru saya ingin bertanya ada apa dengan saya?” Lalu ia menceritakan bahwa suara temannya berbicara tentang Firman Tuhan terus menerus ada di telinganya sepanjang malam. Dalam keadaan seperti itulah temannya mulai berbicara lebih banyak tentang Tuhan Yesus kepada Mamusha muda. Dan sejak hari itulah Mamusha mengenal Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juruselamatnya.

 

Pada tahun 60an, tidak ada satupun Kristen Injili di Ethiopia. Di tengah-tengah situasi politik, ekonomi, sosial yang sangat tidak kondusif, Kekristenan tubuh di Ethiopia. Dan pada hari ini, 29% dari populasi di Ethiopia adalah Kristen Injili. Ini semua adalah pekerjaan Roh Kudus. Hanya RohNyalah yang membangun GerejaNya melalui jemaatNya. Dia bekerja melalui setiap kejadian-kejadian dalam kehidupan umatNya dengan tujuan membangun GerejaNya. Ada banyak kesaksian di mana orang sakit disembuhkan dengan cara yang ajaib, dan dengan cara itu Gereja berdiri di Ethiopia. Namun sebaliknya, ketika seorang sakit yang didoakan meninggalpun, Gereja berdiri di Ethiopia. Bagaimana itu bisa terjadi? Kuasa Roh Kudus menyertai umatNya.

 

Suatu ketika, ada seorang yang sudah sangat sakit di sebuah desa di Ethiopia. Tidak ada seorangpun yang mau mendekat kepada orang sakit tersebut karena sudah berbau. Dan ketika didoakan, ia tidak sembuh, malahan meninggal dunia. Hamba Tuhan yang mendoakannya segera membersihkan jenasah itu dan bersama dengan anggota gerejanya, mereka menguburkan jenasah tersebut. Mereka harus membawanya dengan susah payah. Melihat kejadian tersebut, seluruh masyarakat desa tersebut sangat tersentuh oleh kasih yang diperlihatkan hamba Tuhan dan jemaatnya tersebut. Mereka bertanya bagaimana mungkin ada orang yang begitu memperhatikan orang sakit tersebut dan mau bersusah payah menguburkannya. Dan melalui kejadian tersebut banyak penduduk desa memberi diri mereka untuk diajar kebenaran Firman Tuhan dan mereka diselamatkan. Maka berdirilah satu Gereja di desa tersebut. Roh Kudus dapat melakukan berbagai macam cara untuk membangun GerejaNya. Ia bekerja bersama dengan jemaatNya yang mau dipakai dengan cara yang kreatif dan dinamis.

 

Tidak ada yang salah dengan semua sekolah Alkitab, pendidikan tinggi, teknologi dan strategi untuk menjangkau dunia ini. Yang harus kita waspadai adalah jangan sampai semua itu menggantikan pekerjaan Roh Kudus dan ketergantungan kita kepada Roh Kudus. Ijinkah Dia mengerjakan pekerjaanNya melalui hidup kita, melalui semua sumberdaya kita untuk membangun GerejaNya dalam dunia ini. Roh Kudus adalah Sang Pemberdaya yang mengerjakan misi surga melalui Gereja dalam dunia ini.

Artikel oleh: March 3, 2015   Kategori : Umum  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda