KASIH DALAM PERSAHABATAN

Kasih Persaudaraan

Pengkotbah 4: 9 – 12

Oleh: Pdt. Rudy Suwardi

 

Ada dua orang prajurit yang sangat dekat satu sama lain. Pada suatu pertempuran, sebuah peluru menembus tubuh salah seorang prajurit. Sahabatnya sedang berada di dalam lubang persembunyian. Ia melihat semua yang terjadi. Ia ingin menyelamatkan sahabatnya tetapi komandannya mencegahnya. “Sudah terlambat! Temanmu sudah tewas.”  Tetapi ia tetap berlari dibawah desingan hujan peluru. Ia menggendong sang sahabat di punggungnya dan berlari kembali ke dalam lubang persembunyian. Tetapi sahabatnya sudah tewas. Selain itu dirinya  juga mengalami luka tembak. Komandannya sangat marah. “Lihat apa yang sudah kamu  lakukan! Betapa sia-sia!” Prajurit itu menjawab, “Tidak, Pak. Ketika aku sampai disana, ia masih hidup. Sebelum ia meninggal ia berbisik, “Aku tahu engkau akan datang untuk-ku. Aku tahu engkau tidak akan meninggalkan aku.”   Ia adalah seorang sahabat yang sejati.

Penulis  Kitab Pengkotbah ingin agar kita mengerti bahwa Persahabatan adalah sebuah investasi yang amat berharga. Ayat 9 menyatakan: “Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka.”  “Upah yang baik” dapat juga diterjemahkan sebagai “pendapatan atau hasil yang baik” yang diperoleh dari suatu investasi yang tepat atau penanaman modal yang tepat.

Investasi yang tepat dalam hidup ini bukanlah investasi keuangan seperti misalnya dalam bentuk saham atau  deposito. Investasi yang tepat adalah investasi yang ditanam dalam suatu hubungan persahabatan. Kita akan memperoleh hasil yang paling baik dari investasi yang ditanam dalam persahabatan dibandingkan dengan hasil investasi jenis lainnya di dunia ini.

Dalam perjalanan hidup ini kita dapat memilih salah satu dari dua jenis investasi yang tersedia. Beberapa orang memilih untuk menanam modal dengan menimbun harta benda.  Sedangkan sebagian lainnya memilih untuk menanam budi dengan membangun persahabatan.

Mereka yang memilih menimbun harta, secara terus menerus mencoba untuk memperoleh harta lebih banyak lagi.

Chrisrtopher Winans, dalam bukunya yang berjudul “Malcolm Forbes: The Man Who Had Everything,”  menceritakan kisah tentang Malcolm Forbes, seorang milyuner yang memiliki  perusahaan penerbitan majalah Forbes di Amerika. Forbes pernah ikut dalam suatu tur motor di Mesir pada tahun 1984 bersama dengan geng motor besarnya yang bernama “Capitalist Tool”.  Setelah mengunjungi piramid “King Tut,” Forbes merenung. Lalu dalam perjalanan dengan bis ke hotel, Forbes bertanya dengan tulus kepada salah seorang pengawalnya: “Apakah menurut kamu aku akan dikenang setelah aku mati?”

Bp/Ibu, Forbes memang dikenang sampai saat ini. Ia dikenang sebagai orang yang  memiliki sebuah semboyan hidup yang berakar pada materialisme.  Semboyan Forbes adalah:  “Ia yang mati dengan mainan paling banyak adalah seorang pemenang.”  Semboyan itu adalah moto hidup dari Malcolm Forbes.  Bahkan, sebenarnya semboyan itu adalah ambisi hidupnya. Itu sebabnya ia mengoleksi motor-motor besar. Itu sebabnya mengapa ia mau membayar lebih dari satu juta dollar untuk sebutir telur Rusia. Itu sebabnya ia memiliki banyak kastil, balon udara dan mainan-mainan lain yang tidak terhitung jumlahnya yang sebenarnya sebagian besar tidak sempat dinikmatinya.

Tuhan Yesus Kristus memberikan Firman kepada kita pada Mat 16:26 “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?”

Karena itu betapa fatal kesalahan Forbes yang tidak berhikmat, dengan semboyan hidupnya itu.  Jika kita menghabiskan seluruh waktu dalam hidup kita untuk menimbun lebih dan lebih banyak lagi harta, kita tidak akan benar-benar puas dan bahagia. Sebaliknya mereka yang berfokus untuk membangun hubungan, akan selalu mencoba untuk mencari teman dan menjadi teman.

Sekarang marilah kita fokuskan perhatian kita kepada empat karakteristik dari seorang sahabat sejati.

1.  Sahabat Sejati Menolong Anda Ketika Anda Jatuh

Ayat 10: “Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!

Mungkin banyak orang di dalam hidup ini yang anda sebut sebagai teman. Tetapi barangkali hanya ada beberapa orang saja yang dapat anda sebut sebagai “Sahabat sejati.”  Ada pendapat yang mengatakan, bahwa kita terbukti berhasil dalam hidup ini jika memiliki cukup banyak sahabat yang mau menjadi pengusung jenazah pada upacara pemakaman kita.

Anda mungkin bertanya-tanya, bagaimana anda dapat membedakan seorang sahabat dari seorang teman.  Mudah sekali. Pada saat anda mengalami kesulitan, orang-orang yang masih ada di sekeliling anda adalah sahabat sejati.  Dan jumlahnya mungkin tidak sebanyak yang anda duga.

Saya mengutip suatu tulisan yang ditampilkan dalam profil BB Ibu Merry Sugito, yang pernah dimuatnya minggu yang lalu:

Teman itu apa? Seribu orang di sekitar kamu disaat senang.

Pacar itu apa? Satu orang di sisi kamu yang membuatmu lupa seribu orang.

Sahabat itu apa? Satu di dekat kamu di saat seribu satu orang meninggalkanmu.

Bp/Ibu, sahabat adalah orang yang jika anda hubungi pada jam 2:00 dini hari dan anda mengatakan kepada mereka bahwa anda membutuhkan mereka, mereka tidak akan bertanya, “Apa persoalanmu?” lalu berpikir apakah ia akan datang atau tidak. Sahabat hanya bertanya, “Dimana kamu?” sementara ia berganti pakaian. Itu adalah sahabat. Berapa banyak teman yang seperti itu dalam hidup anda? Amsal 17:17 mengatakan: “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi saudara dalam kesukaran.”

Bp/Ibu, seorang sahabat sejati menolong anda ketika anda jatuh ………… dan

2.  Sahabat Sejati Memberikan Kehangatan Emosi Maupun Fisik.

Ayat 11: “Juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagaimana seorang saja dapat menjadi panas?”

Kadang-kadang kita mempunyai kecenderungan untuk memahami suatu perikop secara harafiah sehingga kita tidak dapat menangkap inti dari keseluruhan gagasan dalam ayat tersebut.  Ayat 11 ini harus dipahami lebih dari sekedar menjaga kehangatan secara fisik satu sama lain.

Bp/Ibu, Kita memerlukan pertolongan untuk menghadapi keadaan-keadaan yang berada di luar kendali kita. Kita harus mampu mendapatkan kekuatan emosi ketika kita sendiri tidak cukup memilikinya. Kadang-kadang dunia ini terasa dingin. Dunia terasa dingin ketika kita menghadapi suatu persoalan yang sulit, dan kita bertanya-tanya, “Bagaimana aku akan melewati keadaan ini!” Ketika anda mengalami kedukaan karena ditinggal oleh orang yang dicintai. Ketika anda menerima kabar tentang penyakit yang sulit disembuhkan. Inilah saat di mana anda memerlukan seorang sahabat yang akan memberikan kekuatan emosi kepada anda.

Bp/Ibu, kita menghadapi dua golongan manusia. Golongan pertama menguras emosi kita atau membuat emosi kita negatif ketika kita berada di dekat mereka. Mereka terbiasa menghakimi atau menyalahkan kita dengan komentar-komentar mereka.  Golongan ke dua membuat emosi kita menjadi penuh, emosi kita positif ketika berada di dekat mereka. Mereka itulah sahabat-sahabat kita. Golongan pertama selalu membuat kita berkecil hati. Golongan ke dua membuat kita berbesar hati. Mereka memberi penghiburan. Mereka menjadi pendorong semangat. Termasuk golongan manakah anda?

Saya pikir, banyak di antara mereka yang termasuk dalam golongan pertama, yaitu mereka yang selalu membuat orang lain kecil hati, tidak menyadari bahwa mereka termasuk dalam golongan pertama. Untuk menilai diri anda, cukup dengan mengevaluasi apa yang anda katakan. Jika setiap kata yang keluar dari mulut anda adalah kritikan, selalu menunjuk pada kesalahan orang lain, maka anda mempunyai masalah dalam bidang ini. Mengapa tidak memutuskan untuk menjadi pendorong semangat?

Sahabat sejati memberikan kehangatan emosi ataupun fisik di dunia yang kejam dan dingin ini.  Dan ………………………

3. Sahabat Sejati Berjuang untuk Melindungi Diri Anda atau Reputasi Anda

Ayat 12: “Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.

Ayat ini dituliskan berdasarkan strategi militer pada zaman kuno. Hampir setiap pertempuran pada masa itu dilakukan dengan konfrontasi fisik  secara langsung. Prajurit masuk ke dalam  pertempuran bersama seorang partner, yakni seseorang yang dapat diandalkan dan dipercaya. Prajurit berdiri dengan beradu punggung, dan mereka selalu mempertahankan punggungnya untuk tetap beradu dan bertempur dengan musuh dari sisi manapun mereka datang.

Sahabat tidak akan menusuk anda dari belakang. Mereka bahkan menjaga bagian belakang anda. Sahabat tidak akan bergosip tentang anda. Bp/Ibu, gossip adalah jika seseorang mengatakan sesuatu yang negatif atau tidak baik tentang seseorang yang tidak hadir, baik tentang hal yang benar ataupun tidak.

Sahabat adalah seseorang yang akan berjuang untuk melindungi diri anda atau reputasi anda, dan ……………….

4. Sahabat Sejati Mempunyai Komitmen untuk Membantu Anda Tumbuh Secara Rohani

Amsal 27:17 “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.”

Hadiah paling berharga yang dapat anda berikan kepada seseorang adalah hadiah berupa suatu undangan, yaitu undangan untuk membina hubungan dengan Tuhan. Beberapa diantara Bp/Ibu hadir disini hari ini karena ada sahabat yang pernah mengundang anda. Anda mungkin berpikir bahwa sahabatmu agak fanatik pada “agama” atau pada Tuhan, karena ia terus menerus berbicara tentang Yesus.

Saya ingin menekankan bahwa mereka adalah sahabat sejati karena mereka membuat anda  tahu tentang hadiah yang paling berharga yang dapat diperoleh seseorang, dan hadiah itu adalah hubungan pribadi dengan Tuhan, pengampunan dosa-dosa anda dan sebuah tempat di Surga yang kekal.

Sahabat sejati ingin melihat kita terus bertumbuh. Kitab Amsal mengatakan, bahwa sahabat membantu untuk mengasah kita, untuk menjadi semakin tajam secara rohani sedikit demi sedikit. Kitab Amsal mengumpamakan persahabatan jenis ini seperti besi yang ditempa dengan besi. Bayangkanlah seorang pandai besi yang sedang membuat pedang. Ia mengambil palu, kemudian ia mengambil sepotong besi dan mengerjakannya secara perlahan-lahan dan terus menerus sampai potongan besi itu berbentuk pedang dan tajam seperti pedang.

Sahabat selalu mendorong kita untuk menjadi orang yang semakin berkenan kepada Tuhan. Anda mungkin berkata pada diri sendiri, “Aku berharap mempunyai sahabat seperti itu.”  Saya senang kalau anda mempunyai pengharapan seperti itu. Amsal 18 ayat 24b mengatakan: “…………………. Tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara.”

Di penghujung kotbah hari ini saya ingin mengajak anda untuk menjadikan Yesus sebagai sahabat anda. Ada beberapa alasan penting mengapa anda perlu membuat Yesus menjadi sahabat anda.

Pertama, Yesus layak menjadi sahabat anda karena Ia sudah mengenal anda dengan lebih baik dibandingkan siapapun juga. Salah satu definisi tentang sahabat adalah “Seseorang yang mengetahui segalanya tentang kita namun tetap menyukai kita.” Tidak ada satu orangpun yang memenuhi kualifikasi tersebut seperti Yesus.

Kedua, Yesus layak menjadi sahabat anda karena Ia telah berbuat lebih banyak untuk anda dibandingkan dengan siapapun juga. Yoh 15:13 mengatakan: “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”

Ketiga, Yesus layak menjadi sahabat anda, karena Ia akan selalu ada ketika anda membutuhkan-Nya. Lirik sebuah lagu lama dengan tepat menggambarkan hal itu.

Tuhan Yesus setia,  dia sahabat kita.
Dalam s’gala susahku, selalu menghiburku

Dia mengerti bahasa, tetesan air mata
Waktu badai mengamuk dan gelombang menyerang
Tuhan Yesus setia.

 

Penutup.

Bagi Bp/Ibu yang pada hari ini dengan jujur mengakui bahwa anda belum memiliki hubungan persahabatan dengan Yesus Kristus, saya mengundang anda untuk melakukannya hari ini. Bagi Bp/Ibu yang sudah menjadikan Yesus sebagai sahabat anda, saya mengundang anda hari ini untuk memperbaharui komitmen anda.

Saya ingin mengingatkan kepada anda bahwa Yesus adalah  sahabat yang paling baik yang pernah anda miliki. Ia adalah sahabat yang sudah menerima anda apa adanya. Ia adalah sahabat yang telah melunasi hutang-hutang dosamu di atas kayu salib. Ia adalah sahabat yang selalu dapat dihubungi kapan saja anda membutuhkannya. Ia adalah sahabat yang tidak pernah meninggalkanmu. Mari letakkan tangan anda di dada dan ikuti saya dalam doa.

“Tuhan Yesus, aku ingin menjadi sahabat-Mu dan aku bersyukur karena Engkau mau menjadi sahabatku.

Ampuni aku kalau selama ini aku kurang menaruh perhatian pada hubungan kita.

Aku tahu bahwa Engkau sudah berbuat terlalu banyak untuk-ku.

Aku mohon Engkau menolong aku untuk dapat membina persahabatan dengan-Mu secara konsisten.

Tolong aku untuk mengatasi hal-hal buruk yang terjadi dalam hidup-ku.

Tolong aku untuk menyadari bahwa Engkau menyediakan masa depan dan segala sesuatu yang lebih baik untuk-ku apabila aku mengandalkan-Mu. Amin.”

 

GSJA CWS Rajawali, Kebaktian 2 tanggal 15 Februari 2015

Artikel oleh: February 17, 2015   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Ecclesiastes (Renungan Alkitabiah dari Kitab Pengkhotbah)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda