Ikuti Saja Maunya Tuhan

Taati

“Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan: “Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir.” (2 Raja-Raja 5 : 10)

 

Kisah ini tentang seorang panglima bernama Naaman. Dia lahir dan besar sebagai seorang Aram, yang tidak mengenal Allah Israel. Dan, kisah ini, bukanlah hanya kisah perjumpaan pertama Naaman bertemu dengan Elisa, melainkan juga kisah pertamanya berjumpa dengan Tuhan.  Maka, wajarlah jika ada rasa kebingungan di situ, bahkan rasa tidak percaya. Sebagai seseorang yang hidup di lingkungan orang yang menyembuhkan dengan nama-nama dewa, dia tidak habis pikir, bagaimana mungkin seorang yang di ’cap’ hebat seperti Elisa hanya menyuruhnya mandi tujuh kali. Tempat mandinya pun tidak masuk di akal, airnya kurang jernih, tidak tahu berapa banyak orang yang pernah mandi di dalamnya; begitu mungkin pikir Naaman.  Memang, dia ingin sembuh. Namun, dia hanya tidak setuju dengan cara Elisa, dan juga dengan cara Allah itu.

Sama seperti Naaman yang mau ini, dan mau itu. Demikian juga kita. Kita sering terjebak, menempatkan Tuhan dalam otak kita yang kecil. Masalah ini begini Tuhan, jadi Tuhan mesti begini. Kami mau ke rumah sakit, lalu operasi, lalu berobat jalan, lalu bla..bla. Ternyata, Tuhan maunya, berbeda. Orang tua maunya anaknya penurut, patuh, pintar, dan selalu membanggakan orang tua. Tapi, ternyata masalah terjadi, anak kita membangkang dan salah memilih teman.  Lalu, kita merancang sesuatu. Kita mengadukannya pada Tuhan, saya mau begini dan begitu Tuhan.  Saat kita maunya marah dan Tuhan maunya kita mengasihi. Saat kita maunya cepat-cepat memukul dan Tuhan maunya kita sabar. Di saat kita mengikuti Tuhan, di saat itulah anugerahNya kita rasakan.

Jadi, inilah perjumpaan penuh anugerah dalam hidup Sang Panglima. Mengenal Allah yang penuh kuasa, yang bisa menyembuhkan di luar akal pikiran manusia. Ungkapan penuh takjub itu, Naaman ungkapkan dengan perkataan, ” Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah pemberian dari hambamu ini (ayat 15).  Bagaimana dengan kita? Apakah kita sadar bahwa masalah hari ini adalah perjalanan kita bertemu anugerah Allah?

 

Anugerah Tuhan selalu dimulai dengan mengikuti maunya Tuhan dan bukan maunya kita. 

 

Artikel oleh: December 12, 2014   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from 2 Kings (Renungan Alkitabiah dari Kitab 2 Raja-Raja)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda