SIKAP ANDA MENENTUKAN NASIB ANDA

 

Bilangan 13: 25 – 33

Sikap

By: Inawaty Suwardi.

 

Pengantar

Dalam Kitab Bilangan pasal 13: 1-2, kita membaca bahwa Tuhan menyuruh Musa untuk memilih 12 pemimpin dari masing-masing suku bangsa Israel dan memberi tugas kepada mereka untuk pergi mengintai ke tanah Kanaan. Lalu pada ayat 17-20 Musa menyuruh mereka untuk menyelidiki bagaimana keadaan negeri itu, apakah penduduknya banyak atau sedikit, apakah mereka kuat atau lemah. Mereka diminta untuk memeriksa, apakah negeri itu baik atau tidak, dan apakah penduduknya tinggal di desa-desa yang terbuka atau dalam kota-kota yang berbenteng. Mereka disuruh melihat  apakah tanahnya subur dan banyak pohon-pohonnya. Mereka juga diminta untuk membawa pulang sedikit buah-buahan yang tumbuh di sana. Waktu itu permulaan musim anggur.

Sesuai dengan perintah Tuhan, Musa memilih para pemimpin yang mewakili setiap suku Israel untuk pergi melihat kebesaran atau kejayaan negeri yang sudah dijanjikan Tuhan kepada bangsa Israel.

Sdr, para pemimpin pada umumnya diharapkan untuk mengeksplorasi visi masa depan lalu menyusun rencana dan strategi untuk mencapai visi tersebut. Pertanyaannya, apa yang menentukan keberhasilan seorang pemimpin untuk mencapai tujuannya? Jawabannya terletak pada sikap yang dipilih oleh para pemimpin itu. Sikap seseorang adalah faktor utama yang menentukan apakah ia akan sukses atau akan mengalami kegagalan. Sikap pribadi adalah bagaimana cara seseorang  memandang sesuatu.

Ilustrasi: Enam orang pejabat dari suatu perusahaan sepatu dikirim ke sebuah Negara Afrika yang baru merdeka. Mereka diberi tugas untuk membuat penelitian tentang kemungkinan mendirikan pabrik cabang di Negara tersebut. Mereka melakukan pengamatan dan mendiskusikan hasil pengamatan mereka. Mereka tidak berhasil mencapai kesepakatan tentang potensi pasar di sana. Empat orang pejabat mengirim laporan (dari kelompok mayoritas) hasil survei pasar yang menyimpulkan: “Tidak ada potensi pasar di negara ini. Semua penduduknya tidak memakai alas kaki.” Dua pejabat lainnya mengirimkan laporan (dari kelompok minoritas): “Setiap orang di Negara ini memerlukan sepatu. Kami merekomendasikan untuk segera membangun pabrik cabang dan kantor di Negara ini.” Enam orang pejabat itu semuanya mengamati kondisi yang sama, bahwa semua orang di Negara tersebut tidak memakai alas kaki. Yang membedakan pendapat mereka adalah bagaimana mereka menginterpretasikan situasi dan mengaplikasikannya dalam pekerjaan mereka.

Duabelas orang pengintai bangsa Israel mengintai negeri Kanaan dan hasil pengamatan mereka adalah sama. Pada ayat 23-27 mereka menemukan bahwa tanahnya kaya dan subur. Pada ayat 28-29 mereka melaporkan bahwa penduduknya kuat-kuat dan mereka tinggal di kota-kota yang besar dan berbenteng.

Persamaan hasil pengamatan mereka berhenti pada ayat 29. Selanjutnya pada ayat 30 Kaleb berkata, “Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!”  Tetapi semua pengintai lainnya kecuali Kaleb dan Yosua pada ayat 31 berkata: “Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita.”

Pada ayat 30 dan 31 Sdr melihat ada perbedaan antara Kaleb dan Yosua (minoritas) dan 10 pengintai lainnya (mayoritas) dalam menyikapi keadaan yang mereka hadapi. Saya akan menyebutnya  sikap pecundang vs. sikap pemenang.

Berdasarkan kisah pengintaian tanah perjanjian ini, Sdr tentu saja harus menghindari sikap pecundang.  Mengapa?  Ada 3 alasan.

1.   Sikap pecundang menghalangi datangnya berkat Tuhan

  • Tuhan sudah berjanji kepada bangsa Israel bahwa Ia akan memberikan suatu negri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Perhatikan ayat 2: “Suruhlah beberapa orang mengintai tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel…………”   Janji Tuhan ya dan amin. Tetapi orang Israel akan memiliki negri itu kalau mereka menyeberang dan masuk ke negeri itu.

Orang-orang Kristen masa kini seringkali lupa pada prinsip ini. Kita perlu membuat keputusan untuk bertindak guna merealisasikan janji Tuhan.

Pernyataan 10 orang pengintai pada ayat 31 disampaikan karena mereka terpengaruh oleh persepsi mereka berdasarkan penglihatan fisik.  Para pengintai itu tidak sadar bahwa  untuk memperoleh penggenapan atas janji Tuhan, mereka harus membuat keputusan untuk menyeberang masuk ke tanah Kanaan.

  • Sikap pecundang menghalangi datangnya berkat Tuhan karena sikap pecundang menyinggung atau menyakiti perasaan Tuhan. Para pengintai itu mengakui bahwa negri itu bagus, tetapi mereka tidak akan dapat menikmatinya karena mereka memberontak, melawan atau mencemooh Tuhan dan membangkitkan murka Tuhan (Bil 14: 22-23)

 

2.   Sikap pecundang mengandung kecemasan dan kegelisahan

  • Para pengintai berangkat dengan penuh keyakinan, dengan semangat petualangan; namun mereka pulang kembali dengan perasaan ketakutan. Dalam Kitab Ulangan 1:28 Musa mengatakan “Saudara-saudara kita telah membuat hati kita tawar dengan mengatakan: Orang-orang itu lebih besar dan lebih tinggi dari pada kita, kota-kota di sana besar dan kubu-kubunya sampai ke langit, lagipula kami melihat orang-orang Enak di sana.”
  • Seluruh perkemahan menangis karena perasaan cemas, kecewa, frustrasi dan rasa tidak aman meliputi mereka (Bil 14:1). Setiap orang ingin menunjuk seorang pemimpin baru untuk membawa mereka kembali ke Mesir (Bil 14:4).

Sdr, sikap pecundang selalu mengenang kejayaan masa lalu. Mereka hidup di masa lalu. Keadaan saat ini selalu dibandingkan dengan masa lalu. Mereka tidak mau menghadapi kenyataan. Dengan sikap seperti ini mereka tidak akan berhasil menghadapi tantangan zaman.

3.   Sikap pecundang adalah akar dari ketidakpercayaan

  • Mereka tidak lagi percaya kepada Tuhan (UL 1:32-33). Mereka yang tidak percaya bahwa Tuhan akan menolong untuk mengatasi masalah, pada umumnya akan membesar-besarkan masalah untuk mencari pembenaran. Bangsa Enak (yang badannya besar) mereka samakan dengan raksasa yang pernah disebut secara singkat pada Kejadian 6:4 “Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan.”
  • Esensi dari laporan mereka adalah menunda, ragu-ragu, menolak atau menunggu. Orang-orang kurang percaya selalu menunggu situasi yang lebih nyaman.
  • Ketakutan yang berlebihan membuat mereka kehilangan iman percaya mereka kepada Tuhan. Mereka bahkan mengumpamakan diri mereka seperti belalang (Bil 13:33). Sikap pecundang melihat persoalan atau kesulitan atau tantangan hidup jauh lebih besar daripada diri mereka. Sikap ini dikenal dengan istilah grasshopper complex atau sindrom belalang.

Sekarang marilah kita lihat mengapa kita harus memiliki sikap pemenang.

1.   Sikap pemenang membuka mata rohani anda (Bil 13:30)

  • Yosua dan Kaleb memberi rekomendasi yang berbeda dalam menyikapi situasi yang mereka amati. Mereka memiliki penilaian yang sama dengan 10 pengintai lainnya tentang kekuatan musuh. Tetapi mereka tahu bahwa tidak ada seorangpun yang dapat mengalahkan bangsa Tuhan (Ul 1: 29-31)
  • Mereka tidak menyatakan ketakutan sedikitpun. Tetapi sebaliknya mereka membesarkan hati bangsa Israel

2.   Sikap pemenang adalah ciri dari seorang pemimpin yang saleh

  • Alkitab mengatakan bahwa Tuhan berkenan kepada Yosua dan Kaleb. Bil 14:30 “Bahwasanya kamu ini tidak akan masuk ke negeri yang dengan mengangkat sumpah telah Kujanjikan akan Kuberi kamu diami, kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun!”

Yosua bahkan dipilih Tuhan menjadi pengganti Musa. Ul 1: 38: “Yosua bin Nun, pelayanmu, dialah yang akan masuk ke sana. Berilah kepadanya semangat, sebab dialah yang akan memimpin orang Israel sampai mereka memiliki negeri itu.”

Yosua memimpin bangsa Israel masuk ke tanah kanaan melalui kemenangan demi kememamgan dalam medan peperangan dan menguasai seluruh tanah Kanaan.

Bagaimana kita dapat mengaplikasikan sikap pemenang dalam hidup kita?

1.   Peliharalah sikap pemenang dalam segala situasi

Sdr mungkin bertanya, mengapa Tuhan menyuruh Musa mengirim pengintai untuk mengamati tanah Kanaan. Tuhan Maha tahu. Bukankah Tuhan dapat saja memberitahukan kepada Musa setiap rahasia sekecil apapun tentang negri itu. Bukankah Tuhan juga dapat memimpin Musa dan bangsa Israel menuju kemenangan.

Saya percaya bahwa Tuhan ingin menguji sikap bangsa Israel dan membawa mereka sampai ke suatu tingkat iman yang matang.

Kita tahu Tuhan mengijinkan Sdr dan saya melewati berbagai keadaan yang sulit sebelum kita menerima berkatnya. Pertanyaannya adalah bagaimanakah kita menyikapi keadaan itu? Apakah Sdr merasa kalah, kecewa, frustrasi, cemas, dan tidak aman? Atau apakah Sdr percaya pada Tuhan dan kuasa-Nya? Apakah Sdr mempertimbangkan gambaran besarnya, bukan hanya keadaan sesaat? Ini adalah reaksi yang benar yang harus diperlihatkan oleh orang yang memiliki sikap pemenang, seperti Yosua dan Kaleb yang percaya pada Tuhan dan kuasa-Nya. Ingatlah, Tuhan setia menggenapi janji-Nya.

2.   Berpikir sebelum bertindak

Kualitas yang sangat penting dari sikap pemenang adalah memberi reaksi dengan hati-hati. 10 pengintai bukan hanya memiliki sikap pecundang tetapi juga mereka tidak bersikap hati-hati.  Pada Bil 14: 40-45 dikatakan, mereka kemudian pergi untuk menaklukkan tanah perjanjian dengan kekuatan mereka sendiri, mereka melanggar perintah Tuhan, dan kalah dalam pertempuran.

Adalah alami jika Sdr merasa gelisah ketika berjalan melewati kesulitan. Kita menjadi gelisah dan mulai bereaksi menghadapi keadaan dengan kekuatan kita sendiri. Kita sering lupa bahwa Tuhan sedang memegang kendali. Karena itu ingatlah, apabila Sdr menghadapi situasi yang sulit carilah kekuatan di dalam Tuhan. Dan anda akan melihat sesuatu melampaui apa yang anda lihat.

Itu sebabnya Amsal 3:5-6 berkata: “(5) Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. (6) Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”

 3.   Sikap seseorang menular.

Sikap seseorang memiliki daya yang dahsyat. Karena itu sikap pecundang memberi pengaruh yang merusak pada orang lain. Bangsa Israel pada saat itu mungkin terdiri dari satu juta orang dewasa.  Tidakkah mengherankan dalam Bil 14:10 dikatakan, bagaimana 10 pengintai dapat menyebabkan 1 juta orang akan melempari  Musa dengan batu.

Sdr, satu orang jemaat yang memiliki sikap pecundang dapat mempengaruhi seluruh jemaat untuk memberontak. Karena itu semua yang hadir di sini pagi ini, dengarlah, jangan berikan kesempatan untuk tumbuhnya sikap pecundang di dalam hidup Sdr .

Saya ingin merangkum renungan pagi ini dengan satu kalimat:

“SIKAP ANDA MENENTUKAN NASIB ANDA”

 

 

Artikel oleh: November 6, 2014   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Number (Renungan Alkitab dari Kitab Bilangan)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda