Mengasihi Tuhan

Mengasihi Tuhan

“Petrus pun merasa sedih … ia berkata kepada-Nya, “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya, “Peliharalah domba-domba-Ku”. (Yohanes 21:17b)

 

Bagaimana perasaan kita jika orang yang kita kasihi berulang kali bertanya, “Apakah kamu mengasihiku?” Mungkin kita akan sedih, merasa tidak dipercaya. Mungkin kita pun jengkel, orang ini harus diyakinkan dengan cara apa lagi. Pertanyaan yang diajukan berulang-ulang jelas menunjukkan jawaban yang diharapkan bukanlah jawaban sekadarnya.  Petrus juga merasa sedih. Mungkin juga separuh jengkel dan putus asa. Tiga kali Yesus bertanya, “Apakah engkau mengasihi Aku?” Tampaknya Yesus tidak puas dengan jawaban Petrus.  Ia harus menjawab bagaimana lagi? Tidakkah Yesus mengenal hatinya? Bukankah Dia adalah Tuhan Yang Mahatahu? Lalu, untuk ketiga kalinya pula Yesus berkata, “Peliharalah domba-domba-Ku” (ayat 15,16,17). Mungkin kali ini perkataan itu membuat Petrus tersentak, karena Yesus menambahkan penjelasan panjang di belakangnya. Dari tadi ia berfokus pada diri sendiri, sedih karena Yesus seolah meragukan kasihnya. Kini ia diarahkan pada fokus yang berbeda: apa yang harus ia lakukan sebagai orang yang mengasihi Yesus. Seakan Yesus hendak berkata: Kamu mengasihi-Ku, Petrus? Lakukanlah apa yang kutugaskan dan ikutilah teladan-Ku.

Apakah artinya “mengasihi Tuhan” bagi saya dan Saudara? Bisa jadi frase ini tidak lagi berarti apa-apa dalam hidup kita selain sebuah ungkapan yang indah untuk didengarkan atau dinyanyikan. Bukankah kita cenderung lebih suka dikasihi daripada mengasihi? Apalagi jika mengasihi itu melibatkan hal-hal yang membuat kita tidak nyaman, seperti yang diminta Yesus dari Petrus (ayat 18-19). “Jika kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku,” kata Yesus. Pertanyaan yang sama datang kepada kita pada hari ini:  Sungguhkah kita mengasihi Tuhan?

 

Orang yang sungguh mengasihi Tuhan akan selalu senang dan tak berbantah untuk melakukan perintahNya.

 

Artikel oleh: October 24, 2014   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from John (Renungan Alkitabiah dari Injil Yohanes)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda