MEMULIHKAN DAYA YANG HILANG

MEMULIHKAN DAYA YANG HILANG

2 Raja-Raja 6:1-7

Iman Yang Menyelamatkan

Kisah dalam bacaan kita terjadi pada Abad 8 SM.

Saya yakin, Bp/Ibu sekalian ingat siapa Elisa.  Elisa adalah murid Nabi Elia. Ketika Elia diangkat ke Surga dengan kereta kuda berapi, Elisa dipilih Tuhan menjadi pengganti Elia. Tuhan sangat memberkati pelayanan Elisa. Tuhan memberikan Roh Kudusnya dengan porsi ganda. Pelayanan kenabian Elisa berlangsung selama 50 tahun dan pelayanannya ditandai dengan banyak mukjizat. Mukjizat tersebut antara lain terjadi pada kisah dalam bacaan kita hari ini dengan membuat kepala kapak muridnya muncul dari dasar sungai.

Marilah kita simak latar belakang dari kisah dalam bacaan kita.

Ada satu grup murid-murid atau siswa muda yang tinggal di dalam sebuah seminari. Mereka sedang belajar Theologi dari Nabi Elisa.

Bacaan kita pada 2 Raja-Raja 6 dimulai dengan penjelasan tentang masalah yang sedang dihadapi oleh para siswa muda yang tinggal di seminari tersebut.

Bangunan yang mereka tempati sudah semakin sesak. Karena itu para siswa itu meminta izin dari guru mereka, Elisa, untuk pergi ke tepi Sungai Yordan yang banyak ditumbuhi pohon supaya mereka bisa membangun seminari yang lebih luas. Rencananya adalah setiap siswa akan menebang satu balok kayu atau satu batang kayu untuk perluasan seminari mereka.

Nabi Elisa berkata: “Gagasan kalian tampaknya bagus, ayo laksanakan!”

Karena tidak mau pergi tanpa didampingi oleh guru mereka, salah seorang siswa seminari tersebut berkata kepada Elisa, “Apakah engkau bersedia pergi bersama kami?”

Maka Elisa dan para siswa muda itu pergi ke tepi Sungai Yordan untuk mencari kayu yang akan dipakai untuk membangun seminari baru.  Ketika mereka sampai, mereka segera mulai bekerja menebang pohon.

Ketika sedang sibuk menebang pohon, tiba-tiba kepala kapak salah seorang siswa lepas dari tangkainya dan melayang ke udara lalu jatuh ke air dan tenggelam ke dalam Sungai Yordan. Siswa muda ini kehilangan kepala kapaknya.

Bp/Ibu, kepala kapak adalah bagian kapak yang sangat penting. Tanpa kepala kapak siswa itu tidak dapat lagi menebang pohon. Ia kehilangan  daya / kemampuan dalam melakukan pekerjaannya, ia tidak lagi memiliki daya / kemampuan untuk memotong kayu.

Bp/Ibu, kini saya akan beralih sejenak pada suatu kisah yang lain.

Setelah Perang Dunia II berakhir, suatu grup siswa dari Jerman bergabung sebagai relawan untuk membantu membangun kembali sebuah Kathedral di London. Gereja itu rusak parah karena bom. Para relawan itu berhasil merekonstruksi sebagian besar gedung Kathedral, kecuali sebuah patung yang terserak berupa potongan-potongan kecil. Patung itu adalah sebuah patung Yesus Kristus dari pualam, yang sedang berdiri dengan tangan terentang. Prasasti dibawah patung itu memuat tulisan: “Datanglah kepada-Ku.” Para relawan berhasil menemukan dan merekonstruksi patung itu, kecuali tangannya, yang sudah betul-betul hancur. Karena itu ketika selesai, mereka dapat menghasilkan sebuah patung Yesus dengan lengan terentang tetapi tanpa tangan. Mereka tidak dapat memutuskan apa yang akan diperbuat, membuat tangan baru atau membiarkannya tanpa tangan? Pada akhirnya mereka memutuskan untuk membiarkan patung itu tanpa tangan.

Bp/Ibu, kalau sekarang kita pergi ke London, kita dapat melihat patung Yesus dari pualam itu  sedang berdiri tanpa tangan. Namun para relawan itu mengubah prasastinya. Sekarang pada prasasti itu tertulis, “Dia tidak memiliki tangan tetapi ada tangan-tangan kita.”

Bp/Ibu, tulisan pada prasasti itu adalah sebuah kebenaran. Ketika Yesus berada di bumi, Dia melayani dengan tubuh jasmani-Nya, tetapi sejak Dia kembali ke Surga, Dia melayani dengan tubuh rohani, yaitu Tubuh Kristus yang adalah Gereja!  Bp/Ibu, kita sekalian adalah anggota Gereja. Karena itu kita sekarang menjadi tangan-tangan Tuhan untuk mengerjakan pekerjaan-Nya di bumi.

Sebagian besar Bp/Ibu yang hadir disini sudah terlibat dalam pekerjaan Tuhan.  Bp/Ibu patut berbesar hati karena sudah  mendapat kehormatan bisa terlibat dalam membangun Kerajaan Allah. Pertanyaannya adalah, apakah Bp/Ibu pernah atau barangkali sedang mengalami kehilangan daya dalam melayani Tuhan?

Apakah Bp/Ibu pernah atau sedang kehilangan efektivitas dalam melaksanakan pekerjaan Tuhan?

Apakah ada di antara Bp/Ibu pada masa lalu pernah melayani dengan kekuatan dan semangat penuh sehingga keeping-keping kayu berterbangan ke segala arah, menebang pohon demi pohon, untuk membangun kerajaan Allah?  Lalu kemudian Bp/Ibu kehilangan daya atau kuasa dalam pelayanan ?

Dahulu mungkin orang-orang selalu mendapat kesembuhan ketika Bp/Ibu mendoakannya

Dahulu mungkin orang-orang selalu mendapat jalan keluar ketika meminta counseling pada Bp/Ibu

Dahulu mungkin orang-orang selalu merasakan adanya urapan dalam pujian dan penyembahan ketika Bp/Ibu menjadi WL

Dahulu mungkin orang-orang selalu merasa diberkati melalui kotbah  Bp/Ibu.

Sekarang, beberapa di antara Bp/Ibu mungkin sudah kehilangan daya atau kuasa untuk melakukan semua hal itu lagi.

 

Jika Bp/Ibu sudah kehilangan daya dan efektivitas bagi Tuhan, maka Bp/Ibu perlu meminta pertolongan Tuhan untuk memperolehnya kembali.

Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari kisah dalam bacaan kita pagi ini yang dapat digunakan sebagai acuan untuk mendapatkan kembali daya dan efektivitas kita dalam pelayanan.

  1. 1.       Mengakui bahwa kita kehilangan daya

Langkah pertama yang dilakukan oleh siswa muda itu adalah mengakui bahwa ia tidak lagi mempunyai daya, karena kepala kapaknya sudah terlepas dari tangkainya,  terbang, lalu jatuh dan tenggelam ke dalam Sungai Yordan.

Siswa itu sedang sibuk melakukan pekerjaan yang penting, tetapi tiba-tiba ia kehilangan daya atau kemampuannya untuk menebang.

Mengakui  bahwa kita mengalami masalah adalah langkah pertama, dan seringkali menjadi langkah yang paling sulit.

Kita dapat melihat banyak contoh di sekeliling kita bahwa mengakui sedang mengalami masalah adalah langkah pertama dalam proses pemulihan.

Sebagai contoh, langkah pertama dalam program pemulihan pecandu narkoba adalah pecandu itu harus mengakui bahwa ia mengalami masalah dengan narkoba.

Siswa muda itu bisa saja bertindak lain, tidak mengakui bahwa dirinya mengalami masalah.

Ia bisa saja bertindak sebaliknya. Ia gembira karena kehilangan kepala kapaknya, sehingga ia dapat menggunakan peristiwa ini sebagai alasan untuk berhenti menebang pohon. Ia dapat mencari tempat yang nyaman dan teduh di bawah pohon yang rindang, sambil minum aqua, ia bisa mengawasi teman-temannya menyelesaikan semua pekerjaan.

Di lain pihak, ia dapat saja menolak untuk mengakui bahwa ia kehilangan kepala kapaknya. Ia dapat saja berkata, “Masalah apa, aku tidak mempunyai masalah.”

Ia dapat saja terus mengayunkan tangkai kapaknya, tanpa kepala kapak, melakukan gerakan seperti menebang pohon, membuat kebisingan, tetapi tidak menghasilkan apa-apa.

Bp/Ibu, perhatikan ayat 5b, disitu siswa muda itu berkata: ”Wahai tuanku! Itu barang pinjaman!”

Kapak logam adalah barang langka pada abad 8 SM, karena itu harganya sangat mahal. Orang ini adalah seorang siswa seminari, tentu saja tidak memiliki banyak uang. Karena itu jika tidak ada orang yang meminjamkan kapak kepadanya, ia tidak akan dapat bekerja menebang pohon.

Apakah Bp/Ibu pernah merenungkan sebuah kenyataan bahwa semua kemampuan kita, semua sumber daya dan semua talenta serta kuasa Tuhan di dalam diri kita adalah pinjaman?

Semuanya itu dipinjamkan oleh Tuhan kepada kita. Karena itu ingatlah bahwa Tuhan belum memberi izin kepada kita untuk berhenti bekerja bagi Dia sampai kita memasuki masa istirahat yang disediakan bagi kita di Surga.

Jika kita telah kehilangan daya dan efektivitas kita dalam pelayanan pekerjaan Tuhan, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengakui bahwa kita mempunyai masalah.

  1. 2.       Menentukan lokasi dimana kita kehilangan daya

Apakah Bp/Ibu pernah mengalami kehilangan barang?

Banyak orang sering mengalami kehilangan kunci motor atau kunci mobilnya. Mereka mencari di setiap sudut rumah supaya mereka bisa segera berangkat ke tempat yang sudah direncanakannya.

Ketika kita mendengar seseorang kehilangan kuncinya, maka pertanyaan pertama yang perlu kita tanyakan kepada mereka, adalah, “apakah anda ingat di mana anda berada ketika anda memegang kunci itu terakhir kalinya?

Elisa juga mengajukan pertanyaan yang sama pada ayat 6:  “Ke mana jatuhnya?”

Berdasarkan pengalaman, Bp/Ibu tahu, bahwa cara terbaik untuk menemukan sesuatu yang hilang, adalah dengan mengingat-ingat di mana terakhir kalinya Bp/Ibu memegangnya.

Siswa muda ini tidak membuat rencana untuk menghilangkan kepala kapak, kejadiannya adalah tiba-tiba.

Bukankah hal yang sama terjadi juga pada diri kita?

Dalam perjalanan hidup kita, ada kecenderungan di mana kita kehilangan kontribusi dalam membangun kerajaan Allah. Dan seperti siswa muda dalam bacaan kita, kita sebenarnya tidak merencanakan hal itu terjadi.

Hal yang sama bahkan terjadi juga pada Rasul Petrus dalam Perjanjian Baru.

Petrus berkata kepada Yesus, “Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak.”

Lalu pada suatu pagi, Petrus yang setia,  menyangkal Yesus tiga kali sebelum ayam berkokok!

Bp/Ibu, jika kita tiba pada suatu titik dimana kita kehilangan daya atau efektivitas dalam melakukan pekerjaan Tuhan, kita perlu ingat bahwa daya atau kuasa kita tertinggal di suatu tempat dimana kita memilikinya untuk terakhir kalinya.  Kita harus mau mengakui kegagalan kita.

Kita mungkin perlu menanyakan beberapa pertanyaan lainnya juga, misalnya mengapa kita kehlangan daya atau kuasa rohani dalam melakukan pekerjaan Tuhan?

Apakah hal itu disebabkan karena aku keluar dari Sekolah Minggu, karena aku berpikir bahwa Sekolah Minggu tidak penting?

Apakah hal itu disebabkan karena aku sudah tidak pergi lagi ke ibadah raya secara teratur di gereja setiap Minggu?

Apakah hal itu disebabkan  karena aku marah kepada seseorang, atau mungkin merasa iri kepada seseorang?

Apakah Bp/Ibu kehilangan daya atau kuasa dalam pelayanan karena Bp/Ibu tidak lagi berdoa atau tidak lagi membaca Firman Tuhan secara teratur?

Apakah Bp/Ibu kehilangan efektivitas bagi Tuhan karena Bp/Ibu enggan untuk bersaksi tentang kebaikan Tuhan kepada seseorang

Apakah Bp/Ibu kehilangan kuasa karena ada beberapa dosa pribadi yang mengikat Bp/Ibu

Atau apakah Bp/Ibu kehilangan efektivitas bagi Tuhan karena Bp/Ibu belum pernah menggunakan sebagian talenta atau sumber daya Bp/Ibu bagiTuhan?

 

Jika Bp/Ibu memiliki keberanian untuk mengevaluasi kehidupan rohani pribadi, Bp/Ibu dapat menemukan di mana dan mengapa Bp/Ibu kehilangan daya atau kuasa dalam pelayanan bagi Tuhan

Bp/Ibu perlu melakukan self-assessment atau penilaian sendiri terhadap kehidupan rohani pribadi Bp/Ibu.

Ketika siswa muda dari seminari itu kehilangan daya potongnya, ia pertama-tama memiliki keberanian untuk mengakui fakta bahwa ia tidak lagi memiliki daya atau kuasa.

Lalu ia menentukan lokasi yang tepat dimana ia kehilangan daya itu.

  1. 3.       Berpartisipasi dalam proses pemulihan daya

Elisa bukanlah seorang tukang sulap, ia adalah nabi Tuhan yang terpilih.

Kuasa Elisa untuk membuat mukjizat bukanlah kuasa milik pribadinya, kuasa itu berasal dari Tuhan.

Karena itu, mukjizat dari Elisa bukan hanya menunjukkan Elisa peduli dengan masalah siswa muda itu, tetapi yang lebih penting, mukjizat ini memperlihatkan kepada kita bahwa Tuhan sangat peduli.

Mukjizat ini mengilustrasikan beberapa kebenaran dasar tentang Tuhan.

Pertama, Tuhan sangat peduli dengan Bp/Ibu pribadi lepas pribadi.

Ada sekelompok siswa muda yang sedang menebang pohon pada hari itu, tetapi Tuhan mengambil waktu untuk membantu seorang siswa yang sedang mengalami masalah.

Tuhan sangat peduli dengan setiap individu.

Kita lihat dalam pengajaran Yesus tentang Domba yang hilang, Uang Logam yang hilang, dan Perumpamaan Anak yang Hilang.

Bp/Ibu dan saya berharga bagi Tuhan!

Kita begitu berharga sehingga kita diciptakan menurut rupa Allah!

Kebenaran lain disini adalah bahwa dengan Tuhan tidak ada masalah yang terlalu kecil untuk mendapat perhatian Tuhan.

1 Petrus 5:7 mengatakan: “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.”

Apakah Bp/Ibu memiliki suatu masalah atau keprihatinan pada hari ini?

Apakah Bp/Ibu sudah menyerahkan masalah atau keprihatinan tersebut kepada Tuhan?

Seorang siswa mengalami kehilangan kepala kapak, tampaknya bukan suatu masalah besar, tetapi Tuhan menganggapnya sebagai masalah besar.

Tuhan tidak hanya peduli dengan pribadi Bp/Ibu, tetapi juga peduli dengan masalah-masalah Bp/Ibu. Tuhan akan membantu Bp/Ibu menyelesaikan masalah Bp/Ibu yang pada gilirannya akan mengembalikan hormat dan kemuliaan bagi Tuhan.

Tuhan akan memberikan solusi yang akan mengapung di permukaan!

Marilah kita simak apa yang dilakukan oleh siswa muda ini untuk memperoleh kembali kuasanya!

Pekerjaan siswa itu tidak berakhir ketika ia mengakui bahwa ia mempunyai masalah, dan tidak berakhir ketika ia mencari bantuan dari nabi Elisa.

Elisa memiliki kuasa, sebuah karunia rohani dari Tuhan, untuk membuat kepala kapak mengambang di permukaan air, lalu terbang ke udara dan melekat kembali pada gagang kapak. Tetapi ia tidak melakukan hal itu. Apa sebabnya?

Tuhan ingin agar anak muda itu terlibat dalam pemulihannya sendiri, untuk berpartisipasi dalam pemulihannya!

Tuhan ingin agar dia bertindak, mengulurkan tangannya dan mengambil sendiri kepala kapak itu.

Jujurlah terhadap diri Bp/Ibu sendiri pagi ini.

Lakukan penelaahan secara serius terhadap daya atau kuasa yang Bp/Ibu miliki dalam melakukan pekerjaan Tuhan.

Apakah Bp/Ibu sudah terbawa arus semboyan dari dunia ini ketika memilih gereja? Semboyan dari dunia ini adalah: “Apa yang bisa dilakukan oleh gereja bagiku?”

Terlalu banyak orang Kristen yang memandang gereja lokal sebagai tempat dimana ia akan dilayani, bukan memandang gereja sebagai tempat untuk melayani.

Banyak orang Kristen hari ini melihat gereja dan berkata, “Program apa yang kau punya untukku dan keluargaku, dan jika anda tidak mempunyai program atau pelayanan yang aku sukai, aku akan mencari gereja lain yang dapat memenuhi kebutuhanku.”

Tuhan akan membantu kita untuk kembali ke atas pelana pelayanan pribadi kita dan berpegang pada efektivitas kita.

Bacaan kita pagi ini adalah suatu kisah yang luar biasa. Tetapi apakah Bp/Ibu tahu bahwa sebenarnya siswa muda ini dapat menghindarkan semua masalah yang terjadi jika dia sesekali memeriksa keadaan kapaknya.

Jika ia memeriksa kapaknya apakah terikat dengan baik pada gagangnya ia akan mengetahui ketika ia menjadi longgar, dan ia dapat segera memperbaikinya supaya ia tidak membuang waktu kerjanya.

Kita juga perlu memeriksa peralatan rohani kita secara reguler.

Kapan terakhir kali Bp/Ibu melakukannya?

Jika Bp/Ibu memeriksa persediaan rohani Bp/Ibu secara reguler, Bp/Ibu dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian kecil sambil terus melayani Tuhan.

Iblis berharap Bp/Ibu tidak melakukan pemeriksaan terhadap kehidupan rohani Bp/Ibu sampai proses pemulihannya menjadi terlalu mahal dan sudah terlalu banyak kerusakan yang terjadi. Tetapi saat ini belum terlalu terlambat bagi Bp/Ibu untuk melakukan perbaikan yang diperlukan.

Bp/Ibu sekalian, percayalah, Tuhan ingin agar kalian  menjadi hamba yang efektif di dalam Kerajaan-Nya.

Periksalah kepala kapak yang dipakai Bp/Ibu untuk melakukan pelayanan rohani dan pastikan semuanya dalam keadaan baik, khususnya yang menyangkut hubungan Bp/Ibu  dengan Tuhan.

Pastikan Bp/Ibu tidak sedang mengayun-ayunkan hanya gagang kapak tanpa kepala kapaknya.

Lakukan pemulihan yang diperlukan dengan cara yang kita pelajari pagi ini. Akuilah bahwa Bp/Ibu sedang mengalami kehilangan daya, Ingat-ingatlah dimana dan mengapa Bp/Ibu kehilangan daya, dan berpartisipasilah dalam proses pemulihan daya.

Setelah melalui proses pemulihan, kembalilah bekerja di ladang Tuhan.

 

By Inawaty Suwardi

Artikel oleh: August 30, 2014   Kategori : Bahan Khotbah  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda