Harta Bukan Segalanya

Orang Kaya Sukar Masuk Sorga

“Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang miskin” (Markus 10 : 21)

 

Banyak orang yang tidak tahu apa yang menjadi tujuan hidupnya. Mereka umumnya mengira kalau kesejahteraan, kedamaian hidup itu hanya bisa diperoleh dalam kekayaan yang melimpah, jabatan yang tinggi. Dalam kenyataannya banyak orang kaya dan pejabat tinggi tetap merasa tidak bahagia, tidak tenang dalam hidupnya. Memang kekayaan, pangkat, ketenaran, dan sebangainya, tidak akan pernah bisa memberikan ketenangan, kedamaian batin; apalagi kalau kekayaan, jabatan itu diperoleh dengan cara-cara yang tidak benar dan tidak bertanggung jawab.

Bacaan hari ini dikisahkan tentang seorang kaya yang merasa tidak tenang dengan hidupnya. Ia merasa sudah melaksanakan perintah Allah seperti yang tertuang dalam hukum Taurat. Meskipun demikian hidupnya tetap tidak tenang. Karena itu ia kemudian bertanya kepada Yesus untuk memohon petunjuk-Nya. Jawaban Yesus sangat mengejutkan dan membuat ia semakin kecewa.  Memang harus diakui, ikatan yang paling sulit dilepaskan manusia untuk mengikuti Yesus adalah harta benda. Karena memiliki uang maka orang dapat beli narkoba dan menghancurkan hidupnya. Karena memiliki banyak uang maka orang bisa main perempuan, berjudi, dan mabuk-mabukan. Bahkan karena harta warisan, orang tua dan saudara sekandung saja, rela dianiaya bahkan dibunuh. Akibatnya mereka sulit untuk menghayati perutusan kemuridan untuk mencintai Allah dan sesama.

Maka benarlah kata Yesus “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.”   Bagi Yesus, hidup ini bukan sekedar mencari harta sebanyak-banyaknya, pangkat atau jabatan setinggi-tingginya.  Kedamaian, kesejahteraan hidup ini tergantung dari usaha kita dalam menjalin relasi atau hubungan dengan Tuhan, sesama dan alam semesta. Hidup kita ini takkan pernah puas dengan harta milik, maka biarlah kita memohon supaya Tuhan memberikan kita hikmat dalam mewujudkan kehendak-Nya dalam hidup kita setiap hari.

 

Pribadi yang bijak adalah pribadi yang berani berkata “cukup”  atas kebutuhan, harta, uang, dan barang demi mengarahkan hidupnya kepada Kristus.

 

Artikel oleh: July 28, 2014   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Mark (Renungan Alkitab dari Kitab Markus)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda