Pertobatan!

Pertobatan

“Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagiNya” (Markus 1 : 3b)

 

Yohanes Pembabtis diutus untuk mempersiapkan dan meluruskan jalan bagi kedatangan Tuhan. Bahkan jauh sebelum kedatangan Yohanes, Yesaya telah menubuatkannya (Yesaya 40:1-11). Pesan sentral Yohanes adalah metanoia, pertobatan! Tampaknya Tuhan lebih suka disambut dengan pertobatan ketimbang tarian dan pesta-pora!  Tidak cukup dengan penyesalan dan pengakuan dosa dalam sebuah ibadah. Tuhan menghendaki jauh dari itu, yakni perubahan dan pembaruan dalam hidup.

Sekitar seabad yang lalu, seorang laki-laki membaca koran pagi dan menjadi sangat terkejut. Mengapa? Karena ia membaca tentang dirinya. Ia membaca di koran itu tertulis namanya. Bukan kabar baik! Namun, kabar kematian. Koran itu telah salah mengutip nama orang.  Kemudian dalam berita itu, ia membaca sebuah kalimat yang dicetak tebal, headline  bunyinya, “Matinya Raja Dinamit”. Ia menelusuri terus teks itu hingga akhirnya ia benar-benar tercengang dengan penggambaran mengenai dirinya yang disebut sebagai seorang “pedagang kematian”.

Laki-laki ini adalah penemu dinamit dan telah memperoleh kekayaan yang sangat besar dari karyanya membuat pelbagai macam senjata penghancur. Namun kini ia sangat terpukul dengan citra diri yang terbangun di masyarakat melalui berita di koran itu. Ia bergumul, apakah dirinya sungguh-sungguh ingin dikenang orang sebagai seorang “pedagang kematian”?  “Tidak!” pikirnya, “aku tidak ingin anak-cucuku dan orang-orang lain menyebut diriku sebagai seorang pembuat dan penyebar kematian!” Pada saat itulah kuasa pemulihan yang lebih dasyat dari dinamit, memenuhi dirinya. Mulai saat itu, ia mencurahkan tenaga dan uang yang dimilikinya untuk menciptakan perdamaian dan kebaikan bagi umat manusia. Kini, dia dikenang bukan sebagai pencipta dinamit, bukan pula disebut “si pedagang kematian”. Namun orang mengenangnya sebagai agen perdamaian. Dialah Alfred Nobel seorang pendiri Yayasan Hadiah Nobel Perdamaian.

Itulah metanoia, pertobatan yang sesungguhnya. Tuhan masih terus memberikan kesempatan untuk kita sebelum waktunya tiba karena Tuhan tidak menghendaki kebinasaan, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat (2 Petrus 3:9). Apakah kesabaran Tuhan itu kita gunakan seperti Alfred Nobel?  Ataukah kita terus terlena? Ingatlah kedatangan-Nya sama seperti pencuri, tidak pernah bisa kita duga! (2 Pet.3:10).

 

Pertobatan itu bukan hanya berhenti melakukan apa yang dianggap keliru namun sekaligus memperbaiki apa yang salah.

 

Artikel oleh: July 7, 2014   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Mark (Renungan Alkitab dari Kitab Markus)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda