Kita Adalah Ahli Waris

Kita Adalah Ahli Waris

“Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah”. (Galatia 4 : 7)

 

Seorang anak yang oleh undang-undang masih dianggap sebagai anak-anak, bisa saja memiliki sejumlah besar kekayaan, tetapi ia tidak dapat menentukan apa-apa yang bersifat hukum atas harta warisannya. Ia tidak mempunyai hak apa-apa atas dirinya sendiri, dan segala sesuatu akan dilakukan dan diatur oleh orang lain baginya.  Secara praktis, karena ia masih anak-anak, jadi ia tidak mempunyai kebebasan apa-apa dan hidupnya sama saja dengan kehidupan seorang hamba.  Tetapi begitu ia memasuki usia dewasa, maka ia pun menjadi seorang pewaris penuh dan mutlak atas segala miliknya.

Hal itulah yang diangkat oleh Paulus, bahwa masa kanak-kanak duniawi itu secara mutlak dikuasai oleh hukum.  Tetapi hukum Taurat hanyalah ibarat suatu pengetahuan yang dasariah.  Kedatangan Kristus membebaskan manusia dari hukum Taurat.  Menurut Paulus, orang yang hidupnya diperhamba oleh Taurat, maka hidupnya tetap disebut anak-anak, tetapi mereka yang memilih jalan iman, telah menjadi manusia dewasa dalam iman Kristen sehingga menjadi ahli waris penuh Kerajaan Allah.  Dan satu hal yang istimewa bagi orang beriman adalah berhak memanggil Allah itu “Abba, ya Bapa”.  “Abba” adalah kata Aram, yang merupakan kata mesra untuk mengungkapkan hubungan akrab antara seorang anak kecil dengan ayahnya, tanpa rasa takut dari si anak tetapi tidak melupakan perasaan hormat.

Sebagai anak-anak-Nya, kita bebas berseru kepada Allah disaat kita membutuhkan pertolongan-Nya.  Tidak ada yang menghalangi kita untuk menghampiri Allah, menyebut nama-Nya, “bermanja” dalam pelukan kasih dan hadirat-Nya.  Sebab kita adalah anak-anak yang dikasihi-Nya karena iman percaya kita kepada Kristus, Tuhan kita.  Tidak ada kepercayaan lain di dunia, termasuk Taurat, yang melayakkan kita manusia untuk bersekutu secara akrab dan intim dengan Allah serta memanggil Dia yang Agung dan Maha Segalanya itu dengan sebutan “Abba ya Bapa” selain iman di dalam Kristus.

 

Oleh iman sehingga kita menjadi ahli waris-Nya; sebagai ahli waris, kita layak memanggil Dia “Abba Bapa,” Bapa yang sungguh mengasihi kita.

 

Artikel oleh: May 13, 2014   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Galatians (Renungan Alkitab dari Kitab Galatia)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda