Sama Dimata Tuhan

Sama di Mata Tuhan

“Dan orang-orang Yahudi yang lainpun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka” (Galatia 2 : 13)

 

Gereja mula-mula mempunyai kebiasaan mengadakan acara makan bersama yang disebut Jamuan kasih (Agape).  Pada pesta tersebut, seluruh jemaat biasanya berkumpul dan menikmati acara makan bersama dengan penuh sukacita yang menandakan kebersamaan dan persekutuan orang-orang Kristen. Semuanya itu nampak sangat indah. Tetapi jika jamuan itu dihadiri oleh orang Kristen Yahudi dan Kristen non Yahudi (dari latar belakang kafir), maka tidak terlepas dari suasana kaku yang sangat menonjol akibat sikap eksklusif orang-orang Kristen Yahudi.  Mereka mempunyai anggapan bahwa mereka adalah keturunan Umat Yang Terpilih sehingga mereka cenderung memandang rendah orang lain.

Itulah yang mendasari persoalan yang terjadi di Antiokhia.  Ketika Petrus yang disebut Kefas datang ke Antiokhia, ia duduk dalam jamuan makan bersama dengan orang Yahudi maupun non Yahudi.  Tetapi ketika orang-orang dari kelompok Yakobus (orang-orang Kristen Yahudi) datang ke tempat itu, maka serta merta sikap Petrus berubah yaitu tidak mau makan lagi bersama dengan orang-orang Kristen non Yahudi (Kafir).  Itu terjadi karena ia takut terhadap orang-orang dari kelompok Yakobus itu.  Dengan demikian, tindakannya dikuti oleh orang-orang Yahudi lainya, termasuk juga Barnabas ikut mengundurkan diri.  Sikap seperti itu dianggap oleh Paulus sebagai kemunafikan.  Paulus melihat perlunya sikap yang keras untuk melawan penyimpangan seperti itu.  Ia tidak menunggu lagi; ia segera bangkit dan tidak peduli siapa yang ada dihadapannya.  Yang jelas sikap itu salah dan harus ditegor dengan sikap berani.

Demikian pula, gereja tidak mungkin disebut Kristen bila perbedaan golongan dan kelas masih terdapat didalamnya.  Dihadapan Allah tidak ada golongan Yahudi maupun kafir, mulia atau hina, kaya atau miskin, juga tidak ada perbedaan ras ataupun golongan.  Semuanya adalah sama dimata Tuhan.  Yang terpenting adalah manusia itu mengakui kehidupannya yang berdosa, dan mau percaya, bertobat, dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat pribadi.  Karena sesungguhnya, Kristus telah mati untuk semua orang dan sesungguhnya pula kasih-Nya tidak pernah membeda-bedakan.  Jadi, jika orang-orang percaya bersekutu dalam Tuhan, maka haruslah menjadi saudara seiman yang sungguh-sungguh saling mengasihi satu dengan yang lainnya.

 

Didalam Kristus, tidak ada lagi perbedaan status, ras, golongan ataupun yang lainnya.  Di dalam Kristus, kita semua sama dipandangan mata-Nya.

 

Artikel oleh: May 3, 2014   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Galatians (Renungan Alkitab dari Kitab Galatia)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda