TIGA LANGKAH MENUJU SUKSES

SuksesBy: Pdt. Rudy Suwardi

(Sesudah dia, bangkitlah Samgar bin Anat; ia menewaskan orang Filistin dengan tongkat penghalau lembu, enam ratus orang banyaknya. Demikianlah ia juga menyelamatkan orang Israel. Hakim-Hakim 3:31)

 

Bangsa Israel seharusnya sudah dapat menikmati Tanah Perjanjian sepenuhnya.  Akan tetapi,  karena mereka tidak selalu taat kepada Tuhan, bahkan mereka mengikuti budaya penyembahan berhala yang ada di sekitar mereka, maka mereka selalu mengalami kegagalan.

Bangsa Israel memang mempunyai kecenderungan untuk berpaling dari Tuhan. Manakala mereka melakukannya, Tuhan menyerahkan mereka kepada musuh-musuhnya. Mereka lalu berseru dalam pertobatan kepada Tuhan dan Tuhan kemudian akan mengirimkan seseorang yang membebaskan – dalam hal ini seorang hakim. Tetapi setelah mendapat kemerdekaan, mereka hanya akan taat untuk sementara, dan selanjutnya mereka kembali berbuat dosa. Tuhan lalu menyerahkan lagi mereka ke dalam tangan musuh-musuh-nya, sampai mereka kembali berseru meminta pertolongan. Hal ini berulang-ulang terjadi dalam kehidupan bangsa Israel.

Pada masa Samgar hidup, Israel benar-benar sangat membutuhkan pembebasan. Mereka berada di bawah penindasan bangsa Filistin!

Samgar hanya disebut dua kali dalam Kitab Hakim-Hakim.  Pertama dalam teks yang sudah  kita baca (Ps 31:3) dan kedua dalam Ps 5: 6; (6) Dalam zaman Samgar bin Anat, dalam zaman Yael, kafilah tidak ada lagi dan orang-orang yang dalam perjalanan terpaksa menempuh jalan yang berbelit-belit.

Kisah Samgar tampaknya seperti sebuah kebetulan saja, tetapi sebenarnya kisah itu sangat penting, sehingga tidak boleh dilewatkan begitu saja. Kita bisa mempelajari tiga langkah yang dilakukan Samgar sehingga ia bisa sukses melawan orang-orang Filistin.

Mari kita mulai dengan lebih dahulu menyimak situasi dan kondisi yang sedang dialami oleh bangsa Israel.

A.   TEROR

  • Zaman itu adalah zaman ketakutan.

Lihat ayat Ps 5:6. Para kafilah dan orang-orang yang dalam perjalanan tidak berani melewati jalan-jalan utama, karena mereka takut dirampok atau dibunuh. Mereka memilih jalan yang berputar-putar untuk menghindari para perampok Filistin. Selain itu Orang-orang Israel meninggalkan desa-desanya, karena mereka takut menjadi korban penyerangan oleh orang-orang Filistin.

  •  Zaman itu adalah zaman kerentanan

Bangsa Israel tidak memiliki senjata untuk mempertahankan diri dari musuh-musuhnya. Israel sangat lemah di setiap perbatasan wilayahnya. Tidak ada yang menyukai situasi demikian, tetapi tampaknya tidak ada seorangpun yang dapat melakukan sesuatu.

  • Bangsa Israel merasa tidak mampu untuk berperang.  Bangsa Filistin membuat bangsa Israel merasa rendah diri/minder. Bangsa Filistin bahkan telah memaksa bangsa Israel untuk menyerahkan semua senjata perang mereka. Bangsa Filistin juga melarang bangsa Israel untuk memiliki pandai besi di seluruh negerinya agar supaya bangsa Israel tidak dapat membuat senjata untuk berperang.
  • Moral atau semangat juang bangsa Israel sangat rendah, mereka merasa kalah, mereka bahkan merasa putus asa. Bangsa Israel tidak mempunyai harapan akan masa depan yang cerah. Mereka sudah tidak memiliki rasa percaya diri, dan mereka bahkan sudah tidak lagi mempunyai iman kepada Tuhan.

 

B.   ALAT

  • Bacaan kita mengungkapkan bahwa Samgar menewaskan 600 orang Filistin. Bacaan kita tidak memberi penjelasan kepada kita, apakah Samgar melakukannya dalam suatu periode ataukah hanya dalam satu kali peperangan. Kita memang tidak mendapat penjelasan detil tentang perbuatan Samgar yang gagah berani, tetapi kita diberi tahu bahwa senjata yang dipakai oleh Samgar adalah sebuah tongkat penghalau lembu.
  • Tongkat penghalau adalah sebuah tongkat kayu yang panjangnya sekitar 2 meter dengan ujung yang runcing. Para petani memakai tongkat penghalau ini supaya lembunya berjalan lebih cepat ketika membajak atau menarik kereta. Tongkat penghalau ini dipakai dalam pertanian, bukan dipakai dalam peperangan untuk melawan musuh. Tetapi di tangan Samgar tongkat penghalau dapat menjadi senjata yang ampuh.
  • Orang-orang Israel lainnya mungkin merasakan adanya kebutuhan untuk mengusir bangsa Filistin, tetapi mereka merasa tidak mampu melakukan apa-apa untuk mengubah keadaan.

 

C.   KEBENARAN

Sementara orang-orang lain menanti-nanti-kan mukjizat Tuhan, Samgar percaya, bahwa Tuhan akan memakai dirinya dan memakai apa yang dia punya.

Pembebasan orang Israel kali ini berasal dari suatu sumber yang tidak terduga, yaitu dari Samgar.

  • Samgar bukanlah politikus
  • Samgar bukan berasal dari keluarga yang kaya
  • Dia tidak memiliki ijazah akademis
  • Dia juga tidak mempunyai pengalaman perang

Tetapi Samgar adalah seorang petani yang dipilih Tuhan untuk membawa kemerdekaan bagi orang Israel!

“Mengapa Tuhan memakai Samgar untuk melakukan tugas tersebut?” Tuhan memilih Samgar karena ia mempunyai kualitas yang memungkinkan dirinya dipakai oleh Tuhan!

Apa yang dapat kita pelajari dari seorang Samgar, yang biografinya secara keseluruhan hanya dimuat dalam dua ayat saja.

Ada tiga langkah yang dapat kita pelajari dari Samgar untuk menuju sukses.

1.   SUKSES BERAWAL DARI KEADAAN ANDA SAAT INI

Dimanakah Samgar berada? Apa yang menjadi titik awal bagi Samgar?

Samgar hidup pada zaman dan tempat dimana hidup dan harta pribadi-nya, dimana hidup dan harta keluarga-nya serta dimana hidup dan harta bangsa-nya berada di bawah ancaman para perampok dan preman Filistin. Dalam keadaan seperti ini, Samgar bisa saja merasa tidak berdaya dan putus asa, tetapi tidak demikian halnya dengan dirinya.

Seorang profesor dalam bidang psikologi, Salvatore R. Maddi dari University of California mengatakan diperlukan adanya 3 C untuk mengatasi stress, yaitu Commitment, Control dan Challenge.

Commitment: Ketika stress menerpa anda, tetaplah bertahan dan jangan lari.

Control: Kendalikanlah situasi stress yang sedang dihadapi. Anda harus mengendalikan situasi stress, jangan sebaliknya stress yang mengendalikan anda.

Challenge: Sikapi stress sebagai sesuatu hal yang normal. Jadikan stress sebagai suatu kesempatan untuk belajar. Jangan membiarkan dirimu jatuh ke dalam keadaan yang mengasihani diri sendiri.

Tampaknya nasehat dari professor psikologi tersebut telah dilaksanakan lebih dahulu oleh Samgar.  Ia tidak menunggu waktu yang tepat atau perlengkapan yang sempurna untuk mulai. Ia mulai dalam keadaan apa adanya.

Orang Komunis selalu mengatakan, bahwa hanya orang lemah yang memerlukan Tuhan. Tetapi kebenarannya adalah bahwa kita semua memerlukan Tuhan.

Tuhan selalu memakai orang-orang biasa untuk melakukan hal-hal yang luar biasa! Salah satu pelajaran yang kita peroleh dari Kitab Hakim-Hakim adalah bahwa Tuhan menaruh Roh-Nya di atas para pemimpin yang memiliki kelemahan.

Memulai dari suatu titik kelemahan bukan suatu hal yang buruk, karena bisa berubah menuju ke sesuatu yang baik.

Tuhan dapat melakukan banyak hal dalam kehidupan orang-orang yang mengakui bahwa mereka memerlukan Tuhan. Sebaliknya Tuhan tidak dapat bekerja melalui kehidupan orang-orang yang tidak mau mengakui bahwa mereka memerlukan Tuhan.

Alkitab tiga kali mengatakan, bahwa Allah menentang orang yang congkak, tetapi memberkati orang yang rendah hati. Lihat dalam Ams 3:24; Yak 4:6, 1 Pet 5:5.

Samgar tidak menunggu sampai ia mempunyai pasukan dengan ribuan prajurit untuk maju berperang.

Sdr dan saya tidak perlu menunggu sampai keadaan menjadi lebih baik untuk dapat bertindak.  Jadi apa yang dapat anda lakukan untuk Tuhan, lakukanlah sekarang.

Samgar pasti sudah merasa muak karena ditindas oleh orang-orang Filistin di dalam negrinya sendiri!  Ia selalu merasa marah setiap kali melihat panen gandum tetangganya dirampas oleh orang Filistin, atau ketika dari jendela rumahnya ia melihat lembu-lembu kepunyaan-nya dibawa pergi oleh orang Filistin.

Samgar tidak berkeluh-kesah meratapi keadaannya. Sebaliknya Samgar percaya, bahwa Tuhan punya rencana yang indah.

Samgar melihat adanya kesulitan! Ia tahu siapa musuhnya! Ia menyadari kelemahan bangsa Israel. TETAPI SAMGAR MELIHAT SESUATU YANG MELAMPAUI KESULITANNYA! Ia melihat tangan Ilahi yang akan memberikan kemenangan! Samgar percaya bahwa Tuhan memakai manusia untuk mencapai tujuan surgawi.

Kita tidak memerlukan iman untuk berkata: “Aku percaya bahwa Tuhan memakai orang lain.” Tetapi diperlukan iman yang besar untuk dapat berkata: “Aku percaya, bahwa Tuhan mau memakai diriku.”

 

2.   SUKSES BERASAL DARI APA YANG ANDA PUNYA

Samgar tidak mempunyai pedang ataupun tombak. Ia memang tidak memerlukannya. Ia mempunyai tongkat penghalau lembu!

Kebenarannya adalah bahwa kita tidak perlu memiliki banyak hal untuk menjadi sukses. Anda mungkin tidak mempunyai sumber keuangan atau latar belakang pendidikan yang memadai untuk meraih sukses, tetapi anda dapat mulai dari keadaan yang sedang anda alami dan pergunakanlah apa yang anda punya, khususnya karunia-karunia rohani yang anda peroleh dari Tuhan.

Tuhan menghampiri Musa di padang gurun melalui semak yang terbakar. Tuhan menyuruh Musa kembali ke Mesir untuk menghadapi Firaun dan memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan. Musa serta merta mencari-cari alasan. Dalam Kel 3:11 Musa bertanya, “Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?”

Dalam Kel 4:2 Tuhan berkata kepada Musa: “Apakah yang di tanganmu itu?” Jawab Musa: “Tongkat.” Tuhan berkata: “Lemparkanlah itu ke tanah.” Dan ketika dilemparkannya ke tanah, maka tongkat itu menjadi ular.  Tuhan menyuruh Musa: “Peganglah ekornya” –Musa mengulurkan tangannya, ditangkapnya ular itu, lalu menjadi tongkat di tangannya.

Tongkat itu menjadi alat bagi Tuhan untuk mengubah Sungai Nil menjadi darah dan medatangkan berbagai wabah ke atas Mesir. Tongkat itu juga yang dipakai Tuhan untuk membelah Laut Merah dan membuat berbagai mukjizat lainnya di padang gurun.

Tongkat gembala  sepertinya bukan sesuatu yang istimewa, tetapi ketika diserahkan kepada Tuhan, tongkat itu menjadi sesuatu yang ampuh!

Apakah yang sudah ada pada anda untuk dipakai mencapai sukses? Apa yang sudah diberikan Tuhan kepada anda untuk membantu anda merealisasikan mimpi-mimpi anda?

Tuhan sudah memberikan kepada setiap orang kemampuan yang cukup untuk meraih sukses dalam hidup ini. Banyak kisah tentang orang-orang yang sukses sekalipun mereka memiliki keterbatasan:  tuna netra, cacat, tidak mempunyai tangan, tidak mempunyai kaki, dst. Hanya orang yang tidak mempunyai kepala yang tidak bisa mencapai sukses dalam hidup ini.

Masalahnya adalah – kebanyakan orang Kristen ingin menggunakan karunia yang tidak mereka miliki !!

Daud menggunakan apa yang ia punya – sebuah umban. Seorang anak kecil memiliki 5 roti dan 2 ikan untuk memberi makan 5.000 orang. Samson memakai rahang seekor keledai. Tuhan bisa memakai apa saja.

Apa yang ada padamu? Jangan menunggu situasi yang baik atau datangnya peralatan yang ideal dalam hidup anda. Jangan menunggu sampai Tuhan mengirimkan sesuatu yang sudah anda miliki.

Martin Luther Jr pernah berkata: “Tugasku adalah melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya. Selebihnya ada di dalam tangan Tuhan.”

 

3.   SUKSES DIRAIH DARI APA YANG ANDA BISA.

Begitu banyak orang menjalani hidup mereka dengan berkhayal, seandainya mereka bisa melakukan ini atau seandainya ia bisa melakukan itu. Mereka hidup dalam keadaan apatis. Mereka tahu bahwa mereka harus hidup untuk Tuhan. Mereka tahu bahwa mereka harus mengikut Kristus. Tetapi, mereka hanya duduk-duduk diam dan tidak melakukan apa-apa.

Ketika orang Filistin mulai menekan bangsa Israel, ada ribuan orang Israel yang tidak melakukan apa-apa. Lalu muncul Samgar yang tidak mau berdiam diri. Dia tidak mau duduk-duduk diam sementara menyaksikan nama Tuhan dilecehkan.

Mungkin saja ia juga melakukan apa yang seringkali kita lakukan. Mungkin saja ia juga telah memikirkan harga yang harus dia bayar. Mungkin saja ia juga sudah mempertimbangkan ratusan alasan mengapa ia harus melibatkan diri. Tetapi kehormatan Tuhan sedang dipertaruhkan dan itulah alasannya mengapa ia dapat mengatasi semua keragu-raguannya.

“Jika anda ingin sukses dalam hidup ini, anda harus bekerja keras”

Mempertahankan diri terhadap 600 orang Filistin hanya dengan sebuah tongkat penghalau lembu, menaikkan status Samgar menjadi seorang pemenang. Tidak masalah apakah ia melakukannya dalam satu kali peperangan atau dalam beberapa kesempatan yang berbeda. Yang penting adalah bahwa ia melakukan apa yang ia bisa.

Aplikasikanlah hal itu dalam melayani Tuhan. Anda mungkin bertanya, bagaimana jika saya gagal?

“Manusia akan belajar dari kesalahannya.”

“Kegagalan adalah bagian dari kesuksesan.”

“Orang yang tidak pernah gagal adalah orang yang belum pernah mencoba.”

“Jika anda ingin melipatgandakan ratio kesuksesan anda, maka anda juga harus melipatgandakan tingkat kegagalan anda.”

Anda mungkin tidak bisa melakukan sesuatu lebih baik dari orang lain. Anda mungkin tidak pernah masuk dalam berita utama. Tetapi jika anda mau melakukan apa yang anda bisa, Tuhan akan memberkati apa yang anda kerjakan.”

Tiga langkah menuju sukses yang kita pelajari dari Samgar ternyata diaplikasikan oleh Presiden Amerika, Theodore Roosevelt. Dalam peperangan antara Amerika melawan Spanyol pada tahun 1898, khususnya ketika memperebutkan “San Juan Hill” di Kuba, pasukan dibawah Roosevelt ragu-ragu untuk maju berperang. Mereka minta tambahan prajurit, tambahan senjata, dan tambahan pasokan makanan. Roosevelt tidak memberikan apa yang diminta, tetapi ia memberi jawaban: “Do what you can, with what you’ve got, where you are”. “Lakukan apa yang kau bisa, dengan apa yang kau punya, di manapun ada berada.

Prinsip-prinsip untuk meraih sukses tadi diajarkan oleh Yesus melalui Perumpamaan Tentang Talenta ( Mat 25:14-30)

1.  Apa yang kita miliki sudah dipercayakan kepada kita (ayat 14)

(14) Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.

Perhatikan bahwa orang kaya itu adalah tetap pemilik dari hartanya. Ia hanya mempercayakan hartanya kepada hamba-hamba-Nya untuk sementara saja. Ia akan pergi, namun Ia akan kembali untuk melihat apa yang sudah diperbuat oleh mereka terhadap apa yang sudah diberikan kepada mereka.

Anda mungkin berkata, tetapi aku tidak memiliki karunia. Aku tidak dapat berbuat apa-apa. Samgar memiliki tongkat penghalau lembu. Daud memiliki umban. Yang penting bukanlah karunia, harta, atau uang ataupun keahlian yang kita miliki. Yang penting adalah Tuhan. Di dalam tangan-Nya, sebuah tongkat penghalau lembu dapat menewaskan 600 orang Filistin. Atas tuntunan-Nya, sebuah kerikil dapat mengalahkan raksasa yang sangat besar.

2.  Apa yang diberikan kepada kita harus digunakan (ayat 27)

(27) Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.

Tuhan menyukai hamba yang menggunakan 5 talenta dan menghasilkan 5 talenta lagi.  Tuhan  juga menyukai hamba yang memakai 2 talenta dan menghasilkan tambahan 2 talenta. Tetapi ia kecewa dengan hamba yang tidak melakukan apa-apa dengan talenta yang diserahkan kepadanya.

Tidak akan ada alasan yang dapat diterima pada hari dimana kita harus memberikan pertanggung-jawaban kepada Tuhan kita. Dia akan berkata kepada kita, Aku telah memberikan kesehatan yang baik kepadamu, uang, dan ribuan jenis berkat lainnya. Apa yang dapat engkau perlihatkan kepada-Ku sebagai hasil dari semua yang Aku percayakan kepadamu? Seberapa besar kerajaan-Ku bertambah luas karena engkau? Suatu pertanyaan yang luar biasa! Seberapa besarkah Kerajaan Allah bertumbuh karena penatalayanan-ku?

Kis 19:15 memberitahukan kepada kita bahwa Iblis mengenal nama rasul Paulus: (15) Tetapi roh jahat itu menjawab: “Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?”

Saya membayangkan Paulus sudah menimbulkan kesusahan yang tidak sedikit terhadap Iblis dan antek-anteknya. Iblis mengenal Paulus karena Paulus melakukan sesuatu dengan karunia yang dimilikinya. Apakah iblis mengenal anda? Apakah mereka mengenal namaku? Apakah aku sudah membuat mereka susah?

Dalam perumpamaan tentang talenta, hamba yang jahat tidak melakukan apa-apa dengan talentanya karena takut kehilangan talenta. Sebaliknya dua orang hamba lainnya takut tidak dapat memperlihatkan hasil kepada Tuannya.

 

KESIMPULAN

Apa yang dapat dilakukan oleh seseorang seorang diri saja?

Apa yang dapat anda lakukan?

Dalam Kitab Hakim-Hakim ps 3 hanya ada dua ayat tentang Samgar.

Apakah perbuatan Samgar cukup berarti?

Bagi Tuhan, perbuatan Samgar memang berarti.

Perbuatan Samgar sangat berarti bagi keluarganya.

Perbuatan Samgar juga sangat berarti bagi bangsanya. Alkitab mengatakan “Ia juga menyelamatkan orang Israel.”

Sdr, pelayanan anda sangat berarti bagi Tuhan!

 

Mulailah dari keadaan anda saat ini, gunakanlah apa yang anda punya dan lakukanlah apa yang anda bisa. Dengan demikian anda akan meraih sukses dalam kehidupan maupun dalam pelayanan.

 

Tuhan memakai Samgar sebagai suatu contoh bagi kita. Ikuti contoh yang dilakukannya. Tuhan memberkati!

 

 

Artikel oleh: February 25, 2014   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda