Jujurlah Kepada Tuhan!

“Mengapakah penderitaanku tidak berkesudahan, dan lukaku sangat payah, sukar disembuhkan? Sungguh, Engkau seperti sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercayai”. (Yeremia 15 : 18)

Jujurlah kepada Tuhan

           Pasal 15 menjelaskan pergumulan lebih lanjut dari Yeremia sebagai seorang pelayan Tuhan. Mari kita bandingkan ayat 11 dan ayat 18. Ayat 11 mengatakan, “Sungguh, ya Tuhan, aku telah melayani Engkau dengan sebaik-baiknya…” Tetapi dalam ayat 18 dia mengatakan,”Mengapakah penderitaanku tidak berkesudahan, dan lukaku sangat payah, sukar disembuhkan?”.  Sudah berusaha melakukan tugas pelayanan dengan sebaik-baiknya, tetapi apa? Apakah orang berterima kasih? Tidak! Orang menghargai? Tidak! Malah sebaliknya: dia menerima omelan, sungutan, kecaman. Mungkin juga fitnah dan  makian.  Karena itu, memang bisa dipahami kalau pada tingkat tertentu, seperti Yeremia, orang sudah tidak tahan lagi!  Ada orang yang pada akhirnya menyerah dan berkata: “Tuhan, saya sudah berusaha, namun saya tidak bisa, dan saya juga tidak mau!”

Daya tahan manusia itu selalu ada batasnya. Kalau kita membaca ayat 15, maka soal yang dihadapi Yeremia adalah soal hidup atau mati, bukan sekadar tersinggung hati. Sudah melayani dengan sebaik-baiknya, kok malah begini? Dalam keadaan dengan seperti ini, apakah aneh kalau Yeremia sampai memberi kesan telah mencaci Tuhan? Ayat 18: “Sungguh Engkau seperti sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat kupercayai.”

Kita marah bukan kalau mendengar orang mencaci Tuhan? Tetapi ternyata, kalau kita baca ayat-ayat selanjutnya, Tuhan sendiri tidak marah. Tuhan lebih suka orang yang di dalam doanya berkata-kata keras kepada-Nya, tetapi dari hati yang jujur dan tulus, ketimbang orang yang di dalam doa memuji-muji Tuhan dengan kata-kata selangit, tetapi dengan sikap dan tindak tanduknya ia memaki-maki dan menjatuhkan nama Tuhan!

 

Tunjukan kasih kita kepada Tuhan bukan sekedar melalui pujian yang keluar dari mulut, tapi melalui sikap hidup kita setiap hari.

 

 

Artikel oleh: December 10, 2013   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Jeremiah (Renungan Alkitab dari Kitab Yeremia)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda