Jangan Salahkan Tuhan!

“Aku telah meninggalkan kediaman-Ku, telah membuangkan negeri milik-Ku; Aku telah menyerahkan buah hati-Ku ke dalam tangan musuhnya”. (Yeremia 12 : 7)

Jangan Salahkan Tuhan

             Bagian ini memberikan petunjuk yang langka mengenai kegelisahan dan penderitaan Allah yang diakibatkan oleh kejahatan. Penderitaan Allah sangatlah berat ketika umat-Nya sendiri yang melakukan kejahatan.  Allah diungkapkan, dalam waktu bersamaan, mengasihi sekaligus memarahi umat-Nya.  Ketika Allah membuka diri kepada umat-Nya dalam kasih, dia juga membuka diri-Nya terhadap kemungkinan untuk terluka.  Allah terlibat sangat dalam di tengah kehidupan dunia dan pergumulan umatNya.   Sungguh mengherankan, tapi juga sungguh benar, bahwa kejahatan dapat mengakibatkan penderitaan yang sama kepada manusia, terutama hamba-hamba-Nya.  Itu berarti, gambaran tentang Allah yang jauh dan tak acuh terhadap kehidupan kita harus dihapuskan dari kamus pemikiran kita.

Seorang pengkhotbah dan seorang tukang cukur yang atheis berjalan bersama-sama.  Tukang cukur itu berkata, “Inilah mengapa tidak dapat mempercayai Allahmu yang katanya penuh kasih.  Jika memang demikian, Dia tidak akan mengizinkan kemiskinan, penyakit dan penderitaan.  Tidak, saya tidak akan mempercayai Allah yang mengizinkan semua itu”.

Hamba Tuhan tersebut berdiam diri sampai mereka bertemu dengan seorang sangat berantakan. Rambutnya panjang dan acak-acakan, demikian juga kumis dan jenggotnya.  Sang Pengkhotbah berkata kepada temannya: “Kamu pasti bukan tukang cukur yang baik.  Buktinya, engkau biarkan orang tersebut berkeliaran dengan rambut acak-cakan dan wajah yang berantakan.”

Dengan marah, tukang cukur itu menjawab, “Mengapa menyalahkanku atas kondisi orang itu?  Dia tidak pernah datang kepadaku.  Jika dia mau datang, aku dapat merapikannya dan menjadikan dia sebagaimana layaknya pria terhormat!”

“Kalau begitu” lanjut  sang Pengkhotbah, “Jangan menyalahkan Allah karena atas kejahatan dan penderitaan manusia.  Dia mengundang mereka untuk datang dan diubahkan.”

 

Lebih besar kedukaan Tuhan daripada kedukaan kita, tatkala melihat orang percaya lebih condong kepada keinginan duniawi yang berdosa.

 

Artikel oleh: December 9, 2013   Kategori : Biblical Devotion (Renungan Alkitabiah), Biblical Devotion from Jeremiah (Renungan Alkitab dari Kitab Yeremia)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda