Jangan Simpan Amarahmu!

Bacaan Alkitab: Yehezkiel 35

“Oleh karena dalam hatimu terpendam rasa permusuhan yang turun-temurun ….” (Yehezkiel 35:5)

akar pahit

Joseph Kudar adalah seorang pengacara yang sukses pada era tahun 1950-an di Hongaria, sebelum pemberontakan meletus pada tahun 1956. Ia bersama rekan-rekannya bergabung melawan tirani komunis. Kegagalan perlawanan anti komunis memaksanya melarikan diri ke Amerika Serikat.  Sesampainya di sana, tanpa uang dan teman, ia mencoba melamar pekerjaan. Dengan bekal intelektualitas dan kemampuan berbicara dalam bahasa asing, termasuk Inggris, ia mencoba melamar pekerjaan di kantor pengacara. Tetapi, karena ia kurang begitu mengenal hukum di Amerika, ia ditolak dengan sopan.  Akhirnya, ia mencoba mencari pekerjaan lain dalam perusahaan impor-ekspor.  Dua minggu kemudian ia menerima jawaban dengan agak kasar dari salah satu perusahaan. Alasannya, tata bahasa Inggrisnya kacau-balau.  Terluka, hati Kudar menjadi mendidih. Dengan hak apa mereka berkata kasar seperti ini. Kudar duduk termenung dalam keadaan marah! Lalu ia mengambil pena, menulis surat balasan yang lebih kasar kepada perusahaan yang telah menolaknya itu. Saat ia membaca surat balasannya itu kembali, ia teringat dengan ayat, “Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman ….” (Amsal 15:1).  Hatinya terasa dingin kembali. “Tidak, aku tidak jadi mengirimkan surat itu. Mungkin orang itu benar. Bahasa Inggrisku memang kurang sempurna, karena aku bukanlah orang Amerika”. Kemudian Kudar menulis surat lagi, kali ini dengan nada halus, meminta maaf atas kelancangannya, menjelaskan keadaannya, dan berterimakasih kepada orang yang telah mengoreksi bahasa Inggrisnya.

Dua hari kemudian, ia menerima telepon dari perusaahan yang telah menolaknya dan mengundangnya ke New York untuk wawancara. Seminggu kemudian, ia diterima kerja. Di kemudian hari, Kudar diangkat menjadi wakil presiden perusahaan itu.  Kalau saja Kudar melanjutkan mengirim “surat jengkel”nya itu, mungkin ia akan terlunta-lunta di negeri Paman Sam sebagai gembel yang tidak mendapatkan pekerjaan.

Memaafkan  memang tidak mudah dilakukan. Saat kita disakiti, sifat alamiah kita cenderung untuk membalas supaya impas. Namun, dengan mengampuni, maka sesungguhnya persekutuan kita dengan Allah tidak terhalang!

Apabila Anda marah dan panas hati, entah karena apa saja, akan membawa Anda ke dalam jurang penderitaan.

Artikel oleh: March 26, 2013   Kategori : Biblical Devotion from Ezekiel (Renungan Alkitabiah dari Kitab Yehezkiel)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda