Menjadi Orang yang Setia

Bacaan Alkitab: Rut 1: 16 – 22

“Di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!” (Rut 1 : 17)


“Ada uang abang disayang, tidak ada uang abang ditendang.” Inilah sebuah ungkapan yang menyatakan ketidaksetiaan. Tak mudah memang untuk setia, apalagi jika kesetiaan tidak hanya untuk diucapkan, tetapi perlu dibuktikan.

Ada tiga penguji kesetiaan. Pertama, waktu. Seberapa lama kita bisa setia? Kedua, jarak. Kita bisa setia saat dekat, tetapi bagaimana jika kita terpisah jauh? Ketiga, keadaan. Kalau lagi senang kita akan setia, tetapi bagaimana jika dalam keadaan yang sulit?

Rut adalah seorang yang setia. Waktu Naomi dan keluarganya baru datang ke Moab, mereka adalah keluarga yang memiliki harta. Jadi, boleh dikatakan Rut menikah dengan anak dari keluarga yang lumayan berada. Alkitab tidak menyebut berapa banyak kekayaan Naomi, tetapi ada pernyataan bahwa Naomi “pergi dengan tangan penuh” (1:21). Akan tetapi, setelah Elimelekh dan kedua anaknya meninggal dunia, Naomi jatuh miskin “tetapi dengan tangan kosong Tuhan memulangkan aku”. Di sinilah kesetiaan Rut diuji dan ia berhasil. Rut ternyata adalah seorang yang sungguh-sungguh setia. Terbukti, walaupun dalam keadaan “tidak punya apa-apa lagi”, Rut tetap setia mengikuti mertuanya.

Mudah sekali untuk setia kepada orang yang banyak harta benda dan tinggi kedudukan. Sebaliknya, sulit sekali untuk setia kepada orang yang sedang jatuh atau tidak punya apa-apa lagi. Rut bisa tetap setia karena dasar kesetiaannya adalah kasih, bukan harta. Oleh sebab itu, jikalau kita mau menjadi orang yang setia, baik kepada istri atau suami, pelayanan, bahkan kepada Tuhan, kita harus mengubah dasar kesetiaan kita. Biarlah kasih yang selalu menjadi alasan mengapa kita setia.

Jangan biarkan kesetiaan kita ditentukan oleh harta benda; tapi tentukanlah kesetiaan kita berdasarkan kasih!

Sumber : www.sabda.org

Artikel oleh: June 9, 2012   Kategori : Biblical Devotion from Ruth (Renungan Alkitabiah dari Kitab Rut)  Sebarkan 

Satu komentar

  1. jodelin muninggar - June 9, 2012

    Tidak mudah mempertahankan kesetiaan. Kasih, komitmen, dan pengharapan amat menolong dalam menjaga kesetiaan, dan tentunya terutama Dia terlibat memelihara kesetiaan kita kepada pasangan, pelayanan dan apapun,asal semuanya tunduk dalam kehendakNya.

Tulis Komentar Anda