Mengampuni dan Melupakan

Bacaan Alkitab: Filemon 1: 1 – 25

“Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri”.
(Filemon 1 : 17)

Suami istri itu hampir bercerai karena cekcok terus. Kepada pendeta, sang suami menyatakan kekesalannya. “Saya jengkel sekali! Setiap kali bertengkar, istri saya selalu mengungkit lagi kesalahan saya di masa lalu. Satu per satu. Akibatnya pertengkaran menjadi semakin seru. Kami meributkan kembali masalah yang sudah diselesaikan.”
Mengungkit kesalahan masa lalu adalah kebiasaan buruk. Itu tandanya kita tidak mau memandang orang lain secara baru. Kita memberi stempel: “sekali begitu, tetap begitu.” Ini membuat orang frustrasi. Bacaan kita hari ini mengisahkan ada seorang tuan bernama Filemon. Ia mempunyai budak bernama Onesimus. Budak ini pernah mencuri barang tuannya lalu lari dari rumah. Tentu saja Filemon sangat marah. Di tengah pelariannya, Onesimus berjumpa dengan Paulus. Tuhan bekerja. Budak ini bertobat dan menerima Kristus. Hidupnya diubahkan. Paulus lantas meminta Onesimus balik kepada tuannya. Karena Paulus kenal dekat dengan Filemon, ia mengirim sepucuk surat. Isinya meminta agar Filemon bisa memandang Onesimus secara baru, menerimanya bukan lagi sebagai hamba, melainkan sebagai saudara seiman. Jangan ungkit lagi kesalahannya, sebab Onesimus sudah berubah.
Tampaknya, kita harus belajar mengampuni seperti Kristus. Dia mengampuni secara tuntas. Dia tak pernah mengungkit lagi dosa kita di masa lalu. Ketika mengampuni, Yesus membuang atau mengubur dosa kita. Di hadapan-Nya kita menjadi manusia baru. Bukankah kita harus mengampuni orang lain dan melupakan kesalahan orang lain terhadap kita, sama seperti Kristus mengampuni kita.

Janganlah terus mengungkit kesalahan masa lalu, melainkan ampunilah orang yang bersalah kepada kita dan lupakan kesalahan yang telah dilakukannya.

Artikel oleh: May 9, 2012   Kategori : Biblical Devotion from Philemon (Renungan Alkitabiah dari Kitab Filemon)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda