Berdiri Dalam Kasih Karunia

Bacaan Alkitab: Roma 5:1-11


Dr James Montgomery Boice, dalam komentarnya terhadap Kitab Roma, mengatakan bahwa salah satu prinsip yang paling penting dalam menginterpretasikan Alkitab dengan baik adalah bahwa tidak semua hal dalam Alkitab dituliskan atau diperuntukkan bagi semua orang. Saya ingin menjelaskannya dalam suatu ilustrasi.

Tempat tidur Pak Jono di rumah sakit sedang dikelilingi oleh tim doa, dan kondisi kesehatan Pak Jono tampak tidak baik. Pernafasannya sudah dibantu dengan oksigen melalui masker yang menutup mulut dan hidungnya sehingga ia tidak dapat berbicara. Tiba-tiba, tangannya bergerak dengan panik ke arah pendeta dan memberi tanda bahwa ia meminta kertas dan pen untuk menulis. Pendeta kemudian memberikan selembar kertas dan sebuah pen kepada pak Jono. Pak Jono mengerahkan sisa tenaganya untuk menuliskan catatan, lalu ia meninggal dunia.

Pendeta berpikir, lebih baik tidak usah langsung membaca catatan Pak Jono pada saat itu juga, karena itu ia menyimpan catatan tersebut di dalam saku jasnya.

Pada pemakaman Pak Jono, sementara pendeta itu menyampaikan kotbahnya, ia menyadari bahwa ia memakai jas yang sama dengan yang dipakainya ketika ia mengunjungi pak Jono terakhir kalinya di rumah sakit.

“Pak Jono memberikan sebuah catatan kepada saya sebelum ia meninggal dunia, ” kata pendeta itu. “Saya belum sempat membacanya, tetapi kita semua mengenal pak Jono, dan saya yakin bahwa catatan Pak Jono berisi kata-kata inspirasi setiap orang yang hadir di sini.”

Setelah membuka catatan itu, pendeta membacakannya dengan lantang, “Tolong! Pak Pendeta, Bapak  menginjak selang oksigen saya.”

Saudara, kita tahu bahwa banyak pesan yang ditujukan kepada orang-orang tertentu dan bukan kepada orang-orang lainnya. Salah satu tugas dari hamba Tuhan adalah memastikan bahwa ia menyampaikan pesan Tuhan kepada orang yang tepat.
Saudara perlu memperhatikan, bahwa empat pasal yang pertama dari Surat rasul Paulus kepada jemaat di Roma diperuntukkan bagi setiap orang. Dalam empat pasal tersebut Paulus menjelaskan bagaimana seseorang dibenarkan karena imannya.

Nah, mulai dari Pasal 5 ayat 1 rasul Paulus menjelaskan berkat-berkat yang akan diperoleh berdasarkan pembenaran karena iman oleh mereka yang sudah dibenarkan karena iman.

Dalam pasal 5 Rasul Paulus menjelaskan berkat-berkat yang diberikan kepada kita dari pembenaran karena iman. Berkat-berkat itu pada dasarnya dibagi ke dalam 2 kelompok:

1.    Posisi Kita di dalam Kristus (ayat 5:1a)
Berkat yang pertama adalah kita diberi posisi di dalam Kristus.
Rasul Paulus mengatakan dalam Roma 5:1a, “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman ………..”
Rasul Paulus memulai pasal 5 dengan menyatakan posisi kita di dalam kristus. Kita adalah orang-orang Kristen, artinya kita sudah dibenarkan oleh iman.
Ia sedang merangkum semua hal yang sudah dikatakannya dalam Kitab Roma pasal 1-4. Ia sedang merangkum semua hal yang benar tentang orang Kristen. Jika kita adalah orang-orang Kristen, maka kita sudah dibenarkan oleh iman. Dan itulah posisi kita di dalam Kristus.

2.    Perolehan Kita di dalam Kristus (ayat 5:1b-2)
Beikutnya, berkat-berkat apakah yang kita peroleh dari pembenaran?  Perolehan apakah yang kita dapatkan di dalam Kristus?
Rasul Paulus mengatakan dalam Roma 5:1b, “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita MEMPEROLEH ………”  berkat-berkat tertentu.
Sangatlah penting untuk disimak bahwa perolehan-perolehan itu atau berkat-berkat itu adalah kepunyaan yang benar dan yang pasti dari siapa saja dan kapan saja asalkan ia adalah orang Kristen.

Apa sajakah perolehan atau berkat yang dimaksud itu?

A.    Damai Sejahtera dengan  Tuhan (5:1b)
Perolehan atau berkat kita yang pertama di dalam Kristus adalah damai sejahtera dengan Tuhan.
Rasul Paulus mengatakan dalam Roma 5:1b, “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita Yesus Kristus.”
Sebelum kita dibenarkan oleh iman, kita berada dalam keadaan perang dengan Tuhan. Tetapi setelah dibenarkan oleh iman, kita sekarang hidup dalam damai sejahtera dengan Tuhan.
Damai sejahtera dengan Tuhan tidaklah sama dengan damai sejahtera dari Tuhan.
Damai sejahtera dengan Tuhan adalah perubahan permanen dari hubungan kita dengan Tuhan. Sifatnya adalah obyektif dan  tetap, tidak pernah berubah.
Tetapi damai sejahtera dari Tuhan sifatnya subyektif dan berubah-ubah, tergantung dari bagaimana reaksi kita terhadap situasi-situasi tertentu.

B.    Berdiri dalam Kasih Karunia
Perolehan atau berkat kita yang kedua di dalam kristus adalah “berdiri dalam kasih karunia.”
Rasul Paulus mengatakan dalam Roma 5:2a, “Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri.”

1.    Beberapa pengertian yang penting
Ada sejumlah kata-kata yang sangat penting di dalam ayat ini, yaitu: “kasih karunia,” “iman,” “jalan masuk”, dan “berdiri”.
Kata-kata itu dapat digunakan dalam berbagai cara, dan tidaklah mudah untuk melihat bagaimana kata-kata itu disatukan di dalam satu kalimat.

Marilah kita lihat pengertiannya satu persatu.

Kata pertama adalah “kasih karunia”. Kasih karunia biasanya didefinisikan sebagai “Perkenanan Tuhan yang tidak layak diberikan”, tetapi kasih karunia sebenarnya mempunyai arti yang lebih. Kasih karunia adalah kasih karunia Tuhan yang tidak layak diberikan karena kita adalah orang-orang tercela. Kita sebenarnya sedang berada dalam keadaan perang dengan Tuhan, dan kita sudah melanggar hukum-hukum yang ditetapkan-Nya. Kita benar-benar layak sepenuhnya mendapat murka dan hukuman Tuhan. Tetapi, bukannya hukuman, kita malah menerima pengampunan. Itu adalah kasih karunia.

Kasih karunia adalah latar belakang dari semua rencana keselamatan dari Tuhan. Itulah sebabnya Paulus dapat menggunakannya dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, ia mengatakan dalam Ef 2:8-9, “(8) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah. (9) Itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”

Kata kedua yang perlu kita mengerti adalah “iman”. Iman yang dikatakan di dalam Roma 5:2a adalah iman kepada Yesus Kristus . Karena iman kepada Yesus Kristus, maka kita dibenarkan. Iman disini bukanlah semata-mata pengetahuan atau persetujuan, tetapi di dalamnya mengandung mempercayakan diri kita sepenuhnya dan selengkapnya kepada Kristus.

Kata yang ketiga adalah “jalan masuk”. Istilah dalam bahasa Yunani yang dipakai adalah “prosagoge,” yang dapat mempunyai arti “akses, atau hak untuk masuk, atau kebebasan untuk masuk.” Di dalam doa kita Roh Kudus bekerja, karena itu dalam Ef 2:18 dikatakan “karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.”

Apa arti jalan masuk dalam Roma 5:2a?  Roma 5:1 mengatakan: “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita Yesus Kristus.”
Ayat 2a: “Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini“.
Artinya, karena itu, karena kita sudah dibenarkan oleh iman, dan kita akan terus dibernarkan, maka kita beroleh jalan masuk kepada kasih karunia, dan kita akan terus memiliki jalan masuk ke dalam kasih karunia ini dan di dalam kasih karunia inilah kita berdiri.

Kata yang ke 4 adalah “berdiri”.  Dengan kasih karunia Tuhan, kita telah dibawa ke dalam posisi yang sudah dibenarkan, dan karena kasih karunia juga kita mempunyai hak istimewa untuk berdiri. Sebelumnya, kita berdiri tanpa hak istimewa, sebagai anak-anak yang kena murka. Tetapi sekarang kita berdiri dengan hak istimewa, bukan sebagai musuh, juga bukan sebagai pelaku kriminal yang sudah diampuni, melainkan sebagai anak-anak Allah yang Maha Kuasa.

2.    Jalan masuk kepada Raja
Berdiri dalam kasih karunia dapat kita lihat gambarannya dalam kisah Perjanjian Lama tentang Ratu Ester

Ester adalah seorang gadis Yahudi yang hidup pada zaman setelah jatuhnya Yerusalem. Sebagai akibatnya banyak orang Yahudi dibuang ke Babel. Pada zaman Ester hidup, raja yang memerintah adalah Raja Ahasyweros yang bersemayam di dalam benteng Susan.
Raja Ahasyweros mencari seorang gadis untuk menggantikan Ratu Wasti yang berbuat kesalahan dan raja memilih Ester. Ia menjadi ratu setelah dibawa dari rumah sepupu dan pengasuhnya, yaitu Mordekhai, untuk tinggal di istana Raja Ahasyweros.
Seorang musuh besar dari bangsa Yahudi yang bernama Haman juga tinggal di istana. Haman membuat sebuah rencana jahat terhadap bangsa Yahudi dimana Ahasyweros tanpa sadar menandatangani sebuah keputusan yang akan mengakibatkan kematian seluruh orang Yahudi di kerajaan Ahasyweros. Mordekhai mengirimkan surat kepada Ester, memberitahukan adanya rencana jahat itu dan menyuruh Ester untuk menghadap raja dan melaporkan apa yang akan terjadi dan meminta Raja untuk mencegahnya.
Tetapi, Ester menjelaskan, ada satu masalah. Ada peraturan di istana bahwa tidak ada seorangpun dapat datang kepada raja tanpa dipanggil. Jika seseorang menghadap raja di istana tanpa dipanggil, hanya ada satu akibat, yaitu hukuman mati – kecuali jika raja mengulurkan tongkat emasnya kepada orang itu, maka orang itu akan selamat. Meskipun selama 30 hari itu Ratu Ester belum pernah dipanggil untuk menghadap raja, ia tidak dapat menghadap raja, karena ada peraturan hukuman mati.
Mordekhai menjelaskan kepada Ester ( Ester 4:14) bahwa “Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu” . Artinya mungkin Tuhan mengangkat Ester sebagai ratu untuk menyelamatkan bangsa Yahudi. Tidak ada lagi orang yang dapat terlibat untuk menyelamatkan bangsanya.
Ester bersedia untuk pergi menghadap raja. Ia berdoa puasa selama tiga hari, dan melalui Mordekhai, ia meminta agar orang-orang Yahudi juga berdoa puasa bersama dengan dia dan untuk dia. Lalu setelah selesai masa persiapan itu, Ester mengenakan pakaian ratu dan berdirilah ia di pelataran dalam istana raja, tepat di depan istana raja. Raja sedang bersemayam di atas takhta kerajaan di dalam istana, berhadapan dengan pintu istana itu. Ketika raja melihat Ester, berkenanlah raja kepadanya, sehingga raja mengulurkan tongkat emas ditangannya kearah Ester. Lalu mendekatlah Ester dan menyentuh ujung tongkat itu. Dan melalui Ester, orang-orang Yahudi diselamatkan.

Gambaran itulah yang dimaksudkan oleh Paulus, bahwa melalui pekerjaan Yesus kristus dan aplikasi pekerjaan Kristus bagi kita dalam pembenaran kita menghasilkan jalan masuk untuk kita.

Gambaran  tersebut tidaklah sama persis, karena bagi kita hasilnya bahkan lebih luar biasa.
Ester cantik, dan raja berkenan kepadanya.
Tetapi dalam kasus kita, dosa sudah membuat kita menjadi sangat menjijikkan bagi Tuhan dan kita bahkan belum mencoba datang kepada-Nya. Meskipun demikian, Tuhan telah mengasihi kita. Ia mencari kita ketika kita jauh dari Tuhan. Ia mengirimkan Anak-Nya untuk mati bagi kita, mengambil alih dan menanggung penghukuman atas dosa-dosa kita. Sekarang, karena pekerjaan Kristus, kita telah dibawa ke dalam istana dimana kita menikmati perkenan Tuhan dan memiliki jalan masuk kepada-nya secara kontinu.

Penulis Kitab Ibrani menuliskannya dalam pasal 10:19,22 “(19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus. (22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.”

3.    Keberanian dan Kepercayaan
Ayat-ayat dari Kitab Ibrani tadi sangat jelas berkaitan dengan doa. Artinya meskipun Kitab Roma 5:2a tidak bicara secara eksplisit tentang doa, semuanya itu jelas mengandung hak bagi kita untuk menghampiri Tuhan dalam doa dan menerima banyak berkat dari Dia.

Salah satu kata kunci dalam ayat Roma 5:2a adalah jalan masuk atau akses (prosagoge). Kata itu ditemukan dalam dua ayat lain di dalam Perjanjian Baru dan masing-masing ayat itu terkait dengan doa. Keduanya ada di dalam Kitab Efesus.
Pertama adalah Ef 2:18: “Karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa
Dan kedua adalah Ef 3:12 “Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepada-Nya.”

Ayat-ayat tersebut mengajarkan dua hal mengenai doa.  Dasarnya adalah fakta bahwa kita sudah diberi jalan masuk kepada Allah Bapa melalui pekerjaan pembenaran-Nya.

Pertama, jalan masuk kita kepada Tuhan adalah langsung. Artinya kita tidak memerlukan manusia sebagai perantara untuk mendapat jalan masuk kepada Tuhan. Tentu saja untuk memperoleh jalan masuk kepada Bapa, kita memerlukan satu-satunya Perantara yang sejati, yaitu Yesus Kristus. Ia telah membuka pintu kepada Bapa, dan memberikan kepada kita jalan masuk kepada Bapa sekali dan selamanya.

Kebenaran ini diajarkan dalam Ef 2:18. Hal itu dijelaskan pada akhir perikop dimana Paulus telah merujuk pada penghalang yang pernah membatasi manusia dengan Tuhan dan penghalang yang membatasi laki-laki dan perempuan di dalam Bait Suci.

Di dalam Bait orang Yahudi, ada tembok yang dibangun untuk melindungi agar orang tidak menghampiri Tuhan. Jika Sdr mengunjungi Bait Suci di Yerusalem pada zaman Yesus Kristus berada di bumi, Sdr akan melihat sebuah tembok yang memisahkan Pelataran untuk orang-orang bukan Yahudi. Orang-orang  bukan Yahudi tidak dapat melewati dinding itu. Akibat dari pelanggaran memasuki pelataran bagian dalam adalah kematian.
Orang-orang Yahudi diperbolehkan masuk. Tetapi orang-orang Yahudi kemudian akan tiba pada tembok yang kedua. Tembok ini memisahkan Pelataran untuk perempuan dan Pelataran untuk laki-laki. Sampai disini semua perempuan Yahudi harus berhenti.

Selanjutnya masih ada tembok yang lain, dan hanya imam Yahudi yang dapat melewatinya. Mereka dapat mempersembahkan korban dan memasuki Tempat Kudus. Lalu ada pemisah terakhir, yaitu tabir atau tirai yang memisahkan Tempat Kudus dengan Tempat Maha Kudus. Hanya ada satu orang yang dapat melewati tabir itu, dia adalah Imam Kepala. Ia hanya dapat masuk pada hari penebusan dosa untuk mempersembahakn darah korban yang dipersembahkan untuk menebus dosa orang-orang yang saat itu ada di pelataran luar.

Sistem tersebut mengajarkan kepada kita bahwa jalan kepada Tuhan adalah sesuatu yang sangat dilarang, sekalipun bagi bangsa  Israel yang adalah bangsa terpilih. Tuhan dapat dihampiri melalui perantaraan para imam. Orang-orang kafir atau bukan Yahudi bahkan tidak memiliki akses sama sekali, kecuali mereka menjadi orang Yahudi dan menghampiri Tuhan melalui perantaraan imam.

Tetapi sekarang, kata Paulus, tembok-tembok pemisah tersebut telah dirhancurkan. Alasannya adalah ketika Yesus mati di kayu salib, Tuhan menyingkirkan penghalang terakhir, yaitu tabir yang memisahkan Tempat Kudus dan Tempat Maha Kudus.

Apakah Sdr ingat bagaimana tabir itu terkoyak menjadi dua dari atas sampai ke bawah ketika Yesus mati di atas kayu salib? Marilah kita lihat dalam  Mat 27:51 “Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah.”
Tanda penebusan dosa telah dibuat oleh Yesus dan diterima oleh Tuhan. Penghalang dosa sudah dihilangkan bagi semua orang yang akan menghampiri Tuhan atas dasar kematian Kristus. Karena itu – bagi semua orang yang sudah dibenarkan oleh kasih karunia melalui iman di dalam kristus – jalan masuk kepada Tuhan sekarang langsung. Tidak lagi diperlukan peraantara manusia.

Karena itu Sdr dapat datang kepada Tuhan secara langsung kapan saja dan dimana saja dan ketahuilah bahwa Ia mendengar Sdr dan akan menjawab Sdr.

Kedua, jalan masuk kita kepada Tuhan adalah efektif. Kebenaran ini diajarkan dalam Ef 3:12. Ayat ini menekankan bahwa melalui iman kepada Kristus “kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan.”
Kepercayaan pada apa? Jelas sekali bahwa Allah akan mendengar kita dan menjawab doa-doa kita sesuai dengan hikmat dan kehendak-Nya yang sempurna.

Kita dapat berdoa untuk hal-hal yang salah, tentu saja, dan kita sering melakukan kesalahan. Tetapi jika kita berdoa sesuai dengan hikmat dan kehendak Tuhan, kita percaya bahwa Ia akan mendengar kita dan menjawab doa-doa kita.

Salah satu kisah mengenai hal ini adalah tentang Martin Luther dan sahabat baiknya sekaligus asistennya yaitu Frederick Myconius. Suatu hari Myconius jatuh sakit dan didiagnosa akan meninggal dunia dalam waktu dekat. Di atas tempat tidurnya Myconius menulis surat perpisahan untuk Martin Luther. Ketika Martin Luther menerima surat itu, ia segera duduk dan membuat surat balasan. Begini isi suratnya: “Aku memerintahkan engkau di dalam nama Tuhan untuk hidup, karena aku masih memerlukan engkau dalam pekerjaan mereformasi gereja ……… Tuhan tidak akan pernah membiarkan aku mendengar bahwa engkau meninggal dunia, tetapi Tuhan akan mengijinkan engkau untuk hidup lebih lama daripada aku. Untuk hal ini aku berdoa. Ini adalah keinginanku, dan kiranya keinginanku ini terlaksana, karena aku hanya ingin memuliakan nama Tuhan.”

Kata-kata dalam surat itu mungkin membuat kita terkejut, karena kita hidup dalam masa yang tidak terlalu keras saat ini. Tetapi doa Martin Luther jelas berasal dari Tuhan dan karena itu efektif. Myconius sudah hampir tidak mampu berbicara ketika surat Martin Luther tiba, tetapi dalam waktu singkat ia pulih kembali. Ia hidup selama enam tahun lagi. Ia meninggal dunia 2 bulan setelah Martin Luther meninggal dunia.

Apakah kita berani berdoa seperti yang dilakukan oleh Martin Luther?

Jalan masuk kita kepada Tuhan adalah langsung, dan juga efektif. Artinya , jika Sdr berdoa sesuai dengan hikmat dan kehendak Tuhan, Sdr dapat percaya bahwa Tuhan mendengar sekaligus menjawab doa-doa Sdr.

Kesimpulan
Saudara, tema kita bulan ini adalah “People need the lord!”  Semua orang perlu Tuhan. Tetapi hanya orang Kristen yang dapat mendekat kepada Tuhan untuk menyatakan kebutuhan-kebutuhan kita di dalam doa kepada-Nya. Orang Kristen telah dibenarkan karena iman. Karena itu kita memiliki akses atau jalan masuk yang langsung dan efektif. Mereka yang belum dibenarkan oleh iman kepada Kristus tidak memiliki akses terebut.

Pendekatan kita kepada Tuhan dapat dilakukan dengan intim. Kita tahu mengenai hal ini karena Yesus mengajarkan kita untuk menggunakan panggilan intim ABBA, yang artinya “BAPA” ketika kita berdoa. Panggilan itulah yang dipakai oleh Yesus ketika ia berdoa, dan panggilan itu diajarkan-Nya kepada kita dalam doa Bapa Kami dalam Mat 6:9   “Abba kami yang di sorga”.

Tuhan adalah raja kita. Karena itu kita berani membawa banyak permohonan kepada-Nya. Tetapi Ia juga adalah Bapa Surgawi kita yang baik. Jalan masuk yang kita miliki adalah hasil dari pembenaran kita melalui pekerjaan Kristus. Pembenaran kita oleh pekerjaan Yesus Kristus membawa kita ke rumah-Nya sebagai anak-anak yang terkasih.

Marilah kita selalu meningat akan hal itu setiap kali  kita berdoa.  Amin.

Artikel oleh: March 21, 2012   Kategori : Bahan Khotbah  Sebarkan 

Satu komentar

  1. MANGIHUT SIALLAGAN - June 30, 2012

    saya sangat percaya bhw memberitakan kasih karunia Allah di zaman ini sangat penting.

Tulis Komentar Anda