Allah yang suka bergaul

Bacaan Alkitab: Yunus 4: 6 – 11

“Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?” (Yunus 4  : 11)

Seorang ibu berulang kali meminta anak lelaki kecilnya untuk duduk.  Sang anak terus berdiri, tanpa mau menaati sang ibu.  Akhirnya, sang ibu mendatanginya, dan mendorongnya dengan kuat, sehingga dia terduduk di kursi.  Akan tetapi, anak tersebut bergumam, “Badanku boleh duduk, tetapi di dalam hati saya tetap berdiri.”

Pernahkah Saudara bertemu anak seperti itu?  Pernahkah Saudara berjumpa teman sekolah, rekan kerja atau mungkin rekan pelayanan yang model begitu?  Pasti pernah!  Bukankah Yunus itu model orang seperti itu?  Setelah didorong dengan sangat keras oleh Tuhan, barulah dia mau pergi dan bernubuat di Niniwe.  Akan tetapi, ternyata, hanya badannya saja yang melayani.  Di dalam hatinya, dia tetap tidak mau bekerja sama dengan Allah atau pun bekerja bagi Allah.

Yunus memang orang sulit yang penuh dengan kontradiksi.  Dia adalah seorang nabi Allah, tetapi melarikan diri ketika diutus Tuhan.  Di sekeliling orang kafir yang sedang berdoa, dia malah tertidur nyenyak.  Dia adalah seorang hamba Tuhan, tetapi lebih memilih untuk dilemparkan ke laut daripada berbalik kepada Tuhan.  Setelah berdoa, bersyukur dan bernazar, dia mau menyampaikan Firman Tuhan, tetapi tidak senang ketika melihat orang yang dilayani bertobat.  Dia mengaku takut kepada Tuhan, tetapi sebentar-sebentar ngambek bahkan marah-marah kepada Tuhan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak akan mau bergaul apalagi bekerja sama dengan orang-orang sulit.  Akan tetapi, sungguh mengagumkan, Allah tetap mau bergaul dengan Yunus.  Dia hampiri Yunus yang sedang marah dan minta mati saja (ay 3).  Dia ciptakan secara khusus alat-alat peraga hidup, yaitu pohon jarak dan ulat (ay 4-8).  Dia masih mau mengajari dengan lembut agar Yunus mau mengerti dan belajar untuk bermurah hati kepada sesama seperti Tuhan telah bermurah hati kepada dirinya dan kepada orang-orang Niniwe (ay 9-11).

Syukurlah, ternyata Allah kita suka bergaul dengan siapa saja, termasuk tentunya, dengan saya dan Saudara.

Allah mengasihi Saudara apa adanya. Dia mau bahkan rindu untuk bergaul intim dengan Saudara.

Artikel oleh: March 14, 2012   Kategori : Biblical Devotion from Jonah (Renungan Alkitabiah dari Kitab Yunus)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda