Allah yang selalu bermurah hati

Bacaan Alkitab: Yunus 3

“Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkahlakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya”.   ( Yunus 3 )

Kitab Yunus sebenarnya adalah kisah klasik hubungan Allah dan manusia.  Manusia cenderung egois: hanya mementingkan diri sendiri, keluarga, golongan atau suku dan bangsanya sendiri.  Sementara Allah berlimpah dengan kasih karunia, sehingga Dia selalu bermurah hati kepada siapa pun juga.  Manusia terkadang sulit untuk mengerti dan terus bertanya-tanya: Apa itu kasih karunia?  Bagaimana bisa bermurah hati?

Longfellow bisa mengambil selembar kertas, menuliskan puisi dan membuatnya berharga $60.000.  Itulah bakat.
Rockefeller bisa menandatangani sepucuk surat dan membuatnya berharga berjuta-juta.  Itulah modal.
Seorang tukang bisa mengambil barang seharga Rp. 500.000,- dan membuatnya menjadi satu perlengkapan rumah tangga seharga Rp 1.000.000.  Itulah ketrampilan.

Seorang pedagang bisa membeli sesuatu barang seharga Rp. 80.000,- dan meletakkan di tokonya dan menjualnya seharga Rp. 100.000,-.  Itulah bisnis.

Tuhan bisa mengambil suatu kehidupan yang tak berharga, penuh dosa, membersihkannya dan melimpahinya dengan berkat, sehingga dia dapat menjadi berkat bagi orang lain.  Itulah kasih karunia.  Itulah Allah kita yang selalu bermurah hati.

Kalau Yunus masih diberikan kesempatan kedua untuk melayani.  Itu karena kemurahan hati Allah.  Kalau orang-orang Niniwe yang sangat terkenal kekejamannya masih diberi kesempatan untuk bertobat, sehingga terluput dari hukuman Allah. Itu karena kemurahan hati Allah.

Sebagai orang percaya yang diselamatkan juga karena kemurahan hati Allah, seyogyanya lah kita meninggalkan sikap egois, dan belajar untuk bermurah hati kepada sesama.

Kemurahan hati tidaklah bertumbuh secara otomatis ketika seseorang menjadi percaya, kita perlu pertolongan Tuhan dan berusaha untuk mengembangkannya.

Artikel oleh: March 12, 2012   Kategori : Biblical Devotion from Jonah (Renungan Alkitabiah dari Kitab Yunus)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda