Cinta akan Uang

Bacaan Alkitab: Pengkhotbah 5 : 7 – 19

“Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia”. (Pengkhotbah 5 : 10)

 

Dengan tegas Pengkhotbah mengkatakan bahwa uang atau kekayaan tidak membuat seseorang berbahagia.  Pengalaman Pengkhotbah ini membuktikan sendiri bahwa memang benar segala kekayaan dan kekuasaan tidak menjamin kebahagiaan hidup seseorang.  Jadi apa yang diperbuat oleh kekayaan itu sendiri?
Uang meningkatkan selera, bukan kepuasan (ay 9).  Siapa saja mencintai uang tidak pernah merasa cukup dan tidak akan pernah puas. Memang, seleranya akan bertambah banyak—ia akan mengingini lebih banyak lagi, tetapi tidak akan puas dengan apa yang dia dapatkan.  Ini merupakan teka-teki kehidupan yang membingungkan. Memiliki kekayaan menciptakan suatu selera yang tidak puas-puasnya untuk lebih banyak lagi.  Kehausan yang tak terpuaskan yang ditimbulkan oleh uang, nyata secara menyolok dalam diri para penjudi, orang yang kaya, orang yang materialistis dan para koruptor, yang walaupun banyak uang namun tidak pernah merasa cukup—sebab cinta akan uang menguasai hati dan pikirannya. Sehingga yang terjadi adalah: uang atau kekayaan bisa menjadi tuan kita dan memperbudak kita.  Tuhan Yesus memperingatkan kita untuk waspada terhadap mammon (Mat 6:19-14).

Kekayaan meningkatkan kekuatiran, bukan ketenangan (ay 11). Alasannya sangat jelas kenapa orang kaya tidak dapat tidur, karena dia kuatir akan semua kekayaannya.  Memang di zaman sekarang ini,  sudah ada alarm tanda pencurian, kunci rangkap, kotak penyimpanan khusus dan bank, mungkin ini bukan lagi penyebab ia tak bisa tidur yang sebenarnya.

Mungkin orang kaya itu tidak dapat tidur karena dia terbaring dalam suasana yang gelisah dan tegang memikirkan investasi-investasinya. Mungkin bursa saham sedang suram atau kelompok-kelompok perusahaan mengecewakan atau suatu investasi yang gagal.  Ada banyak alasan yang membuat dirinya tidak bisa memejamkan mata.  Jadi, orang kaya tak bisa tidur nyenyak karena kelimpahannya.

Intinya, bukan uangnya yang salah tetapi kita yang mengelolanya. Uang akan menjadi berkat bagi kita jika diperlakukan sebagai berkat Allah, diterima dengan ucapan syukur dan dipergunakan bagi kemuliaan Tuhan.

Seharusnya pusat pujian dan sembah kita hanya terfokus kepada Allah sebagai sumbernya!

Artikel oleh: February 17, 2012   Kategori : Biblical Devotion from Ecclesiastes (Renungan Alkitabiah dari Kitab Pengkhotbah)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda