Memberi Air Untuk Unta

Kejadian 24:1-20

Apa mimpi Saudara (Sdr) untuk tahun 2012 ini?

  • Jika Sdr adalah seorang pelajar atau mahasiswa, Sdr mungkin ingin masuk kedalam kelompok tiga besar di kelas Sdr. Sdr tidak mau tetap berada di dalam kelompok pelajar dengan kinerja biasa-biasa saja.
  • Jika Sdr bekerja di kantor, Sdr mungkin ingin mendapat promosi ke jabatan yang lebih tinggi, bahkan mungkin sampai ke tingkat direksi. Sdr tidak mau tetap berada di tingkat bawah untuk selama-lamanya.
  • Jika Sdr berada dalam pelayanan, Sdr pasti ingin mendapatkan pelayanan yang lebih besar. Sdr tidak mau selalu mengerjakan hal-hal yang kecil saja.
  • Dan diatas semuanya itu, saya percaya kita semua sebagai orang Kristen ingin semakin maju di dalam Tuhan.


Pendeknya, Sdr semua ingin selalu mengalami peningkatan atau kemajuan.Keinginan untuk menjadi lebih baik sebenarnya selalu berulang dari waktu ke waktu.Dan yang memungkinkan semua itu terwujud, atau gagal, adalah dimulai dari diri kita sendiri. Semuanya dimulai dari atau “Starting From You”! Bagaimana cara mewujudkan mimpi-mimpi itu akan kita kupas pada pagi hari ini. Barangkali ada kebiasaan Sdr yang harus dibuang. Atau mungkin ada hal baru yang perlu dilakukan. Kalau sekian lama Sdr merasa jalan sukses dan berkat selalu terbentur tembok tinggi, mungkin Sdr perlu merubah prinsip atau filosofi dalam hidup Sdr.

Pagi ini saya akan mengupas rahasia untuk mencapai hidup sukses. Dalam bacaan Firman pagi hari ini, Ribka memperlihatkan rahasia tersebut kepada kita.Ia mempraktekkan suatu filosofi yang saya sebut sebagai filosofi “memberi air untuk unta”. Filosofi tersebut adalah filosofi untuk mengerjakan segala sesuatu melebihi apa yang diperlukan, atau melampaui tugas yang diberikan. Dengan menerapkan filosofi tersebut, Ribka memperoleh berkat yang paling besar untuk hidupnya.

Kita sudah membaca dalam bacaan kita, bahwa Abraham ingin mencarikan isteri untuk putranya.Seperti sudah kita ketahui, Abraham adalah cikal bakal bangsa Yahudi yang dipanggil oleh Tuhan, dan Tuhan sudah berjanji untuk menjadikan Abraham sebagai suatu bangsa yang besar.Abraham sekarang sudah sangat lanjut, Sarah sudah meninggal dunia dan Ishak sudah berusia kira-kira 40 tahun. Abraham tahu bahwa isteri Ishak akan menjadi bagian dari janji Tuhan. Maka, sangatlah penting untuk memastikan agar putranya menikahi seorang gadis yang tepat. Karena itu Abraham mengirimkan hambanya yang paling setia untuk menjalankan tugas mencarikan isteri bagi Ishak. Dari Kejadian 15 ayat 2 kita mengetahui nama hamba tersebut adalah Eliezer orang Damsyik.

Abraham tidak akan mengijinkan putranya menikahi perempuan dari Kanaan. Mengapa? Karena mereka memiliki Allah yang berbeda dan mereka hidup dibawah hukum-hukum agama yang berbeda.Pengantin wanitanya haruslah berasal dari antara kerabatnya. Karena itu Abraham mengirimkan Eliezer untuk pergi ke negerinya sendiri untuk mencari calon pengantin perempuan.

Eliezer mengambil sepuluh ekor unta yang semuanya dipenuhi beban berbagai barang berharga kepunyaan Abraham. Ia harus menempuh jarak yang sangat jauh. Jarak dari Kanaan sampai ke Nahor adalah kira-kira 700 KM. Seekor unta dapat berjalan rata-rata sejauh 40 KM per hari, sehingga diperlukan waktu selama 17 hari sekali jalan. Eliezer mendapat tugas yang berat. Ia harus dapat meyakinkan seorang gadis untuk melakukan 3 hal: (1) meninggalkan kampung halamannya, (2) meninggalkan keluarganya dan teman-temannya dan (3) pergi menempuh jarak yang sangat jauh untuk menikah dengan seorang laki-laki yang belum pernah ditemuinya.

Kita tidak tahu berapa kali-kah Eliezer berdoa untuk dapat menemukan seorang calon pengantin perempuan bagi Ishak, tetapi kita dapat mendengar doanya ketika ia sampai di Nahor (ayat 14: Kiranya terjadilah begini: anak gadis, kepada siapa aku berkata: Tolong miringkan buyungmu itu, supaya aku minum, dan yang menjawab: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum–dialah kiranya yang Kautentukan bagi hamba-Mu, Ishak; maka dengan begitu akan kuketahui, bahwa Engkau telah menunjukkan kasih setia-Mu kepada tuanku itu.”)

Eliezer berdoa agar ketika ia minta minum air kepada salah seorang gadis , maka gadis itu akan melakukan hal yang lebih dari yang dimintanya, yaitu gadis itu akan memberi air juga kepada unta-untanya. Eliezer menginginkan seseorang yang akan berbuat lebih dan melampui harapannya. Ia berdoa agar gadis yang demikian akan dipilih oleh Tuhan untuk Ishak.
Menurut adat istiadat Timur Tengah, jika Sdr meminta minum kepada seseorang, mereka pastilah akan memberikannya, tetapi barangkali mereka tidak akan memberikan air juga kepada unta-unta Sdr. Setelah Eliezer selesai berdoa, tampaklah Ribka berjalan menuju sumur untuk mengisi buyungnya. Setelah Ribka mengisi buyungnya dengan air, Eliezer berlari menemui Ribka dan meminta minum. Ribka berkata dalam ayat 18, “Minumlah, tuan,” maka segeralah diturunkannya buyungnya itu ke tangannya, serta diberinya dia minum. Setelah memberi minum kepada Eliezer, Ribka menambahkan; “Baiklah untuk unta-untamu juga kutimba air, sampai semuanya puas minum.” Lalu ia berlari lagi ke sumur untuk menimba lebih banyak air dan menimba sampai cukup untuk semua unta.
Perhatikan apa yang dikatakan ayat 21 mengenai Eliezer: “Dan orang itu mengamat-amatinya dengan berdiam diri ……..” Mengapa Eliezer secara diam-diam mengamati Ribka? Karena Eliezer heran bahwa Ribka mau melakukan lebih dari apa yang dimintanya. Tahukah Sdr berapa lamakah Ribka harus bekerja memberi air untuk unta? Saya akan menjelaskannya kepada Sdr. Seekor unta yang haus akan minum sebanyak 75 sampai 100 liter air. Memberi air kepada seekor unta yang haus, yang minum sebanyak 75 sampai 100 liter air memerlukan waktu 10 menit. Jadi berapa lama diperlukan waktu untuk memberi air kepada 10 ekor unta? Ribka perlu waktu 100 menit. Artinya Ribka memerlukan waktu selama hampir 2 jam untuk memberi minum semua unta.

Ribka memberikan waktunya selama hampir 2 jam untuk seseorang yang benar-benar asing. Ia melakukan jauh melebihi apa yang diminta kepadanya. Bayangkanlah jika Sdr menjadi Ribka. Beberapa diantara Sdr mungkin akan memberi salam kepada Eliezer ketika bertemu dengannya. Sedikit di antara Sdr mungkin akan menawarkan minum kepada Eliezer. Bahkan mungkin lebih sedikit lagi di antara Sdr yang akan mengatakan kepada Eliezer bahwa Sdr bersedia meminjamkan buyung untuk mengambil air bagi unta-untanya jika ia mau. Tetapi berapa banyak di antara Sdr yang bersedia memberikan waktu selama 2 jam pada sore hari untuk seseorang yang tidak Sdr kenal dan mungkin selanjutnya tidak akan bertemu lagi dengan Sdr.

Pada umumnya orang tidak bersedia untuk berbuat sebanyak mungkin yang dapat mereka lakukan, apabila tidak mendapat balasan atau imbalan apa-apa. Kita sudah pernah mendapat pelatihan untuk bekerja secara efisien, yaitu melakukan seminim mungkin dari apa yang diharapkan dari kita, dan mendapatkan hasil semaksimum mungkin. Orang akan selalu ingin tahu lebih dahulu “Apa Untungnya Buat Saya” (UBSA) sebelum mereka diminta melakukan sesuatu.

Yesus menyuruh kita untuk memiliki sikap yang sama seperti Ribka, yaitu melakukan lebih dari apa yang diperlukan. Ada 2 referensi tentang berbuat lebih dari yang diperlukan.

1.    Dalam Kotbah di Bukit, (Mat 5:20) Yesus berkata, “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.”Apa artinya? Apabila ibadah Sdr tidak lebih baik, apabila ibadah Sdr tidak melampaui apa yang ditetapkan, apabila Sdr tidak berbuat melampaui apa yang dibayarkan kepada Sdr, apabila tidak melampaui apa yang dipaksakan kepada Sdr untuk dikerjakan, apabila tidak melebihi apa yang diminta kepada Sdr, apabila seluruh hidup Sdr dan roh Sdr dan penampilan Sdr tidak melebihi ibadah dari ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, maka Sdr tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Kebanyakan orang Farisi sebenarnya adalah orang-orang yang sangat baik. Berapa banyakkah di antara Sdr yang dapat berkata seperti apa yang dikatakan oleh orang-orang Farisi di dalam Lukas 18:11-12 ” (11) Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; (12) aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.” Persoalannya dengan orang-orang Farisi itu adalah mereka itu adalah penghitung skor. Mereka akan melakukan tepat seperti apa yang dipersyaratkan, tidak lebih dan tidak kurang.

2.    Yesus memberikan contoh-contoh yang lebih jelas tentang apa yang dimaksudkannya di dalam Mat 5: 38-41:
•    (38) Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi
•    (39) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
•    (40) Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu
•    (41) Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.

Ketika Yesus berkata mengenai berjalan sejauh dua mil, orang-orang pada masa itu mengerti dengan tepat apa yang dimaksudkan oleh Dia. Pada waktu Yesus berada di muka bumi ini, orang-orang Yahudi sedang berada di bawah penjajahan Kekaisaran Romawi. Bangsa Romawi memperlakukan bangsa Yahudi seperti budak. Ada suatu peraturan, bahwa jika saya adalah seorang prajurit Romawi, dan Sdr sekalian adalah bangsa Yahudi, ,maka saya dapat mendatangi salah satu rumah Sdr dan memberi perintah kepada Sdr untuk berjalan sejauh 1 mil bersama saya (yaitu kira-kira 1,5 KM) dan membawakan barang-barang saya. Tidak akan ada yang menolak, karena memang demikianlah peraturan yang berlaku. Orang Yahudi berada di bawah otoritas pemerintahan Romawi dan mereka berhak memerintah Sdr sejauh 1 mil.

Sdr berjalan membawa beban yang berat dan ketika Sdr sampai di ujung satu mil, orang Romawi tidak dapat memaksa Sdr untuk berjalan dua mil. Sdr dapat menurunkan bebannya, dan berkata, “Tuan, aku sudah menyelesaikan tugasku dan ijinkan aku pergi sekarang.” Tetapi pada ayat 41 Yesus mengajarkan kepada kita untuk menawarkan kepada orang Romawi untuk berjalan dua mil. Perhatikanlah: pada mil yang pertama, orang Romawi memberi perintah kepada Sdr dan Sdr tidak mempunyai pilihan. Tetapi pada mil yang kedua, Sdr memiliki kebebasan dan Sdr memegang kendali bagaimana Sdr membuat Yesus bersinar di dalam diri Sdr. Pada ayat 41 tersebut Yesus sedang menjelaskan perbedaan antara orang Kristen dan orang non Kristen.

Orang Kristen harus berbuat dan bertindak lebih dengan cara berjalan sejauh dua mil. Dengan berbuat lebih maka perbuatan Sdr akan membuat orang-orang lain terheran-heran: “Mengapa mereka melakukan hal itu?”

Ribka dalam kisah yang kita baca sedang mempraktekkan prinsipberjalan dua mil. Hal itu dirangkum dalam ucapannya pada Kej 21: 19: “Baiklah untuk unta-untamu juga kutimba air“. Ketika Ribka mengucapkan kata-kata itu ia menjadi seorang gadis yang cantik secara rohani sama seperti cantik secara lahiriahnya.

Yesus ingin agar orang-orang Kristen dikenal sebagai orang-orang yang tidak takut untuk berjalan lebih jauh. Orang-orang Kristen harus mau berbuat lebih di dalam pekerjaan , di sekolah, atau di rumah. Dengan demikian boss Sdr, guru Sdr, dan anggota keluarga Sdr mempunyai keinginan untuk datang ke gereja untuk mengetahui apa yang menyebabkan Sdr bersikap demikian. Mereka akan datang bukan untuk mendengar kotbah, tetapi mereka akan melihat orang-orang yang memiliki kepedulian, orang-orang yang memiliki kerinduan, orang-orang yang memiliki dedikasi untuk melayani Tuhan. Roh Kudus akan membantu Sdr untuk melakukan semua hal dengan cara sedikit lebih baik dan sedikit lebih lama.

Bagaimanakah Sdr akan menerapkan “prinsip berjalan dua mil” atau “filosofi memberi air untuk unta”?

Ada 3 aspek yang akan kita bahas:

1. Hidup tidak boleh menggunakan alat ukur.
Jika kita menjalani kehidupan dengan selalu melakukan pengukuran, kita tidak akan dapat melakukan apa yang diperintahkan Tuhan kepada kita. Umpamanya, Pak Hendro memberi hadiah kepada saya ketika saya berulang tahun, karena itu saya akan memberinya hadiah pada waktu beliau berulang tahun. Sdr Relly lupa memberi ucapan selamat ulang tahun kepada saya, karena itu saya juga tidak akan memberikan ucapan selamat ulang tahun kepadanya. Ia tidak mengunjungi saya ketika saya diopname di rumah sakit. Karena itu saya tidak akan mengunjunginya kalau ia diopname di rumah sakit. Ia tidak membantu saya dalam program misi, maka saya tidak akan membantu dia dalam panitia Natal. Jika Sdr berbuat persis seperti apa yang diharapkan dari Sdr dan tidak lebih, Sdr belum memperlihatkan bahwa ada Yesus di dalam diri Sdr. Jika Yesus hanya melakukan sesuai apa yang sudah Sdr lakukan, maka Ia tidak akan naik ke kayu salib. Seorang Kristen dipanggil untuk melakukan lebih dari apa yang diharapkan daripadanya.

Ada suatu kisah mengenai seorang hamba Tuhan dari Gereja Baptis yang bernama Peter Miller, yang tinggal di salah satu kota di negara bagian Pennsylvania, Amerika. Ia bersahabat dengan George Washington yang saat itu masih menjadi seorang jenderal. Peter Miller mempunyai seorang musuh di kotanya yang bernama Michael Wittman, seorang yang selalu berprasangka jahat dan memakai segala cara untuk menentang bahkan menghina Pastor Miller. Pada suatu hari Michael Wittman ditangkap karena ia berkhianat kepada negara dan mendapat vonis hukuman mati. Peter Miller berjalan kaki sejauh 70 mil (kira-kira 100 KM) dari kotanya ke Philadelphia untuk mengadakan pembelaan bagi pengkhianat tersebut. Jenderal George Washington berkata: “Maaf, Peter, aku tidak dapat membebaskan kawanmu.” Peter Miller menjawab, “Orang ini bukanlah kawanku! Ia adalah musuhku yang paling jahat!” Jenderal Washington berkata, “Apa?Anda berkata bahwa anda sudah berjalan kaki sejauh 70 mil untuk menyelamatkan nyawa seorang yang anda tidak sukai? Kalau begitu aku akan mempertimbangkan permohonanmu.”Dan George Wasington membebaskan Michael Wittman. Peter Miller lalu membawa Michael Wittman pulang kembali ke kota mereka, tidak lagi sebagai musuh, tetapi sebagai kawan!

2. Kita tidak dapat berjalan dua mil sebelum menempuh satu mil yang pertama.
Ada penelitian yang menyimpulkan bahwa jika Sdr hadir dengan setia setiap kali anda diharapkan hadir, maka anda sudah meraih 80% dari kesuksesan. Kita harus menempuh satu mil pertama dalam perjalanan kita dengan sungguh-sungguh. Marilah kita baca Kol 3:23-24 “(23) Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (24) Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.”

Berikanlah seluruh keberadaan Sdr ketika Sdr bekerja, ketika Sdr sekolah, bahkan ketika Sdr bermain. Begitu banyak orang ingin mengerjakan perkara – perkara besar tetapi tidak mau melakukan hal-hal yang kecil bagi Tuhan. Kita harus mengerjakan tugas-tugas apapun yang menjadi bagian kita dengan sungguh-sungguh sebelum kita dapat mengerjakan perkara-perkara besar yang akan dipercayakan kepada kita. Orang menipu dirinya sendiri apabila ia mengatakan, jika aku berada di posisi tersebut atau jika aku mendapat jabatan tersebut, maka aku akan memberikan yang terbaik. Tidak mungkin! Persoalannya bukanlah jabatan atau posisi, tetapi persoalannya terletak di dalam diri Sdr. Sdr belum mengerjakan satu mil yang pertama dengan baik. Bagaimana mungkin Sdr dapat berbuat lebih, sedangkan persyaratan minimum saja belum dapat terpenuhi.

3. Berkat Lebih datang dari upaya lebih.
Sdr akan sukses jika Sdr memberikan upaya lebih.

•    Apa artinya bagi pekerjaan Sdr?
Jika seorang guru atau bos memberikan penugasan, Sdr harus mengerjakannya dengan kualitas yang baik, bukan dikerjakan sekedarnya atau asal-asalan, bukan dilakukan pada menit-menit terakhir. Tunjukkan semangat Sdr untuk mengerjakannya. Kerjakanlah tugas itu dengan integritas yang baik, bahkan mau berbuat lebih, karena perjalanan satu mil yang pertama sudah diselesaikan dengan baik. Jika Sdr ingin naik jabatan hingga ke puncak, Sdr harus menambahkan satu mil lagi ke dalam upaya Sdr.

•    Apa artinya bagi hidup Kekristenan Sdr?
Selain keselamatan, pada umumnya berkat Tuhan akan datang lebih berlimpah jika kita menerapkan “prinsip dua mil”. Saya sering mendengar orang menginginkan agar orang yang dikasihinya juga diselamatkan.Apakah orang itu sudah melakukan perjalanan dua mil? Apakah orang itu sudah pernah berdoa semalam suntuk untuk orang yang dikasihinya itu? Jangan pernah berharap Tuhan akan melakukan sesuatu yang besar jika doa dan kerinduan Sdr belum besar. Kita berkata bahwa kita ingin agar gereja kita bertumbuh besar dan melakukan perkara-perkara besar bagi Tuhan. Berapa lamakah Sdr sudah memberikan waktu untuk berlutut dalam doa untuk gereja kita? Saya percaya bahwa rahasia dari gereja yang besar adalah menjalankan prinsip dua mil.

Jika Sdr dan saya memberikan upaya lebih, kita akan menerima berkat yang lebih. Ribka memberikan lebih dari apa yang diminta, maka ia menerima lebih. Setelah unta-unta itu selesai minum. Eliezer mengambil anting-anting emas yang setengah syikal beratnya dan sepasang gelang tangan yang spuluh syikal emas beratnya dan diberikannya kepada Ribka. Pada malam harinya Eliezer memberikan lebih banyak lagi emas, perak, perhiasan, dan pakaian. Eliezer memberikan hadiah-hadiah yang mahal kepada ibunya Ribka dan kepada saudara-saudaranya. Kebanyakan dari kita, jika sudah mengetahui sejak awal imbalan apa yang akan kita terima nantinya, maka kita juga akan menawarkan untuk memberi air untuk unta. Tetapi kita tidak selalu melihat sejak awal apa yang disediakan oleh Tuhan pada akhirnya.

Ada keuntungannya – Yesus berkata dalam Luk 6:38 “Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” Ribka tidak tahu, bahwa memberi air untuk unta akan mendatangkan perubahan dalam hidupnya untuk selama-lamanya. Ia tidak tahu bahwa perbuatannya akan membuat ia mendapatkan seorang suami yang beriman dan putra dari orang yang paling kaya pada zaman itu. Ia tidak tahu bahwa ia akan mendapat seorang suami yang setia. Sdr tahu bahwa ayah dari Ishak yaitu Abraham, maupun anaknya, yaitu Yakub memiliki banyak isteri. Tetapi Ishak adalah seorang suami yang setia. Ia hanya memiliki satu istri yaitu Ribka. Ribka juga tidak tahu pada awalnya bahwa ia akan menjadi salah seorang nenek moyang dari Yesus Kristus.

Renungkanlah, ketika Ribka mengucapkan kata-kata itu: “Baiklah untuk unta-unta-mu juga kutimba air, sampai semuanya puas minum,” saat itu juga sesuatu terjadi pada rencana Tuhan, dan Ribka menjadi bagian dari rencana Allah untuk menyelamatkan Sdr dan saya. Dan itulah inti dari kisah ini. Ribka tidak tahu apa yang akan terjadi. Yesus berkata dalam Mat 25:37-39 bahwa pada hari penghakiman (37) “Orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? (38) Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? (39) Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?”

Tentu saja kita tidak tidak tahu, dan disitulah masalahnya. Hal yang sama terjadi pada Sdr dan saya ketika kita menempuh jarak satu mil yang kedua di dalam Yesus. Kita menjadi bagian dari rantai kejadian-kejadian Ilahi yang akan membawa kita kepada keselamatan orang lain. Ketika kita melakukan semua hal dengan cara lebih, kita melakukannya untuk Yesus Kristus. Kita melakukan apa yang perlu dikerjakan dengan motivasi yang benar, bukan untuk memperoleh sesuatu sebagai imbalannya.

Izinkan saya menyampaikan suatu kisah nyata
Pada suatu malam seorang wanita lanjut usia sedang berjalan-jalan di dalam suatu toko serba ada di Pittsburgh, Amerika. Tampak jelas bahwa ia tidak berniat untuk belanja, tetapi hanya sekedar melihat-lihat. Ia melewati konter demi konter yang pramuniaganya tidak memperhatikan wanita itu. Para pramuniaganya sudah mengenali dia sebagai seorang yang sedang window shopping, tidak bermaksud untuk berbelanja. Pramuniaga akan memalingkan mukanya jika wanita itu berhenti di konternya. Pada akhirnya wanita itu sampai di suatu konter yang dijaga oleh seorang pramuniaga yang masih muda, yang membungkukkan badannya dengan sopan dan bertanya; “Apakah ada yang dapat saya bantu, Ibu?”
“Tidak” jawab wanita itu, “Aku hanya mengisi waktu sambil menunggu hujan reda untuk pulang kerumah”.”Baiklah, ibu”, anak muda itu tersenyum, “bolehkah saya mengambilkan kursi untuk ibu?” dan anak muda itu segera membawa kursi tanpa menunggu jawaban.Setelah hujan reda, anak muda itu menuntun tangan wanita tersebut, mengantarnya ke luar dan melambaikan tangannya sebagai ucapan selamat jalan. Wanita lanjut usia itu sempat meminta kartu nama dari pramuniaga muda tersebut.
Beberapa bulan kemudian, pemilik toko menerima sebuah surat, yang meminta agar pramuniaga muda tersebut dikirimkan ke Skotlandia untuk mengambil surat pesanan furniture. Manajer toko itu membalas surat sambil meminta maaf, bahwa pramuniaga muda tersebut tidak bertugas di bagian furniture, dan manajer toko berjanji akan mengirimkan staf yang berpengalaman di bidang furniture. Surat itu dibalas lagi dan isinya menolak untuk menerima staf lainnya selain sang pramuniaga muda tersebut. Surat pesanan furniture itu berasal dari seorang bangsawan, yaitu Ny. Carnegie, pemilik kastil “Skibo” di Skotlandia. Akhirnya pramuniaga tersebut dikirimkan ke Skotlandia dan mendapat pesanan furniture untuk mengisi kastil Skibo sejumlah beberapa ratus ribu dollar (beberapa milyar rupiah).
Singkat cerita, pada akhirnya pramuniaga muda tersebut menjadi pemegang saham yang memiliki separuh saham kepemilikan dari toko tersebut.
Saya merasa yakin bahwa Ribka merasa lelah pada akhir hari yang panjang itu; ia menimba, menimba dan menimba lagi dari sumur. Tetapi ternyata usahanya itu menghasilkan suatu hal yang mengejutkan, sesuatu imbalan yang luar biasa untuk hidupnya.
Sebagai penutup, marilah kita mengintrospeksi diri kita sendiri.
Semuanya berawal dari dalam diri kita sendiri:
•    Apakah aku adalah orang yang hanya mau berjalan sejauh satu mil?
•    Apakah aku adalah orang Kristen satu mil?
•    Apakah aku sudah menempuh satu mil yang kedua?
•    Apakah aku ingin menjadi seorang yang mau berjalan dua mil?
•    Apakah aku ingin menjadi seorang Kristen yang mau berjalan dua mil?

Saya berharap. Dengan mempelajari filosofi “memberi air untuk unta” atau prinsip “berjalan dua mil”, Sdr mendapat motivasi yang kuat untuk mempraktekkannya dalam kehidupan Sdr.

Harapan saya adalah bahwa pada sepanjang tahun 2012 ini ketika Sdr berada di kantor, di sekolah atau di manapun juga, dan Sdr bertemu dengan seseorang yang meminta minum, Sdr akan berkata kepada teman atau bahkan lawanmu “Minumlah, kawan, dan ketika engkau selesai minum aku akan menimba air untuk unta-untamu juga.”

Ketika kita melakukannya, kita menjadi bagian dari rencana keselamatan dari Tuhan.Kita menjadi bagian dari jawaban kepada dunia yang sedang terluka dan ingin melihat bukti bahwa ada seseorang yang mengasihi mereka.
(Oleh Rudy Suwardi)

Artikel oleh: February 8, 2012   Kategori : Bahan Khotbah  Sebarkan 

2 Komentar

  1. rolex malaha - April 12, 2012

    Tulisan ini sangat memberkati dan memotivasi saya, disajikan seperti air yang mengalir dengan kalimat-kalimat yang sederhana dan mudah dimengerti. Anda-anda rugi bila tidak menyimaknya dengan baik. Terima kasih kepada penulis dan yang melansir tulisan ini, Tuhan memberkati.

  2. Yermia - December 7, 2012

    Sangat memberkati, terima kasih banyak Tuhan Yesus Memberkati, dan lebih memakai saudara lebih lagi…

Tulis Komentar Anda