Jangan Jadi Jahat

Bacaan Alkitab: Kejadian 19 – 20

“Dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikan suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian”
(2 Petrus 2 : 6)

Betapa rusak kelakuan dari orang-orang Sodom dan Gomora, dapat kita lihat dari sikap mereka yang lebih mengutamakan nafsunya daripada nilai-nilai moral.  Setelah menetap di Sodom dan Gomora, Lot mendapatkan kedudukan yang terhormat, yaitu sebagai hakim, itulah sebabnya, kedua malaikat mendapati Lot duduk dipintu gerbang (ay.1).

Sebagai orang yang beradab, maka Lotpun menawari kedua orang asing tersebut untuk bermalam dirumahnya.  Pada waktu malam, seluruh penduduk kota itu, baik orang tua maupun anak muda, baik yang menjabat sebagai pemimpin maupun rakyat biasa, datang mengepung rumah Lot, dan menuntut Lot untuk memberikan tamunya, supaya mereka perkosa.  Mereka tidak lagi menghargai Lot sebagai hakim mereka, tapi mereka lebih mengutamakan nafsu bejatnya.

Alkitab menggambarkan kondisi moralitas dari penduduk Sodom dan Gomora, bahwa imoralitas sudah menjadi gaya hidup mereka, sehingga mereka melakukan imoralitas sebagai hal yang wajar diantara mereka (Yesaya 3:9). Ketidakjujuran sudah menjadi kebiasaan, dan mereka saling menguatkan untuk berbuat jahat, orang yang berbuat paling jahat menjadi orang yang paling dimuliakan, sehingga tidak ada seorangpun bisa bertobat dari kejahatannya (Yer. 23:14 band. Yudas 1:7).

Dalam Yehezkiel  16:49 dijelaskan apa yang menyebabkan mereka berkelakuan seperti itu “Lihat, inilah kesalahan Sodom, kakakmu yang termuda itu: kecongkakan, makanan yang berlimpah-limpah dan kesenangan hidup ada padanya dan pada anak-anaknya perempuan, tetapi ia tidak menolong orang-orang sengsara dan miskin”.  Semua berasal dari kelimpahan, kesenangan yang menjadikan mereka sombong, tidak takut kepada siapapun, dan merasa tidak perlu siapapun; mereka memandang rendah kepada semua orang, keadaan ini menjerumuskan mereka kepada imoralitas.  Sodom dan Gomora kemudian menjadi lambang kefasikan dan kemusnahan  (II Petrus 2:6).

Jangan berhenti hanya sampai menerima berkat, tapi bergeraklah untuk sampai menjadi saluran berkat, supaya hati kita tidak disesatkan menjadi jahat dan hanya untuk mencari kepuasan duniawi yang menyesatkan.

 Hidup yang diberkati adalah kehendak Tuhan, tapi waspadalah dan jagalah hati agar tidak menjadi jahat.

Artikel oleh: January 23, 2012   Kategori : Biblical Devotion from Genesis (Renungan Alkitabiah dari Kitab Kejadian)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda