Allah itu Penuh Kesetiaan

Bacaan Alkitab: Kejadian 8

“Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam”
(Kejadian 8 : 22)

Jo M. Guerrero dalam Christian Reader menuliskan:

Anak perempuanku yang berusia  5 tahun , Barbara, suatu kali tidak menaatiku dan aku memerintahkannya untuk masuk ruang doa. Setelah beberapa menit, saya masuk untuk membicarakan apa yang telah dilakukannya.  Dengan mata berkaca-kaca, dia bertanya, “Mengapa kita melakukan perbuatan-perbuatan yang salah, mami?”

“Kadang-kadang iblis menyesatkan kita untuk berbuat salah”, jawabku, “dan kita mendengarkan hasutannya. Seharusnya, kita lebih mendengarkan suara Allah”.
Setengah berbisik Barbara bergumam, “Tetapi Allah tidak berbicara cukup keras…”.

Itulah dalih umum yang sebenarnya kekanak-kanakkan. Padahal, Allah dengan setia berbicara kepada manusia secara lembut tapi cukup jelas dan tegas.

Allah bukan hanya Maha Kuasa dan Maha Kasih, tetapi juga sangat setia terhadap orang benar. Dia meneguhkan janji-Nya dengan memelihara Nuh selama air bah.  Nuh dideskripsikan sebagai seorang yang “benar, tidak bercela dan bergaul dengan Allah” (Kej 6 : 9). Dia selamat bukan karena keberuntungan atau karena kebetulan. Dia bergaul dengan Allah dan taat terhadap hukum-hukum-Nya.

Kitab Kejadian memusatkan perhatian terhadap hubungan Nuh dengan Allah, terutama ketaatannya kepada petunjuk Allah. Kisah air bah menegaskan ketaatan Nuh yang total terhadap petunjuk Allah.  Nuh membuat bahtera dan memperlengkapinya dengan persediaan makanan “tepat seperti yang diperintahkan Allah” (6 : 22).  Nuh mengumpulkan berbagai jenis binatang dan membawa masuk ke dalam bahtera “seperti yang diperintahkan Allah kepadanya (7:5, 16).

Akhirnya sesuai dengan petunjuk Allah, Nuh meninggalkan bahtera, mempersembahkan korban dan mendapat jaminan berkat yang bagi dirinya dan segenap ciptaan. Berkat yang Allah janjikan itu berkesinambungan. Itulah sebabnya, Allah memeteraikan janji-Nya dengan pelangi yang sejak saat itu dapat muncul secara berkala di cakrawala-Nya.

Kesetiaan Allah terbukti melalui kasih setia dan pemeliharaan-Nya atas hidup kita sepanjang masa.

Artikel oleh: January 13, 2012   Kategori : Biblical Devotion from Genesis (Renungan Alkitabiah dari Kitab Kejadian)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda