Kritik Yang Membangun

Bacaan Alkitab: Imamat 19

“Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegur orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia.” (Imamat 19 : 17)

 

Setelah selesai berkhotbah tentang karunia-karunia rohani, sang pendeta disambut seorang wanita di pintu depan gereja. Wanita itu berkata, “Pak Pendeta, saya yakin bahwa saya memiliki karunia untuk mengkritik.” Sang pendeta berkata, “Apakah Anda ingat orang yang memiliki satu talenta dalam perumpamaan Yesus? Ingatkah Anda apa yang dilakukannya dengan satu talenta itu?” “Ya” jawab wanita itu, “ia pergi dan mengubur talentanya” (lihat Matius 25:18). Sang pendeta tersenyum dan berkata, “Pergi dan lakukanlah hal yang sama!”

Kritik yang tidak disampaikan dengan kasih dan keinginan tulus untuk menolong, dapat menjadi kritik yang kejam dan menghancurkan. Imamat 19:17 menuliskan, “Engkau harus berterus terang menegur orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia.” Kata-kata ini didahului peringatan agar tidak menebar fitnah dan memelihara kebencian.

Anda dapat menentukan kapan perlu dan tidak perlu mengkritik, dengan menanyakan tiga pertanyaan berikut kepada diri Anda:

# Apakah motivasi saya adalah untuk menolong orang lain?
# Apakah saya akan berterus terang, tetapi dengan lembut?
# Apakah saya melakukan hal ini untuk Tuhan, atau karena saya senang mengkritik?

“Jika tujuan Anda untuk menolong, motivasi Anda untuk mengasihi, dan kerinduan Anda untuk menyenangkan Allah, maka Anda boleh mengkritik. Namun jika Anda tidak melewati ketiga tes tersebut, jangan berkata apa pun” (Richard De Haan).

Orang yang berhak mengkritik adalah orang yang punya hati untuk menolong (Abraham Lincoln)

Artikel oleh: November 30, 2011   Kategori : Biblical Devotion from Leviticus (Renungan Alkitabiah dari Kitab Imamat)  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda