Seorang Gembala Sidang (29)

Menjadikan Gereja Anda Sebagai Trend Setter

Anda harus memperjuangkannya! Karena gereja yang anda pimpin, maju mundurnya ada dalam tanggung jawab seorang Gembala Sidang seperti anda. Bukan hanya itu, jemaat anda mengandalkan anda. Sekalipun mereka diam, kelihatan mendukung anda dan sangat suportif terhadap anda, anda mesti menyadari sesuatu, bahwa mereka amat mengharapkan anda benar-benar memimpin mereka. Menjadi Gembala Sidang belum membuktikan apa-apa bahwa anda benar-benar memimpin. Satu kali jika mereka benar-benar merasa bahwa anda tidak memimpin mereka, kekesalan mereka akan muncul juga dalam bentuk ‘menarik diri’ atau ‘kritik pedas’ terhadap diri anda. Mereka tidak memasalahkan lemahnya anda dalam pengetahuan tentang kepemimpinan karena mereka dalam kondisi siap untuk membantu anda. Mereka hanya ingin anda “take a lead”, anda memimpin mereka.

Kemana seorang Gembala Sidang harus memimpin jemaatnya? Apakah diperlukan sebuah ukuran besar jemaat sebelum dikatakan bahwa seorang Gembala Sidang telah memimpin? Dulu kita mendengar para senior kita berkata bahwa kita harus membawa umat Tuhan kepada kebenaran Allah dengan cara gimanapun, yang penting tujuannya saja. Sampai hari ini, jika para Gembala Sidang ditanya kemanakah mereka menuntun umat Tuhan maka mereka pasti akan menjawab, kepada kebenaran Allah, ke sorga, kepada hidup berkelimpahan, kepada keselamatan, kepada Yesus, dsb.

Kalau ada 45.000 Gembala Sidang dari berbagai gereja di seluruh Indonesia, diasumsikan sama dengan perkiraan jumlah gereja yang ada di seluruh Indonesia, maka sebagian terbesar akan menjawab dengan jawaban di atas. Semua jawaban tersebut adalah jawaban standard berdasarkan teologi yang diterima si bangku Sekolah Alkitab atau Sekolah Teologi masing-masing. Tetapi jika ditanya apakah itu juga yang ada di pikiran jemaat yang mereka layani mungkin tidak juga. Bahasa seorang hamba Tuhan seringkali beda dari bahasa yang umum digunakan oleh jemaatnya. Telitilah cara berpikir jemaat yang anda layani. Mungkin mereka memiliki sejenis pengharapan juga dari anda.

Salah satu hal yang saya pelajari dari pengalaman selama ini adalah, bahwa mereka senang jika anda turut mengangkat harga diri mereka. Di mana-mana anda melihat bahwa seorang Gembala Sidang yang membawa jemaatnya kepada ‘hal-hal yang lebih besar’ selalu menjadikannya dicintai oleh umat yang dilayaninya. Mereja menyukai seorang pemimpin yang mengerti bahwa fokus ‘kebesaran’ dari seluruh sistem pelayanan dalam sebuah gereja adalah Tuhan, keunggulan dan nama baik gereja. Mereka amat waspada terhadap seorang pemimpin yang menempatkan dirinya secara sadar sebagai muara hilir keberhasilan. Jika ada seorang Gembala Sidang yang mengatakan semua ini berhasil karena dia yang memimpin, biasanya ia akan memiliki karyawan dan rekan kerja yang kurang setia. Dengan cepat mereka menyadari bahwa anda tidak akan share kemuliaan dengan mereka, anda paling tidak dianggap telah mencurinya dari Tuhan atau anda dianggap ‘serakah’ dengan kemuliaan.

Tidak sulit menemukan alasan untuk merusak pelayanan kita sendiri baik sadar maupun tidak sadar, tetapi jika anda mau mengubah sedikit pola kepemimpinan anda mungkin anda akan mendapat manfaat yang sangat besar. Seperti apa yang sudah saya mulai di atas, pengalaman melemparkan kemuliaan kepada pihak lain, yang kali ini adalah jemaat, menimbulkan sejenis eforia positif. Yang saya maksud adalah harkat dan harga diri umat sebuah gereja akan terangkat hanya karena anda dapat menyebutkan ‘letak mereka’ dalam karya-karya positif gereja yang anda layani. Katakan bahwa ‘sumber daya’ dalam gereja anda luar biasa sehingga sebuah karya bisa terwujud maka jemaat akan menghargai dan berterima kasih kepada anda. Katakan bahwa ‘staff dan beberapa jemaat’ telah menghasilkan karya tersebut, sekalipun sebenarnya anda andil besar di situ, maka staff anda akan turut terangkat dan jemaat anda akan merasa bahwa anda mengerti yang mereka harapkan. Seorang Gembala Sidang tidak akan kehilangan kemuliaan, karena memang orang-orang tokh tahu bahwa kalau bukan dikomandani Gembala Sidang tentu tidak akan jadi juga. Tetapi untuk kemuliaan anda, sebaiknya bukan anda yang mengambilnya sendiri, lebih baik itu diberikan oleh orang lain kepada anda.

Sebuah ungkapan yang saya sukai adalah “Your church may not the biggest church in the area, but you can still be the best!” artinya “Gereja anda bukanlah gereja yang terbesar di daerah itu, tetapi tetap saja anda dapat menjadi yang terbaik!”. Saya menempatkan kalimat ini untuk menunjukkan sisi lain dari keberhasilan dalam pelayanan. Anda dapat menyaksikan ‘beruntung’nya menjadi sebuah negara kecil seperti Singapura, dan ‘beruntung’nya kita menjadi negara dengan 230 juta penduduk. Negara yang kecil secara logis lebih mudah diatur dan dikendalikan, negara besar semakin rumit untuk mengendalikan. Pertumbuhan lebih kelihatan nyata pada negara kecil, sedangkan di negara banyak penduduknya, pertumbuhan tinggipun belum terasa nyata karena terlalu banyak faktor yang harus dipenuhi. Memulai sesuatu dari kecil menjadi besar adalah kesempatan emas. Anda harus memandangnya bahwa setiap langkah kemajuan yang berasal dari hal-hal sederhana mengajarkan anda prinsip kekal yang amat berguna bagi diri anda dan orang lain.

Jika seorang Gembala Sidang memenuhi waktu-waktu yang dimilikinya untuk mengenali bukan hanya kebutuhan jemaatnya, tetapi juga kesempatan dan potensi yang dimiliki oleh jemaatnya, serta menggunakan semua itu untuk membuat karya-karya besar maka ia adalah seorang pemimpin yang hebat. Jika seorang Gembala Sidang mau mengolah semua potensi jemaatnya dan memperkenalkannya kepada dunia maka ia adalah Gembala Sidang yang bahagia. Kesukaannya adalah melihat umat yang dilayaninya semakin percaya diri dengan pelayanan yang ada, semakin gembira membicarakan tentang apa yang sedang dilakukan di gerejanya, makin membuat setiap orang yang bergabung dengan gereja merasa bahwa mereka benar-benar dihargai.

Seorang Gembala Sidang harus berani memikirkan untuk menjadikan gereja sebagai trend setter, bukan hanya sebagai trend follower saja. Trend setter berarti anda harus membuat sesuatu yang tidak ada di tempat lain. Saya bukan bicara tentang resources keuangan anda yang digelontorkan secara luar biasa, tetapi sumber daya manusia dari jemaat yang kita layani yang merupakan kekayaan permanen yang sangat berharga, itulah yang harus ditonjolkan. Saya menggunakan istilah “Jeniusnya gereja kita harus ditunjukkan”. Anda harus jeli untuk menemukan potensi yang hebat yang dimiliki oleh orang-orang yang berada di sekeliling anda.

Saya selalu menjadi bersemangat ketika melihat bahwa orang yang bergabung bersama kami adalah orang yang memiliki potensi diri hebat. Seperti seorang anak kecil yang mendapat mainan anak-anak, kegembiraan saya adalah karena melihat kemungkinan baru. Tuhan sangat ajaib, memberikan kepada kita segala sesuatu yang kita anggap penting, yang menjadi nilai-nilai dalam pelayanan kita. Jika kita memandang bahwa sumber daya manusia itu begitu penting, maka Ia akan mendatangkan kepada anda orang-orang yang potensial. Anda sebagai Gembala Sidang akan menentukan warna dan jenis orang-orang yang berkumpul di sekitar anda.

Haleluya!

Artikel oleh: May 4, 2011  Tags:   Kategori : Artikel Gembala Sidang  Sebarkan 

Satu komentar

  1. Mans - May 5, 2011

    Syalom saya sangat mengapresiasi ulasan ini. Bahwa kesuksesan seorang gembala sidang dlm menuntun jemaat ketujuaan penggembalaan adalah apabila ia menghargai dan mendayagunakan setiap potensi atau talenta yg dianugerahkan Tuhan kepada masing masing umatnya di dalam membangun kerajaan Allah lewat pelayanan di gereja lokal. Potensi atau talenta dimaksud dapat dielaborasi secara komprehensif dlm pelayanan yg bersifat holistik.
    Pengamatan saya sebagai kaum awam yg telah dibentuk kerohaniannya oleh sekian banyak profil gembala secara bergantian, (di GSJA) sepertinya ada sesuatu yg hilang. Yg hilang itu ialah apa yg sudah dibahas secara transparan dalam ulasan di atas.
    Mungkin menurut anggapan saya ada oknum gembala sidang yg kuatir kehilangan hak otoritasnya dan karenanya hendak memonopoli “keunggulan” dalam sebuah jemaat. (Saya gunakan istilah keunggulan pengganti kemuliaan karena kemuliaan milik Tuhan). Dengan cara ini seakan tirai pemisah antara ruang maha suci yg telah terbelah ketika Yesus disalibkan seakan hendak dirajut kembali oleh si oknum gembala sidang yg berwatak pemerintah bukan pemimpin apalagi berjiwa pelayan.
    Demikian tanggapan terbatas saya karena menggunakan keypad ponsel.

Tulis Komentar Anda