ORANG KAFIR versus ORANG FASIK

Ev. Andereas Dermawan

Teks : Lukas 10 : 25 – 37; Mazmur 52 : 9

Mungkin judul renungan di atas mengundang tanda tanya bagi anda. Dengan menampilkan 2 kata yang berkonotasi negative yaitu kata KAFIR DAN KATA FASIK. Ibarat suatu pilihan, maka kedua kata di atas kedua duanya tidak menarik untuk dipilih. Bagi orang ORANG BERAGAMA UMUMNYA dengan mudah MENGHAKIMI SESEORANG DENGAN SEBUTAN KAFIR TERHADAP ORANG ORANG YANG TIDAK BERAGAMA. Mereka menilai orang orang yang tidak beragama SEBAGAI ORANG ATHEIS ATAU KOMUNIS. Bahkan ekstrimnya antar pemeluk agamapun terjadi saling klaim bahwa agama yang satu lebih benar dari agama lainnya dan juga MENYEBUT KAFIR BUAT ORANG ORANG YANG TIDAK SEAGAMA dengan mereka.

Sehingga tidak mengherankan bila pemimpin agama tertentu dengan memberikan stigma kafir boleh melegalkan cara cara kekerasan untuk melindungi komunitas agamanya. PERTANYAANNYA APAKAH TUHAN ITU seperti BARANG KOMODITY yang BISA DIMONOPOLI oleh sejumlah ORANG YANG MENGAKU DIRINYA BERAGAMA? Sama sekali tidak saudara! Rasul Paulus dalam beberapa tulisannya dengan tegas mengatakan bahwa TUHAN PENCIPTA SEMESTA ini ADALAH TUHAN UNTUK SEMUA ORANG, BAIK ORANG BERAGAMA MAUPUN ORANG TIDAK BERAGAMA.

REALITAS atau kondisi SEPERTI INI JUGA TERJADI DI ZAMAN TUHAN YESUS. Dimana PENGARUH PARA PEMIMPIN AGAMA BEGITU KUATNYA. Mereka seolah olah SEPERTI TUHAN, YANG BISA MENENTUKAN KAFIR TIDAKNYA SESEORANG. Dengan hukum torat yang mereka kuasai, sebagai ahli ahli kitab/ pemimpin agama, mereka bisa menghukum, merajam terhadap orang orang yang dinilai kafir.

Dengan menjadi pemimpin agama/ pakar agama kedudukan mereka sangat berkuasa, bahkan fatwa dan keputusan mereka, merupakan acuan bagi pemerintah yang berkuasa waktu itu untuk melaksanakan keputusan apa saja sesuai rekomendasi dari para pemimpin agama. BILA kitaMENCERMATI dan MEMBANDINGKAN apa YANG TERJADI DI ZAMAN YESUS DENGAN APA YANG TERJADI DI ZAMAN SEKARANG, maka kita melihat TERJADINYA KESAMAAN bahkan intensitasnya kini lebih besar dan nampaknya SEJARAH TELAH BERULANG.

PARA PEMIMPIN AGAMA dengan pengaruh/ karisma yang mereka miliki MENGANGGAP DIRI mereka LEBIH BENAR dari orang orang YANG TAK BERAGAMA, YANG DINILAI SEBAGAI ORANG KAFIR/ SESAT. mereka begitu yakin dengan ilmu pengetahuannya tentang kitab suci bahwa merekalah yang akan menjadi pewaris kerajaan surga. Tetapi mereka salah kaprah! Sebab itu ketika TUHAN YESUS BERSAHABAT DENGAN ORANG ORANG YANG DIBERI LABEL KAFIR oleh mereka. Para pemimpin agama/ pakar pakar kitab suci itu menjadi geram dan ingin membunuh Yesus.

Bagi para pemimpin agama/ pakar kitab suci/ kaum farisi, pada waktu itu bahkan tetap berlangsung sampai zaman sekarang ini dimana mereka berpikir bahwa pengenalan kepada Tuhan hanya diperoleh dari penguasaan pengetahuan tentang torat/ kitab suci sebagai buku ilmu agama. MEREKA MENGENAL TUHAN DALAM TATARAN KNOWLEDGE. Mereka lupa bahwa torat/ kitab suci yang mereka pelajari yang memberitakan tentang kedatangan Messias, manusia Firman ( Sang Firman ) telah datang menggenapi semua apa yang telah mereka pelajari DALAM WUJUD GULUNGAN KERTAS/ LEMBARAN KERTAS itu dalam wujud pribadi manusia Tuhan Yesus Kristus.

Mereka mengenal Tuhan secara agamawi, TETAPI MENOLAK TUHAN DALAM RUPA KEMANUSIAANNYA. Tuhan dalam rupa Tuhan Yesus Kristus ditolak, karena mereka menilai bahwa Tuhan Yesus datang sebagai pemimpin/ raja untuk menggantikan mereka. Tapi Raja orang Yahudi itu datang dalam rupa yang mengecewakan, tidak ada semarak dalam dirinya seperti telah dinubuatkan oleh Nabi Yesaya. Yesus datang dalam rupa yang tidak diharapkan oleh umat manusia waktu itu, Ia datang sebagai hamba yang paling hina.

Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa kedudukan seorang pemimpin agama adalah suatu kedudukan yang sangat prestisius, sebab itu mereka mengharapkan orang yang dijanjikan sebagai Mesias adalah orang yang lebih tinggi status keadaan sosialnya, paling tidak sama dengan mereka. Tetapi nyatanya mereka melihat hal yang sebaliknya. Logika mereka tidak dapat memahaminya. Bagi pemimpin agama penampilan lahiriah seseorang sangatlah menjadi ukuran dalam hal menilai/ menghakimi. Sebab itu di zaman Tuhan Yesus perbedaan status kaya dan miskin merupakan tolak ukur bagi pemimpin agama dalam menentukan hirarki dalam kepemimpinan agama di kala itu.

Penampilan Yesus dalam rupa hamba yang sangat hina, sangatlah tidak diperhitungkan orang, padahal ia adalah batu penjuru yang dipakai Allah untuk menggenapi rencana keselamatanNya. Status kedudukan orang orang yang dianggap bodoh , orang orang miskin adalah dianggap sebagai orang orang kafir, orang orang yang dianggap tidak sederajat dengan mereka dan orang orang yang tidak memiliki pengetahuan agama/ rohani seperti mereka dianggap bukanlah SESAMA untuk mereka. Bagi Mereka aturan yang mereka terapkan mengutamakan hal hal kebersihan secara lahiriah. Salah satu contoh yang dilanggar murid murid Yesus ketika Yesus membiarkan murid muridNya tidak mencuci tangannya pada waktu makan.

Bagi mereka penampilah lahiriah adalah wujud ibadah, tapi justru Yesus mengajarkan hal sebaliknya, Ia tidak memilih orang orang yang berpenampilan bersih lahiriahnya, tetapi Ia memilih orang orang yang bersih batiniahnya. Karena manusia lahiriah diibaratkan sebagai pembungkus/ packagingnya, yang suatu saat akan habis binasa dan harus dibuang. Sedangkan essensi dari manusia yang sebenarnya adalah manusia batiniah, manusia batiniah dia tidak akan habis dimakan waktu, dan ia akan hidup abadi, Cuma masalahnya ia hidup abadi di neraka atau hidup abadi di Surga. Dan itu ditentukan dari pilihannya selama hidup di dunia ini. Sebelum kita lanjutkan uraian dari kata Kafir ini, marilah kita melihat kata Fasik seperti juga yang ditulis dalam judul renungan ini.

APAKAH ARTI KATA FASIK? Banyak orang salah mentafsirkan arti kata fasik, sehingga banyak orang mengira bahwa arti kata fasik adalah sama atau identik dengan orang kafir. ANTARA ORANG FASIK DENGAN ORANG KAFIR ADALAH DUA HAL YANG BERBEDA. Dalam Alkitab jelas ditulis bahwa TUHAN YESUS BANYAK BERGAUL DENGAN ORANG YANG DIANGGAP KAFIR, untuk itu YESUS harus MENGAMBIL RISIKO Ia dihujat, DIHINA, dibenci bahkan Ia DIFITNAH sebagai PEMBAWA AJARAN SESAT dari Beelzebul ( Iblis ). Sedangkan SEBALIKNYA ALKITAB dari perjanjian lama sampai perjanjian Baru MENGUTUK KERAS terhadap ORANG ORANG FASIK dan memberitahu bahwa merekalah penghuni neraka nanti.

Tidak ada catatan di Alkitab bahwa Yesus bergaul dengan orang fasik, malahan tercatat Yesus pernah bersahabat dengan orang jahat mantan pembunuh (orang yang disalib bersama Yesus) mantan pelacur (Maria Magdalena dan perempuan samaria yang bercakap-cakap dengan Yesus) mantan koruptor (Zacheus) dan bersahabat dengan orang orang miskin/kotor secara lahiriah (mantan nelayan para murid Yesus) dan dianggap najis/kafir oleh para pemimpin agama. Sahabat sahabat Yesus bukanlah orang religious/orang beragama. Karena Keselamatan Surgawi bukan ditentukan oleh agama yang dianutnya, tetapi sangat ditentukan oleh pertobatannya.

Lalu pertobatan macam apa yang dibutuhkan? Hanya satu hal, yaitu pertobatan yang diminta oleh Kristus sendiri yakni Pertobatan Lahir Baru. Kalau begitu SIAPAKAH ORANG FASIK itu saudara? DALAM KITAB PERJANJIAN LAMA BANYAK AYAT AYAT YANG MEMBERITAHU kita IDENTITAS dari ORANG FASIK. Dalam PERJANJIAN BARU JUGA DIJELASKAN dengan jelas OLEH YESUS IDENTITAS ORANG FASIK SEBAGAI ORANG ORANG PENERIMA BERITA DUKACITA/ BERITA CELAKA ( Lukas 6 : 20 – 26 ) dan dikonfirmasi tentang kematian lazarus pengemis dan kematian orang kaya. Dan juga diteguhkan oleh tulisan Surat Yakobus 1: 9 -10.

Dari bacaan bacaan Alkitab itu dengan jelas hanya dijelaskan tentang kaya dan miskin dan tidak berkait dengan agama apapun. Karenanya Yesus berkata “Celakalah hai orang kaya….dst, di situ tidak disebutkan berbahagialah orang kaya karena kamu Kristen, Atau berbahagialah orang miskin karena kamu Kristen”, sama sekali tidak ada embel embel kata lain seperti yang berkembang dewasa ini dengan tafsiran miskin rohani atau kaya rohani. Kalau anda teliti membaca Alkitab maka banyak ucapan ucapan Yesus yang harafiah/letterlex ditafsirkan oleh para pemimpin agama/ pakar agama dengan tafsiran tafsiran agama/rohani yang justru melenceng dari yang sebenarnya. Ditafsirkan secara berlawanan/ paradox.

Hal ini sudah diantisipasi oleh Yesus, dengan memperingatkan para murid, bahwa ajaran/ ucapannya ini akan diserongkan/diplintir atau diputarbalikkan oleh para pemimpin agama sejak saat itu sampai pada masa kini dengan bermuncullan para penyesat/nabi nabi palsu. Mungkin anda bertanya Tanya Kok judul renungannya seperti ini? Ibarat disuruh memilih maka kedua kata ini se akan akan kelihatannya negative atau buruk untuk dipilih? Nah justru disinilah letak rahasia kebenaran itu akan diungkapkan! Mengapa?? Tuhan Yesus berkata : “Aku datang kedunia ini bukan mencari orang yang benar, tetapi Aku datang untuk mencari orang yang sesat.”

Umumnya mindset/cara berpikir para pemimpin agama bahwa yang diartikan dengan kata sesat adalah orang orang kafir/orang orang yang tidak beragama. Mindset berpikir mereka orang orang beragama adalah orang orang yang ber Tuhan dengan dalih bahwa mereka telah menguasai pengetahuan tentang torat/kitab suci seperti mereka. Sedangkan bagi mereka yang tidak memiliki pengetahuan torat/ kitab suci maka mereka dengan mudahnya mereka menghakimi orang orang tsb sebagai orang tidak benar/orang sesat/ orang kafir. Kekeliruan pemahaman seperti ini ternyata bukan terjadi pada zaman Yesus saja bahkan terus meningkat sampai pada zaman ini. Saudara yang kekasih dalam Kristus, kita hidup di zaman kebangkitan dari 2 agama besar yaitu Islam dan Kristen, yang memiliki akar sejarah yang sama. Pengaruh/ kekuatan dari 2 agama ini sangatlah besar. Tetapi sayangnya mereka mengenal Tuhan hanya berdasarkan pengetahuan torat/ kitab sucinya.

Kitab suci/ torat adalah buku yang mati tanpa berjumpa dengan Sang Firman Yang Hidup. Sang Firman Yang Hidup bukan lagi berbentuk gulungan/lembaran kertas lagi, dia sudah menjadi daging/ manusia dalam pribadi Tuhan Yesus Kristus. Dan disinilah ironisnya saudara. Para Pemimpin agama itu diberikan karunia mengetahui Kitab Suci atau kekayaan ilmu pengetahuan, tetapi justru menolak Sang Kebenaran itu. Rasul Paulus menguatkan para pengikut Kristus dengan mengatakan jangan kamu heran bahwa orang orang kaya dan pemimpin agama kepada mereka memang diberikan rahasia ilmu pengetahuan, tetapi berbahagialah kamu, karena padamu diberitahu kunci rahasia kerajaan surga, karena Sang Kebenaran itu yang telah memilih kamu.

Tentu saudara akan berkata “lho kenapa para pemimpin agama dan orang orang kaya ( Fasik ) tidak diberitahu? Kalau begitu Tuhan tidak adil, dan pilih kasih? Apa betul saudara Tuhan pilih kasih?”. Sama sekali tidak demikian saudara, sebab kepada mereka telah diberitahukan dengan cara indirect melalui perumpamaan/ kiasan, tetapi mereka tetap bebal. Paling sedikit ada 2 perumpamaan yang diberikan Yesus kepada mereka :

1. Tentang Perumpamaan Lazarus masuk Surga dan Orang kaya ( Fasik) masuk neraka.

2. Perumpamaan Orang Samaria yang murah hati. Dalam perumpamaan Lazarus, Tuhan Yesus sama sekali tidak pernah menjelaskan tentang agama yang di anut oleh lazarus dan orang kaya tsb. Dari perumpamaan itu hanya di uraikan 2 status keadaan hidup. Yang satu Miskin dan yang satu lagi Kaya, ke dua duanya mati, yang miskin masuk surga dan yang kaya masuk neraka. Dalam perumpamaan ini hanya 2 fakta ini yang diajarkan Yesus.

Tapi sayangnya Fakta penting ini tidak pernah disampaikan, kalaupun ada yang mengkhotbahkannya, sudah tidak orisinil lagi karena sudah diplintir dengan tafsiran lain yang sesuai dengan selera si pemimpin agama dengan tafsiran miskin rohani.

Perumpamaan yang kedua tergambar lebih jelas, karena dari perumpamaan ini sebagai jawab dari pertanyaan pemimpin agama /pakar kitab suci yang datang kepada Yesus, coba anda teliti membacanya, karena dari perumpamaan itu dikatakan bahwa pemimpin agama/ahli taurat itu datang dengan motif untuk mengetes Yesus, karena ia tetap memiliki mindset sebagai orang beragama yang cerdas dalam pengetahuan agama tentunya dalam pemikirannya ia adalah orang yang berhak atas kerajaan surga. Ia bertanya apa yang ia harus lakukan untuk mendapatkan kehidupan yang kekal. Lalu Yesus menanyakan apa yang diajarkan oleh kitab sucinya? Orang itu menjawab dengan lancar : “Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu … dst. Dan Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Yesus menjawab bahwa “Benar katamu, perbuatlah demikian maka engkau akan hidup.”

Secara pengetahuan pemimpin agama itu memang menjawab dengan benar. Tapi begitu masuk dalam tataran realitas maka disitulah terjadi kesenjangan. Karena bagaimana ia dapat mengasihi sesama manusia, kalau ia sebagai pemimpin agama sudah lebih dulu membuat tembok hirarki yang membedakan status keadaan seseorang. Ada pemimpin, ada bawahan, ada budak , ada majikan, ada miskin, ada kaya, ada pintar, ada bodoh. Selama jurang pemisah ini masih ada maka sangatlah mustahil, orang bisa mengasihi sama seperti mereka mengasihi diri sendiri.

Kedatangan Yesus menghapus jurang pemisah itu, dengan mengubahnya menjadi manusia baru, yang serupa dengan gambar Allah. Dengan adanya jurang pemisah ini, manusia tidak lagi sama satu sama lain. Maka terbentuklah berbagai asosiasi, sesuai dengan status mereka. Yang ada adalah SESAMA KAYA, SESAMA PEMIMPIN, SESAMA ROHANIWAN, SESAMA PENGUSAHA DAN SEDERET SESAMA SESAMA LAINNYA. Maka untuk membenarkan dirinya/ mengukuhkan statusnya sebagai pemimpin agama, maka dalam mindsetnya sesama yang dimaksud adalah komunitas se agama bukanlah komunitas lain yang tidak seagama atau komunitas kafir maka pemimpin agama itu bertanya kepada Yesus : SIAPAKAH SESAMAMU MANUSIA?

Maka waktu Yesus menjawabnya Ia mengambil 2 contoh SESAMA ( Komunitas) yang ada pada zaman itu, yaitu SESAMA/KELOMPOK/KOMUNITAS ROHANIWAN seperti Para Imam dan orang Lewi sebagai sesama pemimpin ritual/ rohani dan satu lagi SESAMA/ KELOMPOK/KOMUNITAS ORANG SAMARIA. Yaitu SESAMA/KELOMPOK/KOMUNITAS yang dianggap sesat penyembah berhala/ orang tidak seagama atau orang KAFIR. Karena motif kedatangannya adalah untuk mengetes dan mencari kesalahan Yesus yang berujung pada pembunuhan terhadap Yesus di kayu salib, maka para pemimpin agama itu tetap tidak menerima ajaran Yesus, yang justru merupakan kunci rahasia kerajaan surga. Saudaraku yang kekasih dalam Tuhan Yesus Kristus.

Dewasa ini dunia ke agamaan termasuk agama Kristen mengalami kebangkitan di mana gedung gereja dengan kekuatan uang dapat dibangun sangat megah seperti istana. Dan kalau kita coba melihat isi dalamnya, maka kita melihat bermacam macam orang yang ada di dalamnya ada kelompok kaya dan ada kelompok miskin. Apakah mereka bisa menyatu saudara? Memang secara ritual seolah olah mereka menyatu, tetapi secara faktual, mereka tetap terpisah oleh status kedudukan mereka, bak air dengan minyak yang tidak dapat bersatu. Namun secara ritual/ agamawi dengan fasih mereka mengatakan telah mempraktekan ajaran Yesus MENGASIHI SESAMA SEPERTI MENGASIHI DIRI SENDIRI. TETAPI ANTARA YANG RITUAL DENGAN YANG ACTUAL ( FAKTUAL ) Tidaklah SAMA. MENGAPA DEMIKIAN? KARENA ORANG KRISTEN TAHU MENGUCAPKANNYA, TAPI TIDAK MENGETAHUI ARTI SESUNGGUHNYA DARI KATA MENGASIHI SESAMA MANUSIA.

Pemimpin agama yang datang kepada Yesus, justru menanyakan pertanyaan ini: Siapakah Sesama Manusia? Berarti Ia sendiri tidak tahu artinya, Ia sangat fasih membaca ayat ayat itu, sangat fasih mengkhotbahkannya, tapi dalam tataran pelaksanaannya Ia tidak tahu caranya. Melalui tulisan ini kembali saya menyerukan kepada kolega kolegaku, yang mengaku diri sebagai hamba hamba Tuhan dengan berbagai sebutan, pendeta, pastur, tua tua dan sebutan lainnya: Wahai sobat mari kita sama sama melakukan self correction, apakah kita juga sama dengan pemimpin agama itu, hanya fasih mengucapkannya, fasih mengkhotbahkannya. Tapi sesungguhnya kita tidak melakukan apa yang kita ucapkan disebabkan karena memang kita tidak mengerti atau kita memang sengaja tidak mau mengerti?

Dewasa ini kata mengasihi sesama bagi orang Kristen bukanlah suatu ajaran yang baru, tapi sayangnya karena mudah mengucapkannya akhirnya orang Kristen tidak mau peduli akan makna sesungguhnya dari kata mengasihi SESAMA. Mengucapkan Mengasihi Sesama Manusia tanpa mengetahui maknanya merupakan basa basi belaka.

ARTI KATA MENGASIHI SESAMA MANUSIA TIDAK SAMA DENGAN ARTI KATA SESAMA ORANG. Jawaban Yesus atas pertanyaan pemimpin agama itu dengan jelas mengkonfirmasi bahwa SESAMA MANUSIA BUKANLAH SESAMA ORANG! Karena ajaran agamawi yang telah berkembang sejak zaman Yesus sampai zaman sekarang tetap memelihara kekelruan yang sama, mereka mentafsirkan bahwa Sesama Manusia adalah berarti sesama satu agama. Dan bagi orang orang yang universalis mengartikannya sebagai SESAMA ORANG. Manakah arti SESAMA MENURUT YESUS? Apakah mengikuti faham universalis atau faham agama?

Tuhan Yesus mengartikan kata SESAMA MANUSIA DALAM DIMENSI YANG BERBEDA, Kalau orang orang di dunia ini menilai sesamanya berdasarkan dimensi lahiriah yang bersifat penampilan luar, tetapi Yesus menilai Sesama Manusia dari aspek Batiniah, sebab itu ajaran dunia ini dengan ajaran Yesus tidaklah sama alias tidak nyambung. Alkitab mengatakan bahwa ada 2 manusia dalam pribadi seorang manusia, yaitu terdiri dari manusia batiniah dan manusia lahiriah. Dan sejatinya manusia adalah manusia batiniah yang tidak pernah mati dia hidup terus. Sedangkan manusia lahiriah adalah pembungkus/packagingnya yang akan rusak/ habis di makan waktu. Tuhan Yesus datang untuk menyelamatkan manusia batiniah dan memberikan pembungkus baru/ jubah baru. Dan apakah ciri ciri manusia batiniah yang dipilih Yesus? Manusia yang menyadari dirinya sudah berdosa/ sudah rusak dan memohon belas kasihan Allah di dalam Tuhan Yesus.

Orang orang yang demikian akan rela melepaskan bungkusan/packaging lahiriah yang Nampak indah menurut dunia tapi di mata Allah bagaikan borok borok kusta yang perlu disembuhkan.Bahkan Yesus pernah menghardik para pemimpin agama dengan kata kata sbb: Hai kamu orang orang munafik, engkau diluarnya bagus seperti nisan kuburan, tetapi didalamnya merupakan tulang belulang yang membusuk. Semua itu hanya dapat dilihat oleh mata batiniah bukan oleh mata lahiriah yang telah dibutakan oleh Iblis. Dari uraian ini apakah anda sudah dapat membedakan arti kata fasik dengan arti kata Kafir? Dari artikel ini ada beberapa hal penting yang perlu saudara catat.

Pertama bahwa Tuhan bukanlah sesuatu objek/ barang komodity yang dapat dimiliki/ dimonopoli, karenanya Tuhan tidak bisa dibeli oleh apapun, agama, charity, perbuatan baik tidak bisa membeli Tuhan. Sebaliknya Tuhanlah yang memilih orang pilihanNya tanda kutip justru Dialah yang membeli/menebus orang orang pilihanNya, perhatikan di sini ada kata orang orang pilihan berarti tidak semua orang adalah SESAMA yang dimaksud Yesus, dan ini tergambar jelas dari perumpamaan orang Samaria yang murah hati.

Dari 2 pilihan sesama di perumpamaan ini, ternyata Yesus menggunakan dimensi batiniah dalam memilih di mana berbanding terbalik dengan dimensi lahiriah. Yesus memilih orang Samaria yang notabene dianggap KAFIR oleh orang orang beragama. Alkitab mengatakan Yang Terdahulu menjadi yang terkemudian, dan yang terkemudian menjadi yang terdahulu. Tuhan Yesuspun menyatakan di depan pemuka agama itu bahwa kelak perempuan pelacur dan pemungut cukai, yang distigmakan sebagai orang kafir akan mendahului mereka masuk surga.

Apa tujuan Yesus memberi peringatan ini? Dari Peringatan ini Tuhan Yesus ingin mengatakan bahwa mengetahui TORAT/KITAB SUCI/ALKITAB tidak akan berdampak apa apa tanpa bertemu dengan Kristus, lalu bersedia menjadi pengikutNya. Sebaliknya Orang Orang kafir mereka tidak mengenal pengetahuan tentang Torat/Firman, tetapi setelah bertemu dengan Sang Firman ( Torat yang telah menjadi manusia ) mereka langsung meninggalkan hidup lamanya dan mengikut Yesus. Apakah anda sudah bisa melihat perbedaan antara Orang Kafir dengan Orang Fasik? Saudara Keselamatan kekal ternyata ditentukan oleh 2 respon yaitu : Mengikut Yesus ( Menerima ) atau Menolak Yesus ( Tidak Mengikut Yesus ). Namun sayangnya kekeliruan besar yang terjadi dewasa ini bahwa Menerima atau menolak Yesus diindentikan dengan ikut agama Kristen atau tidak ikut agama Kristen, sebab itu tidaklah mengherankan kalau para imam menjadi besar kepala dan bebal, karena sesungguhnya mereka itu bukanlah komunitas sesama yang dipilih Yesus, justru merekalah yang perlu bertobat tanda kutip.

Merekalah yang diingatkan oleh Yesus sebagai yang terkemudian tergantikan oleh orang orang yang dianggap kafir yang tidak memiliki pengetahuan agama. Mengapa orang kafir yang dipilih Yesus? Karena orang kafir tidak menolak Yesus. Bagaimana orang Kafir bisa menolak Yesus, kalau mereka tidak mengenalNya. Sebab itulah Yesus datang sendiri memperkenalkan diriNya. Jadi keselamatan adalah inisiatif Allah sendiri. Bukan inisiatif manusia. Yang diminta dari manusia adalah meresponnya; Menerima jadi PengikutNya atau Menolaknya.

Sedangkan orang fasik adalah kebalikannya adalah orang orang beragama yang merasa diri benar/ merasa diri otomatis sudah selamat, merasa sudah memiliki Torat tanda kutip memonopoli Tuhan, tetapi pada hakekatnya menolak menjadi Pengikut Kristus. Mereka mengenal Tuhan secara ritual agamawi tapi menolak kemanusiaan Kristus yang diam diantara komunitas orang orang pilihanNya. Orang Fasik adalah orang orang serakah apapun agamanya dan menolak melepaskan dunia dengan berbagai keinginannya, sebagai syarat menjadi Pengikut Kristus.

Kiranya tulisan ini memberikan pencerahan dan saya menyadari akan adanya pro kontra atas tulisan ini. Namun sebagai hamba Kristus saya harus menyampaikan kebenaran ini apa adanya dan bagian dari tugas Injili pengikut Kristus. Amin!

Ev. Andereas Dermawan

Artikel oleh: April 28, 2011  Tags:   Kategori : Bahan Khotbah  Sebarkan 

Satu komentar

  1. yulianto - March 24, 2012

    Syalom,
    Memang benar pak, hanya setiap orang yang mengikuti dan meneladani ajaran Yesuslah yang memperoleh kehidupan kekal, bukan yang sekedar mengerti ajaran agamanya saja, karena agama hanyalah sarana saja, tetapi pengenalan akan Yesuslah yang utama. Tetapi ada satu hal yang ingin saya tanyakan, apakah mereka yang mengikuti ajaran Kristus tetapi menolak untuk dibaptis dengan alasan agamanya sudah tradisi nenek moyang mereka. Jadi mereka tetap berdoa pada dewa2 padahal mereka mengikuti ajaran Kristus.

    Mohon jawabannya pak. Terima kasih dan JBU

Tulis Komentar Anda