CARA HIDUP SEBAGAI HAMBA ALLAH

oleh Pdt. Purlani, Kalimantan Timur

“Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil. Kata Maria , ‘ Sesungguhnya aku ini adalah hamba  Allah; jadilah padaku menurut perkataanmu itu’. Lalu Malaikat itu meninggalkan dia.”

Pendahuluan :

Disini Maria menyadari betul bahwa dirinya adalah seorang  hamba Allah, bukan hamba manusia atau hamba setan. Karena itu ia hidup sesuai dengan jati dirinya sebagai hamba Allah.

Siapa hamba Allah itu ?

Dari fakta yang ada dapat disimpulkan bahwa orang yang bisa disebut hamba Allah itu bukan hanya orang-orang tertentu yang memiliki jabatan sebagai Pastor/Gembala Sidang/Penginjil/Nabi/ Rasul dan yang lainnya , melainkan semua umat manusia yang diciptakan oleh Allah. Termasuk kita semua. Saudara dan saya.

Proposisi :

Sebagaiamana Maria bisa mengenali jati dirinya, maka sebagai orang percaya kita juga harus tahu persis siapa jati diri kita sesungguhnya !!!! Sebab tanpa mengetahui jati diri  yang sesungguhnya, kita tidak akan tahu kemana arah hidup kita ini. Dengan mengenalinya  jati diri kita,  itu dapat membantu mengarahkan langkah kemana arah langkah hidup kita.

Ingat jati diri kita adalah juga hamba Allah seperti yang dialami oleh Maria, kita bukan hamba Setan atau manusia .  Sebab itu sebagai seorang hamba Allah kita harus bisa mengarahkan hidup sesuai jati diri yang  kita miliki itu. Kita tidak boleh menyimpang dari jati diri yang ada, kita harus hidup seperti yang dilakukan oleh Maria.

Pertanyaan :  Bagaimana cara hidup sebagai Hamba Allah itu ?

Cara hidup sebagai hamba Allah yang harus kita teladani dari hidup Maria, adalah sebagai berikut :

1.    Berani membuang  kebiasaan hidup yang buruk dan memulaidengan kebiasaan hidup yang baik.

  • Nama Maria dalam bahasa Ibrani artinya keras kepala, dan pemberontak.

Sebelum Maria dapat mengenai jati dirinya sebagai hamba Allah, Maria memiliki kebiasaan hidup yang buruk, yaitu ia sesosok wanita yang keras kepala , suka memberontak, berkepala batu, dan bukan sesosok wanita yang penurut dan taat seperti yang kita bayangkan selama ini.

  • Tetapi setelah ia sadar bahwa dirinya adalah hamba Allah ia tidak lagi seorang yang keras kepala dan suka memberontak, melainkan  ia jadi orang yang saleh, baik, lemah lembut dan taat kepada kehendak Allah.
  • Mengapa orang seperti dia justru dimuliakan hidupnya oleh Allah ? Mengapa ia memperoleh kasih karunia dari Allah ? Mengapa ia dipakai Allah sebagai alat untuk melahirkan Sang Juruselamat ?
  • Jawabannya adalah karena ia mau berubah. Ia tidak membiarkan dirinya dikuasi oleh kebiasaaan yang buruk dan merugikan itu.
  • Aplikasinya : Agar hidup kita dapat dimuliakan Tuhan seperti Maria, milikilah cara hidup sebagai hamba Allah. Jangan miliki cara hidup yang bukan sebagai hamba Allah. Jangan miliki cara hidup yang dilakukan oleh Setan. Jangan miliki cara hidup yang dilakukan oleh orang-orang fasik yang tidak mengenal Allah. Caranya adalah beranilah seperti Maria untuk ambil keputusan membuang segala kebiasaan-kebiasaan buruk yang selama ini menguasai dan mencengkeram hidup kita sehari-hari. Kebiasaan buruk itu jangan dipelihara !!! Buang dan lepaskanlah itu dari hidup kita !!!. Mulailah dengan acara hidup yang baru sesuai dengan kehendak-Nya seperti apa yang telah dilakukan oleh maria !!!.

2.    Tidak bersungut-sungut dalam menghadapi realitas yang tidak menyenangkan.

  • Sebagai hamba Allah, Maria tidak bersungut-sungut saat diperhadapkan dengan realita yang tak menyenangkan. Apa relita itu ? Menerima kehamilan dimasa lajangnya tanpa ada suami dan tanpa melakukan hubungan sex. Relaita ini tidak menyenangkan melainkan menyakitkan dan memalukan. Tetapi  Ia tetap tabah, ia tidak bersungut-sungut,  tetapi ia bersukacita dan bersyukur kepada Allah.
  • Maria tidak berbuat dosa ditengah-tengah situasi yang tidak baik, ia tetap memuliakan Allah.
  • Aplikasinya : Sebagai hamba Allah kita sering juga diperhadapkan dengan realita-realita yang tidak menyenangkan dan tidak kita sukai seperti yang dialami oleh Maria. Bagaimana sikap hati kita ? Siap nggak menerima hal-hal seperti itu ? Ingat , sebagai seorang hamba Allah kita harus memiliki cara hidup seperti maria ini, yaitu tidak boleh suka bersungut-sungut jika diperhadapkan dengan realita apa saja yang tidak menyenangkan, melainkan kita harus tetap bersyukur dan memuliakan Allah.
  • Jangan berbuat dosa ditengah-tengah situasi yang tidak baik dan bertentangan dengan apa yang kita inginkan. Kebiasaan mengomel harus kita buang ( 1 Korintus 10 : 10 – 11 ).
  • Cara membuang kebiasaan bersungut-sungut atau mengomel adalah :

a.     Kita harus sadar bahwa bersungut-sungut atau mengomel itu bertentangan    dengan kebenaran Firman Allah.

b.    Kita harus sadar bahwa bersungut-sungut atau mengomel itu bukan jalan yang terbaik dan tepat dalam menyelesaikan setiap masalah.

c.     Kita harus sadar bahwa bersungut-sungut atau mengomel itu bisa dimanfaatkan oleh Iblis untuk menjatuhkan kita.

d.    Kita harus sadar bahwa bersungut-sungut atau mengomel itu dapat mengakibatkan kita kehilangan damai sejahtera.

e.     Kita harus sadar bahwa bersungut-sungut atau mengomel itu sebagai wujud dipercaya akan pertolongan Tuhan.

f.     Buka box malum seluas-luasnya.

3.    Mempersembahkan hidup untuk rencana Allah.

  • Sebagai hamba Allah, Maria mempersembahkan hidupnya yang kudus dan berkenan dihadapan Allah. Ia rela dipakai oleh Allah untuk mengandung dan melahirkan Sang Juruselamat.
  • Demi Rencana Allah,  Maria tidak malu mengandung bayi Yesus. Ia tidak takut diejek, diolok, dan bahkan dirajam batu oleh masyarakat sekitarnya. Ia   rela mengorbankan dirinya demi pekerjaan Tuhan dalam jangka panjang.
  • Aplikasinya : Sebagai hamba Allah, kita harus berani mempersembahkan seluruh hidup kepada Allah seperti yang dilakukan oleh Maria. Demi pekerjaan Tuhan kita harus berani seperti Maria,  jangan takut menghadapi apa saja yang menghalangi kita. Apakah itu ejekan, olokan, atau bahkan maut sekalipun demi rencana Tuhan kita harus maju terus pantang mundur. dan siap untuk dipakai Allah menyelamatkan jiwa-jiwa yang tersesat ( Roma 12 :12).

Kesimpulan :

Memiliki cara hidup sebagai hamba Allah itu tidak rugi melainkan menguntungkan. Lihat Maria hidupnya dimuliakan Allah. Ia dibuat Tuhan terkenal, dihormati banyak orang, dan menjadi ibu dari orang-orang beriman.. Cara hidup seperti ini harus juga kita miliki, agar hidup kita juga dimuliakan Allah seperti Maria. Cara hidup sebagai hamba Allah adalah cara hidup yang berani meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang buruk, tidak bersungut-sungut dalam situasi apapun, dan mempersembahkan hidup untuk rencana Allah. Rindukah hidup kita dimuliakan Allah ?

Artikel oleh: March 5, 2011   Kategori : Bahan Khotbah  Sebarkan 

Satu komentar

  1. Theofilus.Dwi.Santoso/GSJA Tumbang Samba - March 13, 2011

    Setelah membaca artikel ini,saya pribadi sangat diberkati…Amin

Tulis Komentar Anda