Menciptakan Bayangan Anda Sendiri

Mungkin sulit dipercaya jika akhirnya diungkapkan bahwa hari ini ada 25.000 orang Yahudi di Iran dan 25 sinagog Yahudi di Teheran, dengan 1 perwakilan di Parlemen Iran yang jelas-jelas sebuah negara Islam. Secara relatif orang Yahudi dapat menjalankan ibadah mereka di Negeri Para Mullah tersebut, dan pemerintah Iran serta penduduknya masih dapat membedakan antara sebuah negara seperti Israel dengan orang Yahudi. Apa yang membuat orang Yahudi bertahan di sana?

Memang mengherankan, negara yang menginginkan penghapusan Israel dari peta dunia ternyata memiliki kelompok terbanyak orang Yahudi setelah Israel sendiri dan memiliki perwakilan untuk menyuarakan diri di Pemerintahan. Orang Yahudi di Iran atau Persia sudah berusia 3.000 tahun.Sejarah panjang yang dihadapi dengan jujur oleh orang-orang Iran membuat orang-orang terutama di Indonesia akan terperangah tidak percaya, bagaimana mungkin negara seperti Iran punya perwakilan orang Yahudi di Parlemennya.

Persia (Iran masa lalu) adalah salah satu pemrakarsa hak asasi manusia lebih dari 3000 tahun yang lalu. Raja Koresh memerintahkan setiap bangsa yang berada di bawah kekuasaannya untuk beribadah menurut kepercayaan masing-masing. Pada jaman Ezra, raja Koresh-lah yang memerintahkan mengembalikan seluruh perlengkapan rumah TUHAN yang telah dirampas Nebukadnezar sebelumnya. Ia bahkan membiayai pembangunan kembali rumah TUHAN.

Pada masa revolusi Iran mungkin situasinya sempat jadi sulit, tetapi kini mereka bisa menikmati kebebasan mereka kembali. Negara kita harus belajar sesuatu dari kenyataan tersebut. Orang yang telah turun temurun ada di negeri kita, dapat terancam kehilangan haknya untuk beribadah. Negeri kita yang bermimpi untuk menjadi negeri yang mewakili ‘nurani perjuangan’ perlawanan kaum lemah seperti Palestina, dsb. sulit mengatasi paradigma berpikir yang masih sempit akibat kurangnya kemajuan pendidikan.

Sementara kita juga pusing menghadapi berbagai kasus domestik negeri kita sendiri yang belum ada jalan keluarnya, kemiskinan, kemacetan, moral bangsa, pemberontakan, listrik, pangan, banjir, dsb. Cobalah bandingkan tingkat pendapatan perkapita perpenduduk kita dengan Israel, jauh sekali. Perkapita kita tahun 2009 adalah US$ 2.500 – 4.000 sedangkan Penduduk Israel US$ 28.000. Bagaimana dengan Iran, tahun 2009, perkapitanya US$ 12.900. Sedangkan Taiwan adalah yang tertinggi dengan angka US$ 30.200. Mungkin sekedar sinyalemen saja, semakin tinggi pendapatan perkapita, makin demokratislah sebuah negara.

Belum lagi kalau kita bicara tentang ketahanan negara dan kemampuan militer Israel, juga berkaitan dengan pelaksanaan pemerintahan yang bersih dari korupsi, pelaksanaan hak asasi manusia terhadap warganegara dan tahanan, dsb.

Artinya, ada orang yang sibuk mengurus diri sendiri dan akhirnya berhasil mengatasi berbagai krisis terutama ekonomi dengan bukti begitu tingginya GDP/Pendapatan perkapita penduduknya. Ini tanda kesejahteraan rakyatnya. Tetapi ada juga negeri yang sibuk mengurusi negeri orang lain sementara ia masih bergumul dengan urusannya sendiri. Negeri kita harus banyak memperbaiki keadaan domestik sendiri sebelum kita dianggap mapan untuk membantu negeri lain. Apa yang terjadi akhir-akhir ini dengan kekerasan terhadap orang-orang Kristen dalam beribadah, jadi gambaran ironik terhadap keinginan membantu proses perdamaian negara-negara lain.

Bukankah ini sebuah petunjuk sederhana tentang hidup juga bahwa seberapa baiknya kita di mata orang, akan juga tergantung seberapa baik kita mengatur diri kita sendiri, rumah tangga kita, usaha kita, pelayanan kita, dsb. sebelum kita mengurus orang lain. Kita tidak dapat mengukur orang lain dengan ukuran yang kita sendiri tidak pernah pakai. Sebelum kita mahir menentukan apa yang penting untuk orang lain, kita harus yakin bahwa kita telah mengurus diri kita, keluarga kita, usaha dan pelayanan kita dengan baik.

Untuk menciptakan bayangan anda sendiri, hanya satu caranya, anda harus diterpa dulu oleh cahaya! Mau tidak mau! Anda harus kena dulu barulah bayangan anda akan tercipta.

Artikel oleh: August 9, 2010   Kategori : Artikel  Sebarkan 

2 Komentar

  1. heri widagdo - August 18, 2010

    tulisan yg begini musti dibaca oleh kita sbg bangsa pancasilais sejati. Memang perlu rasanya nilai nilai pancaslia yang dituangkan pada tiap sila itu dilekatkan dalam hati tiap kita warga negara indonesia tercinta. Moga demikian ……..

  2. Adinda - August 18, 2010

    Artikel nya sangat menarik dan memberkati saya pribadi.

Tulis Komentar Anda