The Story of Pdt. Matius Slamet

Saya memanggilnya Oom Slamet karena selama kami mengenalnya sejak di Bogor, ia dan istrinya ibu pdt. Yorrie adalah sebagai Oom Slamet. Pelayanannya membantu Tante Lie di GSJA Suryakencana Bogor, puluhan tahun yang lalu. Ia bersama istrinya saat itu sangat mengenal keluarga kami. Pengalamannya termasuk cukup kaya. Ia pernah menjadi guru, menjadi gembala di Pasuruan, Boro Lawang dan Singosari – melengkapi 41 tahun pekerjaan pelayanannya. Ia cakap dalam menasehati orang dan membimbing orang dengn sabar agar hidup di dalam Tuhan.

Pelayanan yang digelutinya sejak 6 tahun yang lalu memberkati orang-orang desa baik dengan pelayanan rohani maupun sosial hasil kerja sama dengan beberapa perusahaan. Pelayan seperti ini mendatangkan kepuasan tersendiri terhadapnya. Ia berkata, “Kepuasan saya melayani di desa adalah bahwa di desa kita tidak berpikir apakah mereka akan memberi atau tidak, sehingga rasanya pelayanan lebih mendatangkan kepuasan bagi saya.”

6 Tahun yang lalu, untuk memastikan apakah Allah merestuinya untuk mengambil jenis pelayanan lain, ia datang ke Badan Pengurus Daerah untuk menyampaikan bahwa ia ingin berhenti dari pelayanan penggembalaan saat itu. BPD balik bertanya, “Kapan akan berhenti?” yang menjadi sinyal bahwa Tuhan membuka jalan baginya untuk memulai pelayanan baru. Memang untuk memulainya tidak mudah. “Tapi sampai hari ini, Tuhan menolong kami! jadi untuk apa kita takut?” Ujarnya.

Kini, dengan pertolongan Tuhan ia telah berhasil menulis 4 buku yang dicetak dan dijual di toko-toko buku umum. 3 Buku pertama adalah kumpulan ilustrasi kotbah, sedangkan buku ke 4 nya berjudul: CintaMu Lebih Nikmat dari Anggur. Buku terakhir adaah kumpulan kotbah bergaya ekspositori-eksposisi. Cukup baik untuk menambah perbendaharaan kotbah para Pendeta.

Ia hadir sebagai salah satu lulusan SATI di masa lalu – generasi kedua PPTJ dan sempat setahun belajar ketika PPTJ masih berlokasi di Yogyakarta. Ia masih selalu tersenyum jika berjumpa dengan orang-orang. Ia selalu memanggil saya dengan nama kecil saya, yang membawa suasana kekeluargaan bagi saya.

Puji Tuhan! Kiranya Tuhan terus memakainya!

Artikel oleh: July 6, 2010  Tags:   Kategori : Artikel  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda