ASEM Interfaith Dialogue

a-221

Dalam semangat dunia untuk duduk bersama berdialog memecahkan maalah yang mengemuka, 45 Anggota Asia-Europe Meeting (ASEM) berkumpul di Korea, 23 – 25 September 2009, untuk membicarakan isu-isu keagamaan dan sosio-politis. Interfaith Dialogue ini adalah elemen penting dan berarti bagi keseluruhan hubungan Asia dan Eropah.

Dialog antar-agama yang ke 5 yang dituan-rumahi oleh Korea Selatan dan Finlandia, para pemimpin agama dan pemerintahan mengisi dua hari forum dengan judul “Menjembatani Perbedaan melalui Dialog Antar Agama”

Partisipan berusaha mencari solusi atas konflik-konflik regional dan agama, dan krisis ekonomi yang terjadi. Mereka juga membicarakan topik-topik mengenai perbedaan budaya.

ASEM adalah sebuah pertemuan informal kooperatif yang terdiri dari 27 anggota Eropah Bersatu dan 16 negara Asia, juga sekretariat European Commission dan ASEAN.

Dialog antar agama yang pertama diadakan tahun 2005 setelah insiden bom Bali tahun 2002. Pertemuan berikutnya dituan-rumahi oleh satu negara Asia dan satu negara Eropah.

Korea Selatan membagi pengalaman mereka tentang sejumlah agama-agama yang berbeda yang sama-sama ada di negeri ginseng tersebut, kata Menteri Kebudayaan Korsel.

Sejumlah 25 juta orang Korea (dari total 49,5 juta orang) beragama. mayoritas, hampir 30 persennya adalah Kristen, diikuti oleh 23 persen Budha.

Pembicaran di Seoul Korea Selatan tersebut mendiskusikan juga soal: “Interfaith Dialogue and Social Cohesion: Overcoming Current Globall Challenges,” global economical crisis, cultural diversity, regional conflicts, public communications, dan perkembangan program-program dan policy.

Pertemuan ke 1 ASEM Interfaith Dialogue: di bali, tahun 2005

Dalam statement yang dihasilkan sesudah pertemuan tersebut lahirlah pernyataan tentang budaya perdamaian yang berbunyi:

“… budaya perdamaian dan penolakkan total dari pengunaan kekerasan atas nama agama yang bukan hanya dalam komunitas kita tetapi juga pada penduduk dunia … Adalah lebih penting dari apapun bahwa orang-orang dari berbagai agama dan iman untuk berdiri bersatu dan menjadi jelas bahwa mereka tidak akan mengijinkan penggunaan kekerasa untuk memisahkan mereka. Kita mesti menyuarakan melawan mereka yang menggunakan agama untuk merasionalkan terorisme dan pembunuhan.”

Pertemuan ke 2 ASEM Interfaith Dialogue: di Larnaca, Cyprus tahun 2006

Pertemuan ke 3 ASEM Interfaith Dialogue: di nanjing, China tahun 2007

Pertemuan ke 4 ASEM Interfaith Dialogue: di Amsterdam, Belanda, tahun 2008

Pertemuan ke 5 ASEm Interfaith Dialogue: di Seoul Kore, tahun 2009

Artikel oleh: November 28, 2009  Tags:   Kategori : Artikel  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda