Seorang Gembala Sidang (15)

a-111

Tak Mudah Melakukannya!

Suatu hari, kami sekeluarga menonton film di televisi, film Korea tentang seorang tukang masak yang kemudian menjadi tabib (sinshe). Guru dari wanita ini mengatakan sesuatu yang sangat penting. Ia mengomentari pekerjaan wanita tersebut dengan kalimat, “Seorang tabib yang rendah hati akan selalu mencari penyebab penyakit dengan sungguh-sungguh serta sabar. Ia hanya akan memberi resep setelah ia memeriksa dan yakin dengan penyebab penyakitnya.” Saya ingat kata-kata itu sebagai sebuah kebenaran penting. Seorang yang rendah hati adalah seorang yang sungguh-sungguh mau mencari penyebabnya.

Hal ini juga berlaku dalam pelayanan! Seorang Gembala Sidang juga tak bisa menghindari “tuntutan moral” untuk bersabar dalam menghadapi segala sesuatu. Sabar dalam menghadapi tantangan, sabar dalam menghadapi perlawanan, termasuk sabar ketika haknya dipreteli secara diam-diam. Jika anda menemukan saat di mana sejumlah orang dalam gereja anda memberontak atau menunjukkan perlawanan atas kepemimpinan anda, ambillah sikap seperti yang dilakukan Musa.

Jangan tergoda untuk langsung membela diri! Sebab itulah yang diinginkan oleh mereka, yaitu anda meninggalkan wilayah kependetaan anda dan menggunakan cara yang biasa mereka juga gunakan. Mereka dapat melukai anda dengan mudah jika anda berada di luar area di mana Tuhan melatih anda selama ini. Anda harus menyadari bahwa berbagai hal yang dilakukan orang baik secara sengaja atas bisikan Iblis maupun secara tidak disadari sebenarnya bertujuan mengajak anda ke luar dari area didikan Allah. Area di mana anda adalah benar-benar manusia yang melupakan pembentukan Allah. Anda mungkin tidak menyadari bahwa dengan melakukan apa yang diharapkan orang maka anda memberi makan kepada monster dalam diri mereka. Padahal anda dapat membuat monster dalam diri mereka mati, jika saja anda mengikuti apa yang dikatakan Allah dalam firman-Nya. Jangan ke luar dari area itu. Tetaplah di dalamnya. Tetaplah menanggapi segala sesuatu seperti yang dikatakan Tuhan, bukan seperti yang mereka harapkan.

Perbuatan Saul kepada Daud adalah contoh indah. Ketika tiba kesempatan di mana Daud dapat melukai atau membunuh Saul, Daud menolak kesempatan itu. Bukankah seperti kebanyakan para penasehat kita, pembantu Saul berkata, “Tuhan menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu!”. Yang tidak diketahui mereka adalah bahwa bisa saja bukan Allah yang memberikan kesempatan itu! Melainkan Iblis! Dengan tujuan menjadikan Daud sama seperti Saul, seorang yang suka membunuh lawan politiknya. Daud tak bersedia masuk dalam jebakan itu. Ia tetap Daud. Anda tetap anda.

Demikianlah Musa menyelesaikan kasus tersebut. Gangguan kepemimpinan adalah ujian yang mengarah pada emas atau kayu bakar. Anda akan menurunkan derajat anda sebagai seorang hamba Tuhan atau anda mengambil jalan menanjak yang melelahkan tetapi mengesankan hati Tuhanmu.

Sehingga cara terbaik menghadapi perlawanan adalah dengan membawa berbagai hal ini ke hadapan Tuhan. Curahkan isi hatimu di sana, sebab hanya tempat itulah yang paling anda butuhkan ketika badai sangat hebat dan hampir mematahkan pergelangan tanganmu dalam mengemudikan pelayanan. Berdiam di hadapan Tuhan! Berdiam dirilah sampai gelora dan gejolak amarah, dendam dan keinginan merusak dalam hati dan pikiranmu mulai reda. Dorongan yang muncul pertama kali ketika anda begitu marah biasanya salah. Biasanya akan merusak dan menambah masalah. Tetapi dengan bersabar, maka lahirlah apa-apa yang lebih baik dan berkenan kepada Allah.

Apa yang akan anda temukan di dalam kediaman bersama Allah? Anda akan mendengar suaraNya. Ya saya menjamin hal ini! Atau lebih baik saya mengatakan bahwa firman Allah yang menjaminnya! Benarkah Allah dapat sekeras yang kita dengar dari beberapa orang bahwa Ia tidak berbicara pada kita, ketika kita mengalami tekanan berat! Saya tak mempercayainya. Saya mengalami berkali-kali dan selalu Ia menjumpai saya pada saat saya dengan tulus membawa diri saya kepada-Nya. Ia berbicara di dalam pikiran dan hati saya. Batin saya diajaknya berdialog. Mulai dari pikiran paling liar, paling jahat, sampai pada pikiran yang paling membawa damai. Saya tak berdusta! Ia menjumpai saya. Itu sebabnya saya mengenal Dia dengan pengalaman saya.

Tuhan itu ada! Allah itu nyata! Masuklah dalam pergumulannya! Jangan banyak bicara! Diam saja! Jangan mengumbar kata-kata karena kata-kata kita menipu kita pada saat menghadap Tuhan dalam keadaan kacau. Mulut kita akan berkata bahwa “keadaan terkendali” padahal keadaan saudara benar-benar kacau. Jadi lebih baik diam saja! Lebih baik tenang saja!

Artikel oleh: September 12, 2009  Tags:   Kategori : Artikel, Artikel Gembala Sidang  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda