Seorang Gembala Sidang (9)

a-111

Kesombongan

Sedangkan jika seorang Gembala Sidang memiliki ukuran keberhasilan yang tak terkait dengan pertumbuhan dirinya kecuali hartanya, lihatlah bagaimana sesuatu yang sebaliknya terjadi padanya. Anda akan melihat sesuatu yang berubah dalam dirinya. Hal itu adalah kesombongannya atau keangkuhan.

Setiap orang dapat dengan mudah menjadi sombong. Segala kelebihan dan kekurangan dapat menjadikan orang menjadi sombong. Kepandaian, kekayaan, ketampanan, kecantikan, kepribadian dapat menjadi pemicu kesombongan dalam diri kita. Tetapi jangan keliru juga, sebab kemiskinan dan kesengsaraan dapat menjadikan orang sombong. Penderitaan dapat menjadikan seseorang sombong manakala ia merasa dialah yang paling menderita. Kesombongan selalu ada di dua kutub, kutub kiri dan kutub kanan. Kita harus berhati-hati.

Tak sedikit orang yang miskin dengan kesombongan di atas rata-rata. Tak mau menerima nasihat, selalu mengkritik orang kaya, tak bersedia bersalaman dengan orang kaya, dan sebagainya. Keanehan demi keanehan terjadi di sekitar kita. Anda menemukan orang kaya yang rendah hati, dan orang miskin yang sombong.

Seorang Gembala Sidang sering dibingungkan dengan kaum kaya dalam gereja. Tetapi tak jarang juga seorang Gembala Sidang dibuat pusing karena kaum miskin dalam gereja. Anda perlu mencari orang miskin yang sesungguhnya. Jika anda bisa bedakan antara orang yang lemah (weak) dan lemah tapi jahat (idle), keduanya menunjuk pada orang yang lemah, tetapi yang terakhir adalah mereka yang lemah tapi tak perlu dikasihani. Kejahatan mereka telah membuat Tuhan menutup pintu hati-Nya. Orang yang merasa terkekang seperti Korah, Datan dan Abiram dan kaum keluarganya adalah minoritas. Tetapi Allah harus menghukum mereka karena kejahatan mereka kepada Musa, Bilangan 16:1-33.

Sama dengan hamba terakhir yang mendapat kepercayaan satu talenta tetapi dalam laporannya ia mengatakan kepada tuannya bahwa tuannya adalah orang jahat, Matius 25. Nah itulah hamba miskin yang jahat. Walaupun seorang Gembala Sidang tak pernah mengharapkan orang pergi dari gerejanya, tetapi kadang-kadang hatinya dihinggapi oleh suara doa dari ruang hampa yang berkata “Sebaiknya beberapa orang tidak ada lagi di dalam gereja!â€

Tak semua janda adalah janda kata rasul Paulus. Hanya mereka dengan syarat-syarat yang disebutkannya dalam 1 Timotius 5. Sejak dulu, orang Kristen dilatih untuk membedakan mana yang butuh perhatian dan mana yang tidak butuh perhatian atau belas kasihan. Tak mudah untuk menjalankannya.

Kesombongan bagi seorang Gembala Sidang adalah awal kejatuhan. Tak ada dosa yang lebih menyebalkan Tuhan dan manusia selain dosa kesombongan. Kesombongan inilah yang menyebabkan Iblis dan sebagian malaikat jatuh dan dibuang, Yehezkiel 28. Kesombongan baik yang dijalankan secara santun oleh seorang Gembala Sidang, maupun yang dilakukan secara mencolok dan kasar sama-sama membangkitkan kebencian di hati Tuhan.

Kesombongan selalu memiliki selimut halus yang indah. Atas nama kebenaran, keadilan dan kesetiaan, kesombongan dapat secara vulgar menampakkan diri. Anda bisa berdiri di depan seseorang dan mencecarnya dengan kebenaran yang anda miliki sampai ia terhenyak dan menangis tersedu-sedu karena kejahatannya sangat dibukakan sehingga Tuhan pun ikut malu melihatnya. Ia tidak akan bertobat. Sebaliknya dengan segala kebencian ia akan membuntuti kemana anda pergi sambil mengutuki anda. Anda sendiri pasti yakin sedang menjalankan sebuah misi illahi untuk membela kasus Tuhan melawan manusia.

Jangan pikir Tuhan selalu setuju dengan yang anda lakukan! Belum tentu! Sebab jika anda mencecar seseorang tanpa belas kasihan untuk sebuah kesalahan yang anda tidak lakukan, anda mesti mengingat bahwa di sudut lain dari hidup anda ada juga kesalahan, yang seandainya ada orang lain yang tahu apa yang ada di pikiran dan hati anda, anda akan mendapat giliran untuk menangis juga.

Bengisnya kebenaran hanya cocok untuk begal yang tak berpikiran. Cambuk kebenaran hanya cocok untuk kuda liar yang susah diatur. Tetapi ia dapat mematikan seorang penjahat amatiran yang telah berjuang berkali-kali ingin bertobat. Kebencian dapat menjadikannya seorang penjahat tulen, bukannya membawanya pada pertobatan. Ia yang tak sengaja berdosa, dapat dibuat menjadi pendosa yang sengaja hanya karena kita salah dalam menyampaikan kebenaran kepadanya.

Sebagai seorang Gembala Sidang, anda diberikan sebuah pilihan. Anda harus memilih antara hikmat atau kekayaan. Pilihlah hikmat, jangan kekayaan. Sebab hanya mereka yang memiliki hikmat yang akan dapat mengendalikan kekayaan. Salah satu hikmat yang besar yang disediakan Tuhan bagi seorang Gembala Sidang adalah kemampuan untuk melihat kesulitan untuk sampai ke pintu perubahan total dalam diri seorang pendosa. Seorang Gembala Sidang membimbing jemaatnya dengan seluruh kesabaran yang menjadikannya tergambar kurang tegas, kurang berwibawa dan tak sehebat seorang penginjil.

Tak usah kuatir! Kesabaran andalah yang selama ini membuat gereja dan pelayanan anda tetap berdiri! Kesabaranlah yang membuat mereka yang menaikkan tangan menentang anda masih tetap ada di dalam gereja. Bayangkan jika Tuhan menjadi tidak sabar! Dalam nada guyonan, dapatkah anda membayangkan jika Allah kita adalah seperti kebanyakan Penginjil yang kelihatan kurang sabar? Tentu tak ada satupun yang bakal masuk surga!

Jika Tuhan sendiri sabar terhadap kita, maka Ia juga mengharapkan kita sabar dengan mereka. Tetapi kesombongan justru adalah musuh dari kesabaran. Anda tak mungkin memiliki kedua hal ini dalam diri anda. Keduanya memiliki sifat saling membunuh. Jika anda memiliki kesombongan, anda pasti tidak sabar. Jika anda sabar, anda pasti tidak sombong. Mengherankan juga bagaimana kita bisa melihat kedua kontras ini. Coba renungkan apakah yang saya katakan ini benar atau tidak?

Kesombongan akan menempatkan anda di atas setiap orang, lebih unggul dari yang lainnya. Dalam sebuah persekutuan, akan sangat indah jika kita bisa mengakui betapa pentingnya setiap orang. Atau semakin indah lagi jika yang satu menganggap orang lain lebih penting. Itulah surga di dalam dunia. Tetapi semuanya akan berubah menjadi neraka di dunia jika salah satu justru menganggap dirinya lebih penting dari yang lain. Runtuhlah sebuah persekutuan.

Salah satu hal positif yang bisa anda lakukan sebagai Gembala Sidang adalah dengan biasa memuji orang. Berikanlah apa-apa yang layak diterima oleh orang, maka mereka akan mengembalikan kepadamu apa yang kau inginkan. Ini selalu menjadi pengalaman saya. Jika saya mendahului dengan menghormati orang sebagaimana seharusnya, saya temukan bahwa saya mendapatkan juga apa yang saya tidak ucapkan. Meletakkan orang pada tempat yang seharusnya selalu memberi dampak positif. Kecanggungan memuji kelebihan orang sebagaimana seharusnya, selalu seimbang dengan besarnya keangkuhan dalam diri kita.

Kesombonganlah yang membuat anda gegabah untuk memasuki hubungan yang tak seharusnya dengan orang lain. Kesombongan membutakan mata anda bahwa anda saat ini hanya berdiri di atas sebuah tonggak dengan satu kaki. Anda lupa bahwa apa yang anda lakukan dapat meruntuhkan segalanya yang sudah anda bangun. Semua dapat jatuh dan runtuh dalam sekejap. Kesombongan akan memperkuat keyakinan bahwa anda takkan mengalami kerugian banyak sekalipun dosa anda terbongkar.

Kesombongan tersimpan dalam karakter anda. Pembawaan anda hanya menjadi bagian tak terpisahkan dari karakter anda. Anda bisa menjadi seorang yang berapi-api dalam berbicara, bayangkan jika hal itu ditujukan untuk kotbah-kotbah anda. Tentu sangat baik sekali. Tetapi bayangkan jika kesombongan telah sulit dibedakan dari karakter anda, betapa rusaknya diri kita. Bukankah hanya karakter yang akhirnya membedakan kita apakah kita milik Tuhan atau bukan?

Kerendahan hatilah yang membuat anda dikuasai ketakutan, kecemasan dan kengerian sewaktu anda mulai mencoba-coba untuk berdosa. Anda tahu bahwa jika orang lain tahu apa yang anda lakukan, akan hancurlah semuanya. Keluarga anda, anak-anak anda dan gereja anda, semua orang yang mengasihi dan menghormati anda akan terluka. Kemudian anda berpikir ulang untuk melanjutkan atau tidak. Akhirnya anda memilih untuk berhenti dan bertobat. Itulah jalan keselamatan seorang Gembala Sidang.

Seorang Gembala Sidang bukan manusia super yang kebal terhadap serangan Iblis. Ia sebenarnya adalah target kedua sebelum segalanya menohok kepada Allah yang hidup. Kendalikan anak nakal dalam diri anda. Sebab jika tidak, maka ia akan mengendalikan anda. Ia akan menjadi monster yang harus anda beri makan setiap saat. Anda akan kewalahan, kemudian pada gilirannya ia akan membunuh masa depan anda.

Akar segala kejahatan seorang Gembala Sidang bersumber pada kesombongannya. Sepanjang hidup kita sebagai seorang Gembala Sidang, masalah inilah yang harus kita taklukkan. Kesombongan akan membutakan mata rohani anda. Kesombongan akan membuat anda tuli terhadap keluhan dan suara orang.

Menarilah dengan tarian anda sendiri! Jangan menari dengan tarian orang lain. Sebab anda tak akan pernah bisa menduga maksud tersembunyi yang ada dalam hati orang lain. Tak semua kawan adalah benar-benar kawan. Kawan sejati kita adalah komitmen hati kita sebagai seorang Gembala Sidang pada prinsip-prinsip yang kita yakini berasal dari Alkitab.

Salah satu tips lain untuk menguji apakah kita sudah terjangkit dengan kesombongan atau tidak adalah dengan memperhatikan lingkungan pergaulan kita sebagai hamba Tuhan. Jika kita tak lagi memiliki teman-teman lama kita, mungkin teman kuliah, atau teman masa kecil kita, teman pergaulan 15 tahun yang lalu, ada kemungkinan orang memang menghindari kita. Mungkin mereka agak segan mendekat pada anda. Mereka takut memanggil anda dengan nama. Mesti ada sebutan lain di depan nama anda yang membuat mereka tak nyaman. Jika anda gusar ketika nama anda dipanggil tanpa embel-embel di depannya, kemungkinan anda sudah terjangkit penyakit tersebut. Segeralah kembali kepada teman-teman anda, hubungi mereka dan sapa mereka dengan nama mereka. Berbahasalah seperti dulu, buatlah mereka nyaman memanggil saudara dengan sebutan nama yang dulu. Biasanya itu akan mencairkan keadaan dan menyelamatkan diri anda.

(Bersambung …)

Artikel oleh: August 30, 2009  Tags:   Kategori : Artikel, Artikel Gembala Sidang  Sebarkan 

Tulis Komentar Anda